Rangkuman Berita Utama Timteng  Rabu 24 April 2024

Jakarta, ICMES. Jubir sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, dalam sebuah rekaman video  memastikan Israel keteteran menghadapi perlawanan sengit para pejuang Palestina di Jalur Gaza, dan menegaskan pula bahwa serangan balasan Iran terhadap rezim Zionis tersebut telah mencetak aturan main baru dan menjungkir balikkan kalkulasi musuh.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menegaskan bahwa rezim pendudukan Israel akan menghadapi reaksi yang memusnahkan dari Iran jika nekat lagi menyerang Iran.

Berita selengkapnya:

Abu Obaida: Serangan Balasan Iran Letakkan Aturan Main Baru dan Kacaukan Kalkulasi Musuh

Jubir sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, dalam sebuah rekaman video pada hari Selasa (23/4) memastikan Israel keteteran menghadapi perlawanan sengit para pejuang Palestina di Jalur Gaza, dan menegaskan pula bahwa serangan balasan Iran terhadap rezim Zionis tersebut telah mencetak aturan main baru dan menjungkir balikkan kalkulasi musuh.

“Musuh yang jahat itu berusaha memulihkan wajahnya, namun yang mereka dapat justru bertambahnya kehinaan dan aib mereka,” ujarnya.

“200 hari setelah pertempuran Badai Al-Aqsa, musuh kriminal masih berusaha memulihkan citranya, dan musuh masih terjebak di pasir Gaza. Musuh tidak akan mendapatkan apapun selain rasa malu dan kekalahan,” sambungnya.

Dalam pernyataan yang dikemukakan setelah 200 hari pertempuran Badai Al-Aqsa itu, Abu Obaida menyebut pasukan Zionis masih “terkatung-katung” di Gaza dan menderita kekalahan.

“Sudah 200 hari, dan resistensi kami di Gaza menguat sekokoh gunung-gunung Palestina, dan kami apa yang kami dokumentasikan hanyalah bagian kecil dari gempuran para pahlawan kami terhadap musuh,” ungkapnya.

“Kami akan melanjutkan hamtaman dan perlawanan kami selagi agresi entitas pendudukan ataupun eksistensinya masih berkelanjutan di sejengkal manapun di tanah kami,” sambungnya.

Jubir Brigade Al-Qassam menilai Israel berusaha mengesankan kepada dunia bahwa pasukan Zionis telah menumpas semua faksi Palestina, dan ini “merupakan  kedustaan besar”.

“Selama 200 hari musuh tak dapat mewujudkan apapun selain genosida, penghancurandan pembunuhan (warga sipil),” tuturnya.

Dia juga menegaskan, “Kami tak akan mundur dari hak asasi bangsa kami, terutama penarikan mundur (pasukan Zionis), pencabutan blokade (terhadap Jalur Gaza), dan pemulangan para pengungsi ke kampung halaman mereka.”

Abu Obaida juga mengapresiasi kegigihan para pejuang dari Lebanon, Yaman, dan Irak dalam membela bangsa Palestina dan membantu “membantu menyakitkan musuh”.

“Kami sungguh menghargai setiap perjuangan militer dan rakyat, yang tergabung dengan Badai Al-Aqsa, dan telah menyebabkan sakitnya musuh dan keterbongkaran aibnya. Kami menghargai terutama segenap perjuangan gagah berani di Lebanon, Yaman dan Irak, serta mengucapkan selamat atas para syuhada mulia, para  para pahlawan resistensi dan mujahidin mereka, dan pengorbanan rakyat mereka yang merupakan saudara-saudara kami.”

Dia juga memuji kepedulian kaum merdeka dunia serta kesugguhan rakyat di dunia Arab, terutama Yordania, dalam menyuarakan dukungan mereka kepada resistensi para pejuang Palestina.

“Yordania adalah bagian dari kami, dan kami bagian dari Yordania, demikian pula setiap petak negeri-negeri Arab dan Islam kami,” katanya.

