Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 17 April 2023

Jakarta, ICMES. Sedikitnya 56 warga sipil dilaporkan tewas dalam pertempuran antara paramiliter dan tentara yang telah memasuki hari kedua di Khartoum, ibu kota Sudan

Pemimpin Besar Iran Ayatollah Sayid Ali Khamenei  dalam kata sambutan saat menerima kunjung para komandan dan pejabat senior angkatan bersenjata, mengimbau mereka agar tidak tidak merasa puas dengan batas kekuatan dan kemajuan apa pun.

Seorang juru bicara Organisasi Luar Angkasa Iran, Hossein Delirian, mengatakan bahwa organisasi ini sedang mengupayakan pembuatan satelit untuk pencitraan dengan akurasi satu meter.

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh akan mengunjungi Arab Saudi pada hari Senin, untuk kunjungan pertama dalam beberapa tahun, menurut sumber Palestina.

Berita Selengkapnya:

Pertempuran Tentara vs Paramiliter di Ibu Kota Sudan Tewaskan Sedikitnya 56 Warga Sipil

Sedikitnya 56 warga sipil dilaporkan tewas dalam pertempuran antara paramiliter dan tentara yang telah memasuki hari kedua di Khartoum, ibu kota Sudan, pada hari Ahad (16/4).

Para saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa suara tembakan artileri berat masih berkecamuk di Khartoum, serta kota tetangganya Omdurman dan dekat Bahri pada hari Ahad, sementara siaran televisi  menunjukkan kepulan-kepulan asap tebal di angkasa Khartoum.

Persatuan Dokter Sudan mengatakan sedikitnya 56 warga sipil tewas dan 595 orang, termasuk petempur, terluka sejak meletus pertempuran antara tentara dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pada hari Sabtu.

Kedua belah pihak telah bersaing merebut kekuasaan ketika faksi-faksi politik bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan transisi pasca kudeta militer tahun 2021.

Ketegangan dipicu oleh perselisihan antara militer, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan,  dan RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, mengenai mekanisme integrasi   paramiliter   ke dalam angkatan bersenjata, dan terkait dengan otoritas apa yang harus mengawasi proses tersebut.

Kekuatan-kekuatan global yang terdiri atas AS, Rusia, Mesir, Arab Saudi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa dan Uni Afrika menyerukan agar pertempuran segera diakhiri.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan mengaku telah berbicara dengan menteri luar negeri Arab Saudi dan UEA dan mengatakan ketiga negara ini sepakat mengenai “sangat pentingnya” diakhirnya pertempuran di Sudan.

 â€œSaya mendesak Jenderal Abdel Fattah Abdelrahman al-Burhan dan Jenderal Mohamed Hamdan Degalo untuk mengambil tindakan aktif guna mengurangi ketegangan dan memastikan keselamatan semua warga sipil,” katanya.

“Satu-satunya jalan ke depan adalah kembali ke negosiasi yang mendukung aspirasi demokrasi rakyat Sudan,” imbuhnya.

China melalui Kemlunya juga menyatakan keprihatinannya dan mendesak semua pihak di Sudan untuk menghentikan tembakan guna mencegah eskalasi. (aljazeera)

Ayatullah Khamenei: Jangan Berhenti Galang Kekuatan Militer, Musuh Dapat Dikalahkan

Pemimpin Besar Iran Ayatollah Sayid Ali Khamenei  dalam kata sambutan saat menerima kunjung para komandan dan pejabat senior angkatan bersenjata, Ahad (16/4), mengimbau mereka agar tidak tidak merasa puas dengan batas kekuatan dan kemajuan apa pun.

Sembari menyebut angkatan bersenjata Iran sebagai benteng kokoh bagi  negara dan bangsa, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Posisi yang sangat besar ini datang dengan tanggung jawab yang besar, dan alhadullillah, angkatan bersenjata, dengan penghargaan mereka atas posisi yang penuh kebanggaan ini, sibuk menjalankan tugasnya.”

Mengenai sepak terjang yang dilakukan Iran selama ini dalam menggalang kekuatan militer, dia mengatakan, “Jangan puas dengan batas kekuatan dan kemajuan sama sekali, dan majulah terus tanpa henti.”

Mengacu pada ayat-ayat Al-Qur’an, dia menyebutkan bahwa kesiapan secara kontinyu sebagai perintah Allah dan sumber ketakutan bagi musuh Tuhan dan bangsa.

“Ancaman tidak akan hilang sama sekali, jadi Anda harus memperkuat persiapan Anda dengan segala yang Anda bisa,” imbuhnya.

Menyinggung dua perang yang dipicu Amerika Serikat (AS) di Iran timur dan barat sekitar dua dekade lalu, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Amerika memiliki kepentingan di Irak dan Afghanistan, tetapi tujuan akhir mereka adalah Republik Islam Iran, namun petualangan  mereka ini dan tujuan akhir mereka gagal berkat fondasi Revolusi Islam yang sangat kuat.”

