Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 1 November 2021

Jakarta, ICMES. Media Israel melaporkan bahwa sekelompok peretas yang diduga berasal dari Iran, Ahad (20/10), mengancam akan menyebarkan foto-foto pribadi pengguna situs Israel Gay Dating jika dalam tempo 2 x 24 jam kelompok itu tidak mendapatkan uang tebusan sebesar US$ 1 juta.

Orang-orang Yaman memajang gambar-gambar Menteri Informasi Lebanon George Kordahi dan mengganti nama sebuah jalan dari yang semula Jl. Riyadh menjadi Jl. Kordahi.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkap pendirian Moskow bahwa perjanjian nuklir negara-negara besar dunia dengan Iran tak dapat dipulihkan kecuali sesuai bentuknya semula tanpa ada perubahan apapun.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, Ahad (31/10), menegaskan bahwa Teheran tidak akan pernah mengaitkan nasib bangsa Iran dengan perjanjian nuklir, dan bahwa kepentingan bersamalah yang menjadi landasan hubungan Iran dengan negara-negara lain.

Berita Selengkapnya:

Terbesar dalam Sejarah Israel, Peretas “Iran” Bobol Situs LGBT dan Minta Uang Tebusan

Media Israel melaporkan bahwa sekelompok peretas yang diduga berasal dari Iran, Ahad (20/10), mengancam akan menyebarkan foto-foto pribadi pengguna situs Israel Gay Dating jika dalam tempo 2 x 24 jam kelompok itu tidak mendapatkan uang tebusan sebesar US$ 1 juta.

Sekelompok peretas yang menamakan dirinya Black Shadow Jumat lalu mengaku telah meretas perusahaan web hosting Israel CyberServe, yang menyediakan layanannya kepada lusinan perusahaan, termasuk situs kencan gay Atraf.

“Sejauh ini, tidak ada seorang pun dari pemerintah Israel atau CyberServe yang menghubungi kami,” kata Black Shadow dalam sebuah pernyataan yang diposting di grup Telegramnya.

“Jelas, ini bukan masalah penting bagi mereka. Kami tahu kekhawatiran tentang database Atraf, dan seperti yang Anda tahu, kami mementingkan uang,” tambahnya.

Black Shadow menyebutkan bahwa database situs Atraf mencakup satu juta orang dan data obrolan mereka.

 “Jika kami mendapatkan satu juta dolar dalam 48 jam, kami tidak akan membocorkan informasi atau menjualnya kepada siapa pun,” ungkap Black Shadow

Pada Sabtu malam, Black Shadow, yang menurut perkiraan Otoritas Keamanan Siber Nasional Israel (pemerintah) terkait dengan Iran, menerbitkan rincian empat pengguna situs tersebut, yang mengindikasikan bahwa mereka terinfeksi virus human immunodeficiency (HIV).

Peretas juga mempublikasikan informasi tentang klien CyberService, termasuk perusahaan transportasi umum Dan, operator tur Pegasus, dan blog penyiar publik Kan.

Black Shadow juga bertanggung jawab atas serangan yang menargetkan perusahaan-perusahaan Israel tahun lalu, terutama asuransi Sherbet dan pembiayaan mobil KLS.

Selasa pekan lalu surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kelompok peretas Moses Stuff (Tongkat Musa) yang juga diyakini berasal dari Iran membobol data-data pribadi yang mencakup nama, alamat, pangkat, dan unit ratusan tentara dan perwira Israel.

Hari itu pula otoritas Iran mengumumkan terjadinya serangan siber yang menghantam sistem pompa bensin di pasar lokal, yang mengganggu informasi yang tersedia tentang penjualan bahan bakar bersubsidi kepada konsumen, dan menimbulkan ancaman meningkatnya  peperangan cyber antara Iran dan Israel.

Asosiasi Produsen yang bertanggung jawab atas lebih dari 95% produksi industri di Israel belum lama ini mengumumkan bahwa ratusan perusahaan Israel membayar peretas lebih dari $ 1 miliar sebagai tebusan pada tahun 2020.

Surat kabar Israel Maariv, Ahad, di judul utama halaman depannya menyebutkan, “Orang Iran meretas server perusahaan Israel.”

Surat kabar itu menambahkan bahwa ini “menyebabkan kebocoran informasi besar” dan bahwa “di antara perusahaan yang datanya diekspos adalah perusahaan bus, penyiar publik, lotere, dan aplikasi kencan gay Atraf di mana rincian sekitar 1.000 pengguna telah dibobol”.

Para ahli setempat menyatakan peretas itu merupakan “aksi sabotasa privasi terbesar dalam sejarah Israel”. (raialyoum)

Yaman Pajang Poster Kordahi dan Ganti Nama Jalan Riyadh dengan Nama Kordahi

Orang-orang Yaman memajang gambar-gambar Menteri Informasi Lebanon George Kordahi dan mengganti nama sebuah jalan dari yang semula Jl. Riyadh menjadi Jl. Kordahi.

