Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 19 Maret 2024

Jakarta, ICMES. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengutip pengakuan mantan komandan militer Israel belum lama ini   bahwa rezim Zionis tersebut telah kalah dalam perang di Gaza, dan menekankan bahwa kaum Zionis juga telah menyia-nyiakan masa depan mereka selamanya.

Para pejabat Palestina menyatakan bahwa tentara Zionis Israel telah menyerbu Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza dengan tank dan tembakan keras, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka.

Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengumumkan lebih dari 13.000 anak  terbunuh dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza, dan menyebut jumlah korban tewas tersebut “sangat besar” dan “mengerikan”.

Berita selengkapnya:

Kutip Pernyataan Jenderal Israel, Iran Sebut Israel Kalah dalam Perang Gaza

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengutip pengakuan mantan komandan militer Israel belum lama ini   bahwa rezim Zionis tersebut telah kalah dalam perang di Gaza, dan menekankan bahwa kaum Zionis juga telah menyia-nyiakan masa depan mereka selamanya.

“Rezim Zionis tidak hanya kalah perang di Jalur Gaza, tapi juga kehilangan masa depan untuk selamanya. Rezim ini tidak akan mendapat tempat dalam opini publik dunia,” kata Kanaani dalam sebuah postingan yang dipublikasikan di platform X,  Senin (18/3).

Dia menambahkan, “Rezim palsu (Israel) ini telah membunuh 31,000 orang, termasuk 22 ribu wanita dan anak-anak, di Jalur Gaza dalam tempo lima bulan. Namun isu Palestina semakin berkembang setelah kematian setiap warga sipil Palestina, dan semakin mengangkat posisinya dalam opini publik dunia dibandingkan sebelumnya.”

Kanaani menegaskan bahwa Israel dan sekutunya harus tahu bahwa mereka tidak hanya menghadapi Hamas, namun juga menghadapi negara kuno, mulia dan solid bernama Palestina.

“Tidak ada keraguan bahwa masa depan adalah milik Palestina, dan rezim Israel akan mengalami rasa malu dan aib yang tiada akhirnya,” ungkapnya.

Mayjen Purn. Israel Yitzhak Brick dalam sebuah artikel nya di surat kabar Maariv pada Ahad lalu menyebut Israel  kalah perang melawan Hamas di Jalur Gaza.

“Anda tidak bisa berbohong kepada banyak orang untuk waktu yang lama. Apa yang terjadi di Jalur Gaza dan perlawanan terhadap Hizbullah di Lebanon cepat atau lambat akan meledak di hadapan kita,” ungkapnya.

Brick juga menekankan bahwa militer Israel “tidak siap menghadapi perang regional, yang ribuan kali lebih sulit dan serius dibandingkan perang di Jalur Gaza.”

Mantan komandan militer Israel itu juga mengkritik Kepala Staf militer Herzi Halevi  dengan mengatakan bahwa dia “terpisah” dari kenyataan. (presstv)

Biadab, Tentara Israel Kembali Serbu RS Al-Shifa di Kota Gaza, Puluhan Orang Gugur

Para pejabat Palestina menyatakan bahwa tentara Zionis Israel telah menyerbu Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza dengan tank dan tembakan keras, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka.

Militer Israel dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (18/3) mengaku sedang melakukan “operasi tepat” di fasilitas medis tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 30.000 orang, termasuk warga sipil yang mengungsi, pasien yang terluka, dan staf medis terjebak di dalam kompleks tersebut.

Israel, yang menghentikan banyak operasinya di Gaza utara beberapa minggu lalu sembari mengklaim telah menghancurkan infrastruktur militer Hamas, menyebutkan  bahwa Hamas telah “berkumpul kembali” di dalam al-Shifa dan “menggunakannya untuk memberi komando serangan terhadap Israel”.

Dalam pesan berbahasa Inggris di Telegram, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan siapa pun “yang mencoba bergerak akan menjadi sasaran peluru penembak jitu dan quadcopter”.

Menurutnya, serangan tersebut, yang dimulai pada pukul 02.00 waktu setempat, telah mengakibatkan “sejumlah orang gugur syahid dan terluka”.

Laporan media mengabarkan bahwa gedung bedah rumah sakit itu terbakar akibat pemboman Israel.

Militer Israel mengumumkan salah satu tentaranya tewas dalam serbuan ke rumah sakit tersebut, di mana mereka terlibat baku tembak dengan pejuang Hamas.

Kematian tentara berpangkat sersan dan bernama Matan Vinogradov, 20 tahun, membuat jumlah total tentara Israel yang tewas dalam perang Gaza bertambah menjadi 250 orang.

Rekaman video memperlihatkan puluhan warga Palestina melarikan diri dari rumah sakit ketika pasukan Israel melancarkan operasi di daerah tersebut.

Pada hari Senin, militer Israel mengedarkan selebaran berisi seruan bagi semua warga sipil di dekat Al-Shifa atau di lingkungan Remal yang lebih luas di Kota Gaza agar melarikan diri ke selatan.

Kantor Media Pemerintah di Gaza mengutuk operasi tersebut dan menyebut serangan itu sebagai “kejahatan perang”.

“Pendudukan Israel masih menggunakan narasi palsu untuk menipu dunia dan membenarkan penyerbuan al-Shifa,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Israel telah berulang kali menuduh Hamas menjalankan operasi militer dari rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya, klaim yang ditepis keras oleh kelompok pejuang tersebut.

Kementerian Kesehatan menyatakan telah menerima telepon dari masyarakat di sekitar rumah sakit yang menyatakan telah jatuh puluhan korban jiwa.

“Tidak ada yang bisa membawa mereka ke rumah sakit karena intensitas tembakan dan tembakan artileri,” kata kementerian itu.

Menurut PBB, 155 fasilitas kesehatan di Jalur Gaza telah rusak sejak perang dimulai. (aljazeera)

UNICEF: Terbesar di Dunia, Lebih dari 13,000 Anak Kecil Terbunuh dalam Perang Gaza

Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengumumkan lebih dari 13.000 anak  terbunuh dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza, dan menyebut jumlah korban tewas tersebut “sangat besar” dan “mengerikan”.

Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell pada hari Ahad (17/3) mengatakan bahwa selain anak-anak yang terbunuh di Gaza, juga banyak anak lainnya yang hilang.

“Ribuan lainnya terluka atau kami bahkan tidak dapat menentukan di mana mereka berada. Mereka mungkin terjebak di bawah reruntuhan. Kami belum pernah melihat tingkat kematian anak sebesar itu di hampir semua konflik lain di dunia,” tambahnya.

Russell juga mengatakan bahwa anak-anak yang kekurangan gizi di bangsal bersalin di Gaza “bahkan tidak punya tenaga untuk menangis.”

Dia  mengeluhkan “tantangan birokrasi yang sangat besar” untuk memindahkan truk bantuan ke wilayah Palestina yang terblokade dimana kelaparan dan kekurangan gizi parah tersebar luas.

Israel melancarkan perang brutal yang didukung AS di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah Hamas melancarkan serangan fajar bersandi Badai Al-Aqsa terhadap Israel sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Sejauh ini, rezim Tel Aviv telah menewaskan sedikitnya 31.645 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 73.676 lainnya.

Dalam kejahatan perangnya, Israel dengan sengaja mendera rakyat Gaza dengan kelaparan melalui penghancurkan pasokan makanan dan pembatasan ketat aliran makanan, obat-obatan, dan pasokan kemanusiaan lainnya. (presstv)