Jakarta, ICMES. Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi, mengatakan bahwa sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, pasukan Yaman telah menyerang 102 unit kapal AS, Inggris, dan Israel.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya telah menyerang sebuah kapal Israel di Teluk Aden, dan juga menggempur kota Eilat di bagian selatan Palestina pendudukan, dengan rudal dan drone.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengutuk represi AS terhadap aksi demo mahasiswa pro-Palestina di berbagai universitas di AS, dan mendesak Washington untuk segera menghentikan dukungan terhadap Israel.
Berita selengkapnya:
Pemimpin Ansarullah Jelaskan Dampak Operasi Militer Yaman Anti-Israel
Sanaa, LiputanIslam.com – Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi, mengatakan bahwa sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, pasukan Yaman telah menyerang 102 unit kapal AS, Inggris, dan Israel.
Dalam pidato di televisi, pada hari Kamis (25/4), dia mengatakan, “Front Yaman dan operasi militer angkatan lautnya terus berlanjut, dan kami berupaya memperluas dan memperkuatnya di medan barunya di Samudera Hindia.”
Dia lantas mengatakan bahwa pasukan Yaman “membidik 102 kapal AS, Inggris, dan Israel selama 202 hari agresi Israel di Gaza (sejak awal perang di Jalur Gaza).”
Al-Houthi menambahkan, “Tingkat operasi kami dalam menyerang kapal-kapal yang terkait dengan musuh Israel mencapai satu kapal setiap dua hari.”
Dia memperkirakan bahwa “pergerakan kapal Amerika di Laut Merah telah menurun sebesar 80 persen,” dan menilai hal ini sebagai “kemenangan dan pencapaian besar.”
“Pihak Amerika telah mengubah pergerakan kapal (komersial) mereka ke rute yang jauh (dari Laut Merah), seperti Samudera Hindia. Meskip demikian, mereka menghadapi bahaya yang semakin meningkat dari hari ke hari.”
Mengenai dampak serangan itu, dia menyebutkan, “Pengalihan rute laut yang jauh berdampak pada perekonomian Amerika dalam penundaan barang, biaya pengiriman, asuransi transportasi laut, dan kenaikan harga.”
Al-Houthi juga menjelaskan, “Operasi asuransi per kapal untuk beberapa perusahaan di Amerika berjumlah $50 juta. Ini belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan masalah nyata bagi mereka.”
Pada tanggal 18 April, dia meminta negara-negara Eropa menarik “kapal perang” mereka dari Laut Merah, sembari menekankan bahwa “tidak ada bahaya bagi navigasi Eropa jika tidak menuju ke Israel.”
Ketika menyinggung hal itu, Al-Houthi dalam pidato terbarunya mengatakan, “Beberapa unit (kapal perang) Eropa menarik diri dari Laut Merah.” Dia lantas berharap kapal-kapal “yang tersisa di antaranya” juga akan ditarik.
Dia juga mengatakan, “Kami berusaha meyakinkan kapal-kapal negara lain (bahwa mereka tidak akan diserang) selama mereka tidak mendukung musuh, Israel, dan selama negara mereka tidak terlibat dalam agresi terhadap negara kami.” (raialyoum)
Pasukan Yaman Serang Kapal Israel dan Kota Eilat dengan Rudal dan Drone
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya telah menyerang sebuah kapal Israel di Teluk Aden, dan juga menggempur kota Eilat di bagian selatan Palestina pendudukan, dengan rudal dan drone.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree pada Kamis malam (25/4) mengatakan, “Angkatan Laut Yaman telah menyerang kapal Israel MSC Darwin di Teluk Aden dengan rudal maritim dan drone yang sesuai, dan mencapai target-targetnya.”
Dia menjelaskan, “Angkatan Bersenjata menembakkan sejumlah rudal balistik dan rudal jelajah ke sasaran milik musuh, Israel, di daerah Umm al-Rashrash (Eilat), di selatan Palestina yang diokupasi.”
Dia memastikan pasukan Yaman akan “terus mencegah pelayaran Israel atau yang terkait dengannya di Laut Merah dan Laut Arab serta Samudera Hindia.”
