Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 17 Januari 2022

Jakarta, ICMES. Artis perempuan komedian Israel Noam Shuster-Eliassi merilis lagu satir yang mengejek kemesraan hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel.

Media Iran melaporkan bahwa telah terdengar suara ledakan dan kecamuk sistem anti serangan udara di tiga kota di Iran barat.

Sebuah situs yang membidangi analisis intelijen memuat sebuah daftar tujuh tempat yang akan menjadi target serangan Iran jika negara Yahudi Zionis itu jadi menyerang Iran sebagaimana ancaman yang berulang dilontarkan oleh para pejabat Zionis.

Perjanjian kemitraan strategis komprehensif berjangka waktu 25 tahun yang ditandatangani oleh Iran dan China pada Maret 2021 mengundang perhatian internasional.

Berita Selengkapnya:

Soal Normalisasi, Artis Cantik Komedian Israel Lantunkan Lagu Satir tentang Dubai

Artis perempuan komedian Israel Noam Shuster-Eliassi merilis lagu satir yang mengejek kemesraan hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel.

Penyanyi Yahudi Israel berdarah Iran itu menampilkan lagunya sembari melucu dengan menyebut dirinya “Haifa wannabe”, dengan tujuan menyindir Haifa Wehbe, penyanyi populer Lebanon yang sedemikian anti-Israel dan pro-Hizbullah sehingga pernah menyebut Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah sebagai pria yang mendebarkan jantung hatinya setiap kali memandangnya.

Noam Shuster yang lancar berbicara bahasa Arab dan cukup aktif di media sosial dikenal sebagai pendukung persamaan hak bagi warga Palestina. Belakangan ini dia tampak membawakan lagu satir dalam sebuah acara  di Makan, saluran TV berbahasa Arab milik Israel.

Dengan berulang kali mengucapkan nama Dubai, ibu kota UEA, dalam lirik lagu tersebut,  Noam Shuster menyebut orang Arab Dubai sebagai orang Arab terbaik karena karena kaya dan melupakan orang-orang Palestina yang teraniaya. Dia juga mengisyaratkan bahwa Israel mendapat banyak uang dari UEA yang abai terhadap nasib bangsa Palestina.

“Hilanglah di ujung terowongan, andaikan semua orang Arab adalah Dubai, menginginkan pamannya, Israel, tetap hidup dengan mengguyurkan air pada kami. Tak ada yang lebih manis daripada mereka, yang punya jutaan dan melupakan bangsa tersungkur Palestina. Mereka melupakan Palestina,” bunyi lirik lagu itu.

Lirik yang sebagian besarnya berbahasa Arab dan setiap kalimatnya di akhirinya dengan bunyi “ai”, juga menyebutkan, “Mereka mengatakan Israel tetap mendapat air untuk air, Dubai, Dubai, Dubai. Harapan kami ialah hilangnya kesaradan Arab, sebagaimana Dubai yang telah lupa. Kami kepung Gaza, andaisemua Arab adalah Dubai.

Lagu ini membuat nama Noam Shuster-Eliassi menjadi trending dan viral dengan beragama komentar netizen, yang banyak di antaranya memastikan bahwa lagu itu tidak benar-benar mempromosikan perdamaian ataupun normalisasi, melainkan lebih merupakan satir dan meledek pihak-pihak Arab, terutama UEA yang menjadi pionir gerakan normalisasi hubungan dengan Israel di masa kekinian.

Pada Februari 2019 nama Noam Shuster-Eliassi juga pernah viral setelah dia membuat pernyataan satir di TV mengenai “lamaran pernikahan” yang dia buat kepada Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman di TV.

UEA meneken perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), pada 15 September 2020, dengan mediasi presiden AS saat, Donald Trump.  Langkah UEA ini kemudian disusul dengan langkah serupa dari sejumlah negara Arab lain, yaitu Bahrain, Sudan dan Maroko.

Sedangkan Arab Saudi yang dalam banyak hal sejalan dengan UEA dan Bahrain, meski terindikasi kuat menjalin hubungan diam-diam dengan Israel, namun sejauh ini masih tampak enggan memperlihatkan hubungan itu secara terbuka dan resmi. (raialyoum/albawaba)  

Suara Ledakan Misterius Terdengar di Tiga Kota Iran, Ada Apa?

Media Iran melaporkan bahwa telah terdengar suara ledakan dan kecamuk sistem anti serangan udara di tiga kota di Iran barat pada Sabtu malam (15/1).

Menyusul kabar itu, juru bicara Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, demikian pula Wakil Gubernur Hamadan Urusan Keamaman, menyatakan bahwa sumber suara ledakan belum jelas, sedang diselidiki oleh berbagai pihak terkait, dan akan diumumkan setelah diketahui penyebabnya.

Namun demikian, saluran Failaq Al-Quds yang dekat dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) melaporkan bahwa pasukan elit Iran menepis dugaan telah terjadi insiden militer ataupun latihan perang dari pihak pertahanan udara di kawasan barat.

Mengutip keterangan seorang narasumber, saluran itu juga menyebutkan bahwa suara itu tak hanya terdengar di wilayah Iran, melainkan juga di wilayah Turki dan Irak.

