Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 15 April 2024

Jakarta, ICMES. Dewan Tinggi Keamanan Nasional  Iran menegaskan bahwa serangan Iran akan menjadi sepuluh kali lipat lebih besar jika Israel melancarkan serangan balik.

Badan Penyiaran Israel mengungkapkan bahwa Israel pada menit-menit terakhir membatalkan serangan terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan serangan balasan Iran terhadap Israel “terbatas” dan tidak ada situs non-militer yang menjadi target serangan.

Berita selengkapnya:

Iran Bersumpah Serang lagi Sepuluh Kali Lipat Lebih Besar Jika Israel Balik Serang Iran

Dewan Tinggi Keamanan Nasional  Iran dalam pernyataan pada hari Minggu (14/4) menegaskan bahwa serangan Iran akan menjadi sepuluh kali lipat lebih besar jika Israel melancarkan serangan balik.

Dewan itu menyatakan bahwa serangan luas dengan drone dan rudal yang dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran terhadap Israel terjadi setelah “entitas Zionis melewati garis merah.”

 “Angkatan Bersenjata Iran melaksanakan Operasi Janji Sejati sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB,” dan “untuk menjaga keamanan nasional dan kepentingan tertingginya”, ungkap lembaga tersebut, sembari menjelaskan bahwa dalam operasi ini, “hanya pangkalan udara militer dan keamanan Zionis yang menjadi sasaran,” dan “serangan terhadap pusat ekonomi dan infrastruktur dapat dihindari.”

Dewan itu menyatakan bahwa “saat ini tidak ada langkah militer lain terhadap entitas tersebut dalam agenda Iran,” namun juga menegaskan bahwa “setiap tindakan Zionis yang akan datang terhadap Iran akan ditanggapi dengan kekuatan sepuluh kali lipat.”

Menyusul serangan sengit Iran terhadap Israel, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pimpinan IRGC menegaskan bahwa operasi itu dilakukan “demi menghukum rezim Zionis atas kejahatannya,” terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, yang telah menggugurkan sejumlah perwira senior dan penasihat militer Iran.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa serangan itu dilakukan atas persetujuan Dewan Tinggi Keamanan Nasional, yang berada di bawah pengawasan Staf Umum Angkatan Bersenjata, sertadengan dukungan  rakyat ,   Kementerian Pertahanan , dan  Angkatan Bersenjata.

Pada Sabtu dan Minggu malam, Iran melesatkan ratusan drone dan rudal ke wilayah pendudukan Palestina. Peristiwa ini tercatat sebagai serangan langsung pertama Iran terhadap entitas pendudukan.

Kepala Staf Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, mengumumkan bahwa serangan tersebut sebagai tanggapan atas agresi Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi, saat memimpin sidang Kabinet Iran pada Minggu malam, mengapresiasi serangan Iran itu sebagai operasi yang “mampu dan bersejarah”.

 “Dengan tindakan terhormat ini, Iran memenuhi janjinya untuk menghukum musuh agresor, dan membawa kegembiraan dan stabilitas di hati sedih masyarakat dunia, umat Islam, dan rakyat Palestina yang tertindas, karena kejahatan yang dilakukan  oleh entitas Zionis perampas,” ungkapnya, sembari menyebutkan bahwa negaranya kini sedang berada di “puncak kekuatan”.

Sementara itu, Bloomberg  menyebutkan bahwa Gedung Putih dan para pejabat Eropa mendesak  Israel  untuk menahan diri demi mencegah pecahnya konflik langsung dengan Iran, yang dapat merugikan perekonomian global dan menyebabkan kenaikan harga minyak dan gas. Lembaga pemberitaan AS  itu juga menekankan bahwa Biden sangat ingin menghindari hal ini pada tahun politik.

Surat kabar AS  Wall Street Journal  menyatakan bahwa upaya pencegahan AS kembali gagal, karena Teheran menunjukkan kesediaannya untuk menanggung risiko yang lebih besar, sementara Biden berusaha menahan  Israel  karena risiko yang dihadapi  Israel  sangat besar jika tak didukung AS. (almayadeen)

Dihubungi Presiden AS, Pada Menit-Menit Terekhir Israel Urungkan Serangan Terhadap Iran

Badan Penyiaran Israel mengungkapkan bahwa Israel pada menit-menit terakhir membatalkan serangan terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan Iran.

Lembaga itu menyebutkan bahwa mayoritas anggota Kabinet Perang Israel mendukung melancarkan serangan yang hendak dilakukan, yang juga didukung oleh Menteri Benny Gantz dan Eisenkot, sebelum membatalkannya pada menit-menit terakhir.