“Mereka terus melakukan lebih banyak operasi militer terhadap sasaran musuh Israel di wilayah pendudukan Palestina. Operasi kami untuk mendukung rakyat Palestina tidak akan berhenti kecuali jika agresi dan blokade terhadap Jalur Gaza dihentikan,” terangnya.
Sebelumnya pada Kamis, pemimpin Ansarullah, Sayid Abdul Malik al-Houthi, menyatakan bahwa pasukan Yaman telah menyerang 102 kapal AS, Inggris, dan Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.
“Sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza ” yang sedang menghadapi perang Israel yang didukung oleh AS, pasukan Yaman kerap menembakkan rudal dan drone terhadap kapal-kapal kargo Israel atau yang terkait dengan rezim Zionis tersebut di Laut Merah. Pasukan Yaman berulang kali menegaskan tekad mereka untuk melanjutkan operasi mereka sampai perang di Jalur Gaza berakhir.
Di pihak lain, sejak awal tahun ini, koalisi pimpinan AS melancarkan serangan yang disebutnya menyasar “situ-situs Houthi (Ansarullah)” di berbagai wilayah Yaman, sebagai tanggapan atas serangan pasukan Yaman di Laut Merah, dan kemudian dibalas oleh pasukan Yaman dari waktu demi waktu.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan perang di Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 112.000 orang gugur dan terluka, yang sebagian besarnya anak-anak dan perempuan. Serangan masif Israel juga telah menimbulkan bencana kelaparan dan kehancuran besar-besaran, menurut data Palestina dan PBB. (raialyoum)
Anksi Mahasiswa Anti-Israel di AS Merebak, Iran Minta AS Berhenti Dukung Israel
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengutuk represi AS terhadap aksi demo mahasiswa pro-Palestina di berbagai universitas di AS, dan mendesak Washington untuk segera menghentikan dukungan terhadap Israel.
“Penindasan dan perlakuan kasar oleh polisi Amerika dan pasukan keamanan terhadap para dosen dan mahasiswa yang memprotes genosida dan kejahatan perang rezim Israel di berbagai universitas terdorong oleh kekhawatiran dan kebencian yang sangat terhadap opini publik dunia,” tulis Amir-Abdollahian dalam sebuah postingan di platform X, Kamis (25/4).
“Penindasan ini sejalan dengan berlanjutnya dukungan penuh Washington terhadap rezim Israel, dan jelas menunjukkan standar ganda dan perilaku kontradiktif pemerintah AS terhadap kebebasan berekspresi,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Iran juga menyinggung “genosida terhadap puluhan ribu perempuan dan anak-anak Palestina, terutama setelah ditemukannya kuburan massal pasien dan korban luka serta staf medis di sekitar Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza”.
“Gelombang rasa muak dunia terhadap rezim Israel dan para pendukungnya tidak dapat disembunyikan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, “Gedung Putih harus segera berhenti mendukung kejahatan perang rezim Israel, dan dimintai pertanggungjawaban.”
Polisi AS telah menangkap ratusan pengunjuk rasa di berbagai lokasi di AS di tengah meningkatnya gelombang aksi protes di berbagai kampus terhadap perang Israel di Gaza.
Dalam tindakan keras terbaru, sekitar 108 penangkapan dilakukan di Emerson College,Boston. Sebelumnya, 93 orang di Universitas Southern California (USC), Los Angeles, ditahan atas tuduhan masuk tanpa izin.
Para pengunjuk rasa dan polisi juga bentrok di Universitas Texas di Austin. Pihak berwenang mengatakan 34 orang juga ditangkap di sana.
Bemakin banyak mahasiswa yang keluar dari kelas atau mencoba mendirikan perkemahan untuk memprotes kampanye militer Israel di Gaza.
AS telah memberi Israel dukungan militer dan intelijen secara maksimal sejak 7 Oktober, ketika Israel melancarkan perang. Washington juga telah memveto beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam serangan brutal militer yang sejauh ini telah menggugurkan lebih dari 34.100 warga Palestina, yang sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak.
Mahasiswa AS merah besar terhadap hubungan universitas mereka dengan rezim Israel dan dukungan penuh Washington kepada genosida.
Lebih dari 34.300 warga Palestina gugur dan lebih dari 77.200 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. (presstv)