Berdasarkan fakta ini, dia menambahkan, “Oleh karena itu, musuh dapat dikalahkan, terlepas dari segala perhitungan dan kemampuan militer mereka yang tampak solid.”

Dia menyebut situasi mendera Rezim Zionis Israel sekarang ini sebagai contoh lain dari kegagalan tersebut.

“Operasi entitas Zionis terhadap Palestina di bulan Ramadhan tahun lalu tidak mendapat tanggapan khusus di dunia, tetapi tahun ini demonstrasi terjadi terhadap kejahatannya, bahkan di Amerika dan Inggris,” sambungnya.

Di bagian akhir pidatonya, dia mengimbau para pemikir dan perencana angkatan bersenjata untuk senantiasa berinonavasi dan merancang strategi dan kebijakan yang kuat dan rasional.

Sebelum pidato itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata  Mayjen Bagheri memberikan laporan tentang rencana dan tindakan Angkatan Bersenjata di berbagai bidang. (alalam/mna)

Iran Proyeksikan Pembuatan Satelit untuk Pencitraan Berketajaman Satu Meter

Seorang juru bicara Organisasi Luar Angkasa Iran, Hossein Delirian, mengatakan bahwa organisasi ini sedang mengupayakan pembuatan satelit untuk pencitraan dengan akurasi satu meter.

Juru bicara itu menambahkan bahwa satelit Khayyam, yang juga merupakan satelit pencitraan dengan akurasi satu meter, kini mengorbit Bumi pada orbit 500 kilometer dari bumi, dan semua tahapan pengendaliannya dilakukan oleh para ahli Iran, karena satelit ini sekarang mengirimkan gambarnya dengan tingkat kejernihan tinggi ke Bumi dan proses ini juga akan berlanjut selama Tahun Baru Iran (dimulai pada 21 Maret).

Delirian menambahkan bahwa sejumlah institusi pemerintah dan swasta di Iran kini sedang bernegosiasi dengan Organisasi Antariksa Iran untuk mendapatkan keuntungan dari data satelit Khayyam.

Dia menjelaskan “Selama satu tahun terakhir, telah dilakukan perencanaan yang matang untuk mempersiapkan infrastruktur pengembangan teknologi antariksa di bidang teknologi survei dan pencitraan jarak jauh dari antariksa dengan akurasi satu meter, dan proses ini akan berlanjut dengan momentum tahun 1402 (kalender nasional Iran), dengan bersandar pada kemampuan internal dan pengetahuan pakar industri luar angkasa di Iran.” (alalam)

Pertama Kali Sejak Beberapa Tahun, Delegasi Tingkat Tinggi Hamas akan Berkunjung ke Saudi

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh akan mengunjungi Arab Saudi pada hari Senin, untuk kunjungan pertama dalam beberapa tahun, menurut sumber Palestina.

Sumber anonim itu mengatakan Haniyeh akan memimpin delegasi tingkat tinggi dalam kunjungan ke Saudi.

Belum ada konfirmasi dari Riyadh.

Menurut sumber itu, delegasi tersebut akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Saudi mengenai sejumlah masalah Palestina dan regional serta hubungan bilateral antara Hamas dan  Saudi, kata sumber itu.

Menurunya, isu tahanan Palestina di Arab Saudi akan menjadi agenda pembicaraan kedua belah pihak, dan kunjungan ini “menandai langkah penting pertama di jalur pemulihan hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Hamas” setelah tegang selama bertahun-tahun.

Kunjungan terakhir Hamas ke Arab Saudi adalah pada tahun 2015, ketika mantan pemimpin Hamas Khaled Meshal bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz dan pejabat senior Saudi.

Pada Agustus 2021, pengadilan Saudi menghukum 69 warga negara Palestina dan Yordania dengan hukuman penjara yang beragam atas tuduhan memiliki hubungan dengan Hamas.

Riyadh membebaskan sebagian besar tahanan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk perwakilan Hamas untuk Saudi, Mohammed al-Khudari.

Kunjungan Hamas itu akan dimulai dengan ziarah ke Mekkah, dan  bertujuan memulihkan hubungan antara Riyadh dan Hamas, yang memburuk pada 2007.

Delegasi tersebut dilaporkan akan mencakup kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, wakilnya Saleh al-Arouri dan kepala bidang luar negeri Khaled Mashaal.

Kamis lalu dilaporkan bahwa hasrat Riyadh untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis “terdinginkan” oleh bentrokan baru-baru ini di Masjid Al-Aqsa dan ketegangan yang sedang berlangsung di Tepi Barat. (mna)

: