Rangkuman Berita Utama Timteng  Selasa 16 April 2024

Jakarta, ICMES. Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) menyatakan bahwa malam terjadinya badai serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel merupakan“lelucon strategis” bagi Israel, sementara surat kabar Israel lainnya, Maariv, menilai serangan Iran berhasil dan telah diperhitungkan dengan sangat logis.

Asisten Menteri Luar Negeri Iran dan kepala perunding dalam urusan nuklir, Ali Bagheri Kani, menegaskan bahwa “kesalahan besar yang dilakukan Zionis dalam kejahatan mereka di Damaskus adalah bahwa mereka membuka jalan bagi Iran untuk menguji kekuatan militernya.”

Angkatan Bersenjata Iran   memperingatkan rezim Israel dan pendukung Baratnya agar tidak melanggar garis merah Iran.

Berita selengkapnya:

Media Israel: Serangan Iran Sangat Matang dan Sukses

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) menyatakan bahwa malam terjadinya badai serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel merupakan“lelucon strategis” bagi Israel, sementara surat kabar Israel lainnya, Maariv, menilai serangan Iran berhasil dan telah diperhitungkan dengan sangat logis.

Terkait dengan antisipasi dan kegelisahan yang melanda saat menunggu serangan balasan Iran atas serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, YA menyebutkan “kegagalan strategis” yang diderita oleh  Israel  setelah Iran melancarkan serangan, karena fakta bahwa “Israel diperbudak selama dua minggu, sebagai akibat dari ketegangan yang melumpuhkan, setelah melakukan pembunuhan.”

Dikutip Al-Mayadeen, Senin (15/4), YA meragukan apakah Israel dapat menjawab pertanyaan; “Mengapa melakukan pembunuhan (sejumlah perwira Iran di Suriah) yang dapat menyebabkan konfrontasi jutaan kali lebih kompleks dibandingkan yang terjadi di utara dan selatan, sementara cerita di sana juga masih jauh dari selesai?”

YA juga menyoal: “Bagaimana para pemimpin, yang telah beberapa kali menyetujui rencana untuk menyerang Rafah, namun belum terjadi, bisa mengancam Teheran?”

Menurut YA, jawabannya adalah “jawaban klasik Israel lainnya,” yaitu: “Salah, mereka salah, kami pun melakukan kesalahan.”

YA juga menunjukkan bahwa penilaian intelijen menyatakan bahwa Iran “tidak akan mengubah metode operasinya” jika  tentara  Israel membunuh seseorang wilayah kedaulatan Teheran di Damaskus  .  

Mengacu pada kesalahan perhitungan Israel, YA melihat bahwa para pejabat Israel “lupa bahwa Israel tidak lagi tampil sebagai ancaman, bahwa mereka mempunyai pemerintahan yang tidak dapat dipercaya, dan bahwa tentaranya telah melakukan kesalahan lebih dari sekali, dan tidak tahu bagaimana caranya untuk pulih dari kesalahan tersebut .”

YA juga mempertanyakan apakah operasi pembunuhan tersebut “mendesak”, sementara “Israel akan mengetahui dari dekat cincin api yang terbentuk di sekitarnya.”

YA menambahkan; “Sekali lagi, telah terbukti bahwa Israel tidak suka berpikir berbeda ketika menyangkut langkah-langkah dramatis yang dilakukan musuh.”

Menurut YA, serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus didasarkan pada kesalahan; “pada keragu-raguan Iran, yang berubah menjadi serangan bersejarah”.

Apa yang ditulis oleh surat kabar Israel tersebut mengemuka dalam konteks komentar media atas serangan balasan Iran . YA mengungkapkan adanya kekuatiran bahwa serangan itu akan “mengubah aturan main dalam konfrontasi apa pun dengan Teheran.”  YA menilai serangan itu “penghinaan  berat dan belum pernah terjadi sebelumnya  ”dan  “hancurnya deterensi pencegahan Israel  di Teheran, sebagaimana di Gaza dan Lebanon”.

Di media Israel lainnya, seorang wanita dokter psikologi sosial dan peneliti perilaku di era digital, Liraz Margalit, berkomentar bahwa  “kemenangan Iran telah dicapai jauh sebelum serangan terjadi.”

Dia memandang kemenangan Iran terletak pada “kegilaan di sini, baik di masyarakat atau di media, dalam antisipasi yang tegang terhadap balasan Iran, dan dalam spekulasi yang tak ada habisnya.”

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Israel Maariv, Margalit mengungkapkan keterkejutannya atas pendapat seorang mantan jenderal Angkatan Udara Israel bahwa “Iran telah gagal dan harus memikirkan cara untuk lebih berhasil di masa depan.”

Dia berkomentar, “Inti dari keseluruhan peristiwa ini adalah bahwa Iran mengirimkan pesan yang jelas: masalah ini sudah selesai. Semua proses ini telah diketahui sebelumnya dan hasil akhirnya sudah jelas.”

Margalit menambahkan, “Pemahaman mantan jenderal terhadap situasi tersebut sangat salah sehingga saya harus mengucek mata dan bertanya pada diri sendiri apakah mereka adalah orang-orang yang kita andalkan untuk menilai situasi.”

