Jakarta, ICMES. Pasukan elit Iran Korps Gardal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan 10 negara membela rezim Zionis Israel ketika Iran melancarkan badai serangan rudal dan drone dalam operasi bersanji Janji Sejati, namun mereka gagal untuk menangkis serangan balasan tersebut.
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pihaknya telah menyerang dua kapal perusak AS di Laut Merah dan sebuah kapal Israel di Samudera Hindia dengan drone.
Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengintrogasi para pekerja di dua rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebagai konfirmasi awal bahwa penyelidik pengadilan ini sedang berbicara dengan staf medis tentang dugaan kejahatan di Gaza.
Berita selengkapnya:
IRGC Nyatakan Serangannya Masuk Meski Israel Dibela oleh 10 Negara
Pasukan elit Iran Korps Gardal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan 10 negara membela rezim Zionis Israel ketika Iran melancarkan badai serangan rudal dan drone dalam operasi bersanji Janji Sejati, namun mereka gagal untuk menangkis serangan balasan tersebut.
“Selama operasi balasan Iran itu 10 negara menawarkan bantuan pertahanan kepada rezim Zionis (Israel),” kata juru bicara IRGC Brigjen Ramezan Sharif, Senin (29/4).
Menurutnya, setelah operasi tersebut, Iran berhasil meraih kemenangan atas sistem ofensif negara-negara terkemuka di dunia.
Dalam serangan pada tanggal 13 April itu Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah pendudukan Palestina sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Damaskus, ibukota Suriah, pada tanggal 1 April.
Serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus menggugurkan dua perwira tinggi Pasukan Quds IRGC, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, serta lima perwira pendampingnya.
Agresi rezim Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah menuai kecaman luas dari masyarakat internasional.
Juru bicara IRGC lebih lanjut mengatakan tidak ada negara yang ingin Iran meraih kesuksesan dalam operasi militernya terhadap Israel, namun seluruh bangsa Iran sangat mendukung langkah nasional tersebut, dan setelah 50 tahun, Iran menampar wajah Israel dengan sangat keras sehingga rezim Zionis sulit mempercayainya.
Dia memastikan Iran melakukan serangan balasan terhadap Israel dengan menggunakan senjata yang diproduksi di dalam negeri.
“Operasi Janji Sejati bukanlah latihan militer, melainkan ajang operasi yang sebenarnya,” sambungnya.
Dia juga menyebutkan bahwa operasi itu dilakukan dalam skala besar sehingga rezim Tel Aviv dan sekutunya harus menghabiskan banyak waktu untuk memikirkannya.
Ramezan Sharif menambahkan bahwa operasi militer Janji Setia bukanlah tindakan mendadak karena rezim Israel dan sekutunya sudah menunggu serangan tersebut ketika drone pertama ditembakkan namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Dia lantas memastikan Iran sekarang menjadi negara yang aman berkat Pertahanan Suci dan upaya besar Angkatan Bersenjatanya serta pedoman Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayid Ali Khamenei.
“Tidak ada yang berani menyerang negara kita,” tegasnya.
Oposisi Turki mengklaim bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah membantu Israel dengan memberikan informasi intelijen dari pangkalan Kurecik di Turki kepada rezim tersebut.
Namun, kantor Erdogan menepis klaim tersebut dan mengatakan Ankara memberikan informasi intelijen dasar hanya kepada anggota NATO dan bukan Israel. (mm/alalam/presstv)
Pasukan Yaman Serang Dua Kapal Perusak AS di Laut Merah
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pihaknya telah menyerang dua kapal perusak AS di Laut Merah dan sebuah kapal Israel di Samudera Hindia dengan drone.
Hal ini disampaikan dalam pernyataan yang disiarkan televisi oleh juru bicara militer pasukan “Ansar Allah”, Yahya Saree, pada Senin malam (29/4).
“Sebagai pembelaan atas rakyat tertindas Palestina, dan sebagai tanggapan atas agresi Amerika-Inggris terhadap negara kami, Angkatan Bersenjata melancarkan operasi militer terhadap kapal perang musuh di Laut Merah.”