Jubir Brigade Al-Qassam juga tak lupa mengomentari serangan   Iran terhadap Israel bersandi “Janji Setia” pada 16 April 2024 dan merupakan serangan balasan atas serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, ibu kota Suriah.

“Dunia telah menyaksikan bagaimana entitas Zionis ketakutan sebelum, ketika dan setelah Operasi Janji Setia di mana Republik Islam Iran membalas agresi Zionis terhadapnya, suatu balasan yang kapasitas, pesan dan karakteristiknya telah meletakkan aturan main baru, dan memperkokoh perimbangan baru nan penting serta mengacaukan kalkusi musuh (Israel) dan pendukungnya,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Musuh memanggili para sekutunya dari kejauhan ribuan mil agar mereka gigih membelanya.  Musuh lalu tampil berjumawa dengan kemampuan pertahanannya  setelah berbangga dengan serangannya serta berusaha menyembunyikan akibat dan dampak operasi (Janji Setia) ini.”

Abu Obaida kemudian menjelaskan, “Namun kami memantau dan mengetahui dengan baik sejauh mana dampak balasan dan hantaman ini. Balasan ini menegaskan bahwa telah berlalu masa di mana musuh ini bertindak ugal-ugalan tanpa mendapat sanksi, atau mengagresi tanpa ada balasan dan hukuman.” (alalam/aljazeera)

Presiden Iran: Entitas Zionis Takkan Tersisa lagi Jika Israel Serang Iran

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menegaskan bahwa rezim pendudukan Israel akan menghadapi reaksi yang memusnahkan dari Iran jika nekat lagi menyerang Iran.

Dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para elit budayawan dan akademikus Pakistan di Government College University (GCU), Lahore, Provinsi Punjab, pada hari Selasa (23/4), Presiden Raisi menyatakan demikian berkenaan dengan serangan balasan Iran terhadap  Israel pada 13 April sebagai respons terhadap agresi rezim sebelumnya terhadap kompleks diplomatiknya di Suriah.

Dia menekankan bahwa Iran telah menghukum Israel atas serangannya terhadap gedung konsulat Iran  di Damaskus, yang jelas-jelas melanggar semua hukum internasional, konvensi dan Piagam Perseringakatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Jika rezim Zionis melakukan kesalahan lagi dan melancarkan agresi di wilayah Iran maka situasinya akan berbeda dan tidak jelas apa yang tersisa dari rezim ini,” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam operasi serangan bersandi Janji Sejati itu Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal malam hari hari tanggal 13 April terhadap basis-basis militer Israel di tanah pendudukan Palestina.

Menanggapi dukungan mutlak AS kepada perang Israel selama berbulan-bulan di Jalur Gaza Presiden Iran mengatakan, “Dukungan AS dan negara-negara Barat dalam membunuh dan melukai lebih dari 100.000 warga Palestina di Gaza membuktikan fakta bahwa  saat ini  -negara yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah Israel. HAM adalah (berkenaan dengan) orang AS dan Barat, dan pembelaan mereka terhadap HAM tidak masuk akal.”

Raisi menyebut Palestina sebagai isu utama dunia  Islam dan bahkan umat manusia serta  memastikan bahwa perlawanan Palestina pada akhirnya akan berhasil membebaskan Palestina, Gaza, dan al-Quds yang selama ini diduduki oleh kaum Zionis.

“Saat ini, bangsa Iran menentang kebobrokan, tuntutan dan penindasan yang berlebihan dari rezim Zionis, dan akan terus melakukan hal yang sama,” kata Raisi.

Dia kemudian mengatakan, “Iran dan Pakistan telah menjadi pembela bangsa Palestina yang tertindas dan akan melanjutkan hal ini dengan bangga.”

Israel memulai perang brutal yang didukung AS di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah faksi-faksi pejuang   Palestina yang dipimpin Hamas melakukan operasi bersejarah bersandi Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan Israel sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Rezim Tel Aviv sejauh ini telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, yang sebagian besarnya adalah kaum perempuan dan anak-anak di bawah umur. (presstv)