Terdengarnya suara ledakan misterius di Iran menjadi peristiwa sensitif karena Israel telah berulang kali mengancam akan menyerang situs-situs nuklir Iran, di tengah jalannya perundingan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia di Wina, Austria. (raialyoum)

Ini Tujuh Target Serangan Balasan Iran di Israel Jika Israel Menyerang Iran

Sebuah situs yang membidangi analisis intelijen memuat sebuah daftar tujuh tempat yang akan menjadi target serangan Iran jika negara Yahudi Zionis itu jadi menyerang Iran sebagaimana ancaman yang berulang dilontarkan oleh para pejabat Zionis.

Dikutip Rai Al-Alam, Ahad (16/1), sebuah laporan yang dimuat di situs The Cyber Shafarat–Treadstone 71 menyatakan; “Jika Israel menyerang fasilitas nuklir di Iran, entah operasi ini berhasil ataupun gagal, maka ada tujuh titik strategis di Irak yang bisa jadi akan mendapat serangan rudal pada jam-jam pertama setelah serangan Israel.”

Laporan itu menjelaskan bahwa tujuh titik itu sangat strategis dan penting di Israel sehingga sangat berpotensi menjadi target serangan rudal Iran.

Tujuh target ialah sebagai berikut;

1. Pusat Penelitian Nuklir di Dimona, yang mencakup fasilitas untuk produksi plutonium dan infrastruktur lain untuk senjata nuklir.

2. Fasilitas Tirush, yang merupakan situs pertama untuk menyimpan hulu ledak strategis, termasuk hulu ledak nuklir, di Israel.

3. Fasilitas Eilaboun, yang merupakan situs kedua untuk menyimpan hulu ledak nuklir taktis di Israel.

4. Fasilitas Kfar Zachariah, yang di ditujukan untuk menyimpan dan menyebarkan rudal nuklir.

5. Laboratorium Penelitian Nuklir Nahal Sorek , situs yang didedikasikan untuk penelitian, desain, dan produksi senjata.

6. Fasilitas Yodfat, yang dimaksudkan untuk instalasi senjata nuklir.

7. Fasilitas Rafael Rafael, yang diyakini bekerja secara khusus untuk instalasi senjata nuklir.

Laporan itu memperkirakan tingkat keberhasilan Iran dalam serangan itu mencapai lebih dari 85%, sedangkan jenis rudal yang akan digunakan Iran ialah Dezful dan Haji Qasim. (alalam)

Perjanjian Kemitraan 25 Tahun Iran dengan China Jadi Sorotan Dunia

Perjanjian kemitraan strategis komprehensif berjangka waktu 25 tahun yang ditandatangani oleh Iran dan China pada Maret 2021 mengundang perhatian internasional dan liputan media yang luas.

Sejak dikenai sanksi lagi oleh Amerika Serikat (AS), Iran berusaha meningkatkan kekuatan ekonominya dengan memperluas hubungan dengan negara-negara Asia dan berupaya mandiri dalam berbagai sektor utama.

Di bawah strategi itu, pada Maret 2021 Iran dan China menandatangani perjanjian kemitraan untuk memperkuat aliansi ekonomi dan politik yang sudah berlangsung lama.

Perjanjian itu secara resmi mendokumentasikan Kemitraan Strategis Komprehensif Sino-Iran yang telah diumumkan dalam  kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Teheran pada tahun 2016.

Kesepakatan itu menetapkan garis besar kerjasama kedua negara di bidang-bidang politik, budaya, keamanan, pertahanan, regional, dan internasional untuk 25 tahun ke depan. Kesepakatan itu juga membuka jalan bagi partisipasi Iran dalam Belt and Road Initiative, sebuah proyek infrastruktur ambisius yang membentang dari Asia Timur hingga Eropa.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, Sabtu (15/1), mengatakan bahwa perjanjian kemitraan itu akan “win-win” bagi kedua negara karena melayani kepentingan kedua belah pihak.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Kamis pekan lalu majalah terkemuka AS Foreign Policy (FP) menilai perkembangan hubungan Iran-China  mengusik AS dan mengamankan akses China ke minyak Iran dan komoditas penting lainnya.

“Iran akan mendapatkan miliaran dolar dalam investasi energi dan infrastruktur China, mengurangi efektivitas sanksi AS” tulis FP.

Disebutkan bahwa sebagian besar kerja sama Beijing dan Teheran berfokus pada hubungan ekonomi dan diplomatik, dab bahwa investasi China akan memberikan stimulus ekonomi dan pendapatan bagi Iran sehingga semakin menyurutkan efektivitas sanksi AS terhadap Iran.

Lembaga The Center for Strategic and International Studies di Washington dalam artikelnya yang diterbitkan pada 29 Maret 2021 menyebutkan;  “China mungkin telah membuat keuntungan strategis baru yang besar dalam Teluk Persia, dan salah satu yang memberikan pengaruh besar di kawasan MENA (Timteng dan Afrika Utara) serta pengaruh baru yang besar dalam bersaing dengan AS.” (mm/mna)