Dia menyebutkan bahwa operasi tersebut termasuk “menyasar dua kapal perang Amerika dengan sejumlah drone yang berhasil mencapai tujuannya.”
Saree menambahkan, “Angkatan laut, pasukan rudal, dan angkatan udara menargetkan kapal CYCLADES dalam operasi gabungan di Laut Merah, dan serangannya akurat.”
Dia menjelaskan bahwa kapal itu diserang karena melanggar larangan lewat bagi kapal yang berlayar menuju pelabuhan Palestina pendudukan.
Menurut Saree, unit pasukan drone Yaman juga menyerang kapal Israel MSC ORION di Samudera Hindia dengan sejumlah drone.
“Dengan dukungan rakyat besar dan bebas di negara ini, kami akan terus melakukan operasi militer untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan membela Yaman tercinta,” lanjutnya.
Sebagai bentuk “solidaritas dengan Gaza,”yang diinvasi oleh militer Rezim Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023, Yaman menyerang kapal Israel atau kapal yang terkait dengannya di Laut Merah dan Laut Arab.
AS dan Inggris melakukan intervensi melalui koalisi yang melancarkan serangan terhadap posisi-posisi tentara Yaman kubu Ansarullah sehingga ketegangan meningkat sejak Januari lalu, dan tentara Yaman mengumumkan bahwa mereka sekarang menganggap semua kapal AS dan Inggris sebagai target militernya.
Belakangan, tentara Yaman menegaskan bahwa mereka akan memperluas serangannya dengan “mencakup kapal-kapal musuh yang melintas di Samudera Hindia melalui rute Tanjung Harapan.” (raialyoum)
Mahkamah Pidana Internasional Usut Kejahatan Israel di Berbagai RS di Gaza
Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengintrogasi para pekerja di dua rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebagai konfirmasi awal bahwa penyelidik pengadilan ini sedang berbicara dengan staf medis tentang dugaan kejahatan di Gaza.
Dua sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini mengatakan kepada Reuters bahwa penyelidik ICC memperoleh kesaksian dari para staf yang bekerja RS Al-Shifa, rumah sakit utama di Kota Gaza di utara Jalur Gaza, dan RS Nasser, rumah sakit utama di Khan Yunis di selatan.
Sumber tersebut menolak memberikan rincian lebih lanjut dengan alasan kekhawatiran atas keselamatan para saksi.
Salah satu sumber mengatakan kejadian di sekitar rumah sakit tersebut dapat menjadi bagian dari penyelidikan ICC, yang sedang memeriksa kasus pidana terhadap individu atas “kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan agresi.”
Kantor Kejaksaan ICC menolak mengomentari masalah operasional dalam penyelidikan yang sedang berlangsung, dengan alasan perlunya menjamin keselamatan korban dan saksi.
ICC menyatakan pihaknya sedang menyelidiki kedua sisi konflik, termasuk serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap Israel dan serangan Israel di Gaza.
Selama perang, dua rumah sakit utama di Gaza menjadi sasaran utama Israel, ketika pasukan Israel mengepung dan menyerbu keduanya dengan dalih bahwa Hamas menggunakannya untuk tujuan militer, namun hal ini dibantah oleh Hamas dan staf medis.
Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Palestina menyerukan penyelidikan setelah ratusan jenazah digali dari kuburan massal di RS Nasser.” Kedua sumber tersebut tidak dapat menentukan apakah masalah kuburan tersebut merupakan bagian dari interogasi.
Israel membantah melakukan kejahatan perang, termasuk di dalam atau di sekitar rumah sakit di Gaza, dan mengatakan semua aktivitas militernya di sana dibenarkan oleh keberadaan para kombatan Hamas.
Sesuai perjanjian internasional, rumah sakit harus dilindungi selama perang sehingga serangan terhadapnya dianggap sebagai kejahatan perang, meskipun rumah sakit dapat kehilangan perlindungan ini dalam beberapa keadaan jika digunakan oleh kombatan dengan cara yang merugikan pihak lawan. (raialyoum)