Dia juga menekankan bahwa Iran tidak gagal, “dan mereka yang berada di sana bukanlah orang-orang yang berhalusinasi. Di Teheran terdapat orang-orang yang rasional, yang tahu persis apa yang mereka lakukan, setiap langkah telah direncanakan dengan baik.”

Margalit menilai serangan balasan Iran pada dasarnya mempunyai “makna simbolis,” namun kesimpulannya ialah “Iran tidak ingin, dan tidak tertarik, untuk membuka front baik dengan Amerika Serikat maupun dengan Israel,” karena Iran beroperasi sesuai dengan aturan yang ditetapkannya, “dan hal ini dilakukan dengan sepenuhnya rasional, dan kita hanya perlu belajar dari cara ia bekerja.” (almayadeen/raialyoum)

Iran Pastikan akan Menyerang lagi dalam Tempo Kurang dari Beberapa Detik jika Israel Menyerang

Asisten Menteri Luar Negeri Iran dan kepala perunding dalam urusan nuklir, Ali Bagheri Kani, menegaskan bahwa “kesalahan besar yang dilakukan Zionis dalam kejahatan mereka di Damaskus adalah bahwa mereka membuka jalan bagi Iran untuk menguji kekuatan militernya.”

 “Zionis tidak boleh melakukan kesalahan kedua, karena tanggapan Iran akan lebih keras, lebih kuat, dan cakupannya lebih luas kali ini, mereka tidak akan memiliki peluang selama 12 hari,” tegas Bagheri Kani, Senin (15/4).

Dia menambahkan, “Ketika Iran memutuskan untuk mempertahankan kepentingannya dengan menghukum Zionis, mereka juga merencanakan kejahatan mereka di masa mendatang, dan respon Iran akan terjadi dalam waktu kurang dari beberapa detik.”

Sebelumnya, Lembaga Penyiaran Israel melaporkan; “Netanyahu memberi tahu para menteri Partai Likud bahwa Israel akan menanggapi serangan Iran dengan bijak,” dan menyatakan bahwa ia menolak menerima telepon dari para pemimpin asing setelah serangan Iran karena kuatir mendapat tekanan dari mereka agar tidak membalas serangn Iran.

 Channel 12 Israel menyatakan; “Para pemimpin politik dan keamanan Israel memutuskan untuk menanggapi serangan Iran dengan jelas dan tegas, dan tanggapan akan dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh Washington, dan kemungkinan besar tidak akan menyeret kawasan pada perang.”

Sabtu malam lalu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran melancarkan serangan terhadap Israel dengan ratusan drone dan rudal balistik, dan menegaskanbahwa serangan itu dilakukan sebagai balasan terhadap serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.

Surat kabar AS The New York Times mengutip pernyataan dua pejabat anonim Israel bahwa “Iran meluncurkan 185 drone, 36 rudal jelajah, dan 110 rudal permukaan ke permukaan terhadap Israel.”

Keduanya menyebutkan bahwa sebagian besar peluncuran selama serangan Iran berasal dari Iran, dan sebagian kecil berasal dari wilayah Yaman dan Irak. (raialyoum)

Kepada Barat, Tentara Iran: Jangan Coba Langgar Garis Merah  

Angkatan Bersenjata Iran   memperingatkan rezim Israel dan pendukung Baratnya agar tidak melanggar garis merah Iran.

“Kami mengingatkan beberapa kepala negara Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Jerman untuk menghentikan dukungan mereka terhadap rezim bajingan Israel pelanggar hukum, teroris, dan pembunuh anak-anak,”  ungkap juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigjen Abolfazl Shekarchi, Senin (15/4) .

Dia mengatakan bahwa Iran telah terbukti tidak suka berperang dan tidak pula berupaya memperluas peperangan.

“Namun, jika ada orang, termasuk kalian dan rezim yang putus asa dan tidak berdaya itu, yang melampaui batas, kami akan memotong langkahnya dengan tanggapan  yang lebih kuat dibandingkan respon  sebelumnya yang kami berikan kepada bajingan Israel ,” susulnya.

Shekarchi menyatakan demikian sebagai tanggapan atas pernyataan dukungan beberapa negara Barat kepada Israel menyusul serangan Israel  terhadap Konsulat Republik Islam di  Damaskus pada 1 April.

Serangan Israel tersebut mengakibatkan gugurnya Brigjen Mohammad Reza Zahedi, komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, wakilnya, Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, dan lima perwira pendampingnya.

Sebagai pembalasan, IRGC pada Sabtu malam lalu menggempur Israel dengan rentetan drone dan rudal, yang menimbulkan kerusakan pada pangkalan militer Israel di seluruh wilayah pendudukan.

Shekarchi mengatakan bahwa dalam serangan balasan Iran, rudal dan drone negara ini dapat menghindari sistem radar canggih milik Israel dan para pendukungnya.

Dia juga menyebutkan serangan balasan di mana “kami menerobos benteng militer rezim  palsu dan bajingan (Israel) itu,” hanya mewakili “sebagian kecil” dari kekuatan militer Iran. (presstv)