Beberapa sumber yang mengetahui hal itu mengatakan bahwa pembatalan tersebut terjadi setelah terjadi percakapan  antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sementara sumber lain, menurut otoritas Israel, menyatakan bahwa alasan pembatalan tersebut adalah bahwa kerusakan akibat serangan Iran tidak signifikan.

Channel 13 Israel mengkonfirmasi bahwa Gantz dan Eisenkot mendukung tanggapan cepat terhadap Iran selama pertemuan kabinet .

Namun juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Israel masih dalam siaga tinggi pasca serangan Iran dan telah menyetujui rencana defensif dan ofensif.

CNN mengutip pernyataan pejabat Israel  bahwa Tel Aviv bertekad untuk merespon, namun ruang lingkup dan waktunya belum diputuskan. Mereka juga mengatakan bahwa pertemuan Kabinet Perang berakhir tanpa diambil keputusan tentang bagaimana menanggapi serangan Iran.

Surat kabar Yedioth Ahronoth memberitakan bahwa pertemuan kabinet perang untuk membahas tanggapan terhadap serangan Iran telah berakhir. Yedioth Ahronoth tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai keputusan yang keluar dari pertemuan tersebut.

Dewan menteri (kabinet) politik dan keamanan bertemu sebelumnya pada Minggu pagi, diikuti dengan pertemuan Dewan Perang di bunker bawah tanah di Kementerian Pertahanan di kota Tel Aviv.

Dalam pertemuan tersebut, kabinet memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Galant, dan Menteri Dewan Pertahanan Benny Gantz untuk menentukan bagaimana Israel akan menanggapi serangan balasan Iran. (almayadeen)

Iran Mengaku Hanya Serang Situs-Situs Militer Israel

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan serangan balasan Iran terhadap Israel “terbatas” dan tidak ada situs non-militer yang menjadi target serangan.

Seperti diketahui, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah menggempur Israel pada Sabtu malam dengan rentetan drone dan rudal sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada 1 April.

Serangan balasan tersebut  telah menimbulkan kerusakan pada pangkalan militer Israel di seluruh wilayah pendudukan, namun tingkat kerusakannya belum diketahui secara pasti.

“Dalam operasi ini, angkatan bersenjata Republik Islam Iran dengan perhitungan akurat dan menggunakan drone serta rudal telah menyerang pangkalan militer tempat pesawat F-35 milik rezim Zionis melakukan agresi terhadap gedung Kedutaan Besar Iran di Damaskus,” ungkap Amir-Abdollahian dalam pertemuan konferensi dengan duta besar asing di  Teheran, Ahad (14/4).

Dia juga menyebutkan bahwa pemerintah AS telah diberitahu tentang serangan terhadap Israel dan bahwa pembalasan tersebut bertujuan untuk menghukumnya.

“Kami mengirimkan pesan pagi ini ke Gedung Putih dan menyatakan bahwa ini adalah operasi terbatas dengan kekuatan minimum hanya untuk mengamankan hak kami atas pertahanan yang sah dan untuk menghukum rezim Israel,” terang Amir-Abdollahian.

“Terbatasnya pertahanan sah dan hukuman terhadap rezim Zionis berarti kami tidak menetapkan target sipil apa pun dalam respon kami,” sambungnya.

Dia juga menjelaskan, “Angkatan bersenjata kami tidak membidik lokasi ekonomi atau populasi apa pun, bahkan dalam serangan terhadap pangkalan militer di mana pusat operasi rezim Zionis terhadap Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus berada, tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani dan merespon rezim Zionis.”

Menteri luar negeri Iran juga menekankan bahwa negaranya  tidak pernah mencari ketegangan di kawasan dan telah menunjukkan pengendalian diri selama enam bulan terakhir dalam menghadapi kejahatan Israel di Jalur Gaza.

Di pihak lain, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan negaranya pada Sabtu malam  mengalami “malam paling dramatis dalam sejarahnya” sehubungan dengan pembalasan militer Iran.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi di saluran resmi Kan pada hari Ahad, Galant mengatakan, “Israel mengalami malam paling dramatis dalam sejarahnya.”

Dia menambahkan,“Iran menembakkan berbagai jenis rudal ke Israel, termasuk lebih dari 100 rudal balistik, masing-masing berbobot ratusan kilogram bahan peledak.”

Dia mengklaim bahwa persiapan yang dilakukan negaranya bekerja sama dengan mitra AS membuahkan “hasil yang sangat mengesankan” dalam menghadapi serangan Iran, meskipun televisi resmi Iran mengatakan bahwa setengah dari rudal yang diluncurkan “berhasil” mengenai sasaran di Israel. (presstv/raialyoum)