Hal itu terjadi di tengah heboh memburuknya hubungan Arab Saudi dan tiga negara Arab Teluk Persia lainnya dengan Lebanon menyusul pernyataan Kordahi tentang Perang Yaman di mana dia menyebut apa yang dilakukan Ansarullah (Houthi) sebagai perlawanan terhadap agresi Saudi dan sekutunya.

Penduduk Yaman di Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai Ansarullah sejak tahun 2014, memajang poster-poster Kordahi berukuran besar diserta tulisan “Ya, George, Perang Yaman sia-sia” pada tiang-tiang listrik di beberapa jalan.

Selain memuji sikap Kordahi, orang-orang Yaman di Sanaa juga menyerukan boikot produk Saudi setelah Saudi dan tiga negara Arab Teluk menarik duta besar mereka dari Lebanon dan mengusir para duta besar Lebanon.

Ketua Delegasi Perunding Yaman Mohammad Abdul Salam mengaku yakin Lebanon sanggup menghadapi ulah Saudi dan sekutunya.

“Pemerintah, rakyat dan para pejuang Lebanon sanggup menghadapi tantangan sebesar apapun,” tulis Abdul Salam di halaman Twitternya, Ahad (31/10).

Dia menambahkan, “Arab sejati adalah orang yang bangkit menghadang AS dan Israel, bukan orang yang mengekor pada keduanya dengan hina dan menyerang umat dengan dalih Arabisme.”

Sementara itu, Kordahi sendiri dalam wawancara dengan saluran Al-Jadid pada hari itu menepis dugaan bahwa dia akan mengundurkan diri menyusul kencangnya badai tekanan Saudi dan sekutunya terhadap Lebanon.

“Pengunduran diri saya dari pemerintah tidak mungkin,” tegasnya.

Pemerintah Lebanon sehari sebelumnya menyatakan masih berharap dapat menjaga hubungan baik dengan semua negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), terutama Saudi. (raialyoum/alalam)

Menlu Rusia: Moskow Dukung Sikap Teheran bahwa Perjanjian Nuklir Iran Tak Bisa Diubah

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkap pendirian Moskow bahwa perjanjian nuklir negara-negara besar dunia dengan Iran tak dapat dipulihkan kecuali sesuai bentuknya semula tanpa ada perubahan apapun.

Kepada wartawan di sela-sela Pertemuan Puncak G-20 di Roma, Ahad (31/10), Lavrov mengatakan, “Jika aktivasi komunikasi dilakukan maka ini akan berarti keinginan berbagai pihak untuk pemulihan perjanjian (nuklir), dan (perjanjian) ini tak akan dapat dipulihkan kecuali sesuai bentuk asalnya yang telah disetujui oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun 2015.”

Lavrov memastikan bahwa perubahan apapun terhadap perjanjian yang lazim disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) itu tak akan dapat diterima oleh pihak Iran, dan Moskow sepenuhnya mendukung sikap Teheran ini.

“Ketika perjanjian atas sesuatu telah terjadi lalu seseorang keluar darinya maka harus ada upaya keras untuk kembali menghormati dan menerapkan sepenuhnya apa yang telah disepakati,” lanjutnya. (alalam)

Tanggapi Barat, Abdollahian: Teheran Tak akan Kaitkan Nasib Bangsa Iran dengan Perjanjian Nuklir

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, Ahad (31/10), menegaskan bahwa Teheran tidak akan pernah mengaitkan nasib bangsa Iran dengan perjanjian nuklir, dan bahwa kepentingan bersamalah yang menjadi landasan hubungan Iran dengan negara-negara lain.

Abdollahian mengingatkan pemulihan perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara terkemuka dunia tak akan bisa dilakukan kecuali dengan kembali kepada titik di mana AS di masa kepresidenan Donald Trump telah keluar darinya secara sepihak.

Namun, Abdollagian mengaku meragukan keseriuan AS sekarang untuk kembali kepada perjanjian yang dinama JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) tersebut.

Di pihak lain, AS, Prancis, Jerman dan Inggris di sela-sela KTT G-20 mengaku sangat prihatin atas proyek nuklir Iran. Mereka menyerukan kepada Teheran agar “mengubah sikap” demi memulihkan perjanjian nuklir. Mereka juga mengaku masih berharap perjanjian itu dapat diselamatkan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam wawancara dengan CNN, Ahad, menyatakan bahwa AS sepenuhnya sepakat dengan Inggris, Jerman dan Prancis mengenai keharusan pemulihan JCPOA demi “menghindari eskalasi berbahaya.”

“Itu benar-benar tergantung pada apakah Iran serius melakukan itu. Semua negara kami, bekerja sama dengan Rusia dan China, sangat yakin bahwa itu akan menjadi jalan terbaik ke depan,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Tapi kami belum tahu apakah Iran bersedia kembali untuk terlibat dalam cara yang berarti. Tapi jika tidak, jika tidak, maka kita bersama-sama mencari semua opsi yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.” (alalam/reuters)