Rangkuman Berita Utama Timteng  Rabu 26 Agustus 2020

dewan keamanan pbbJakarta, ICMES. Ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyatakan pihaknya “tidak dalam posisi untuk mengambil tindakan lebih lanjut” atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk memicu sanksi “snapback” terhadap Iran.

Pasukan elit Iran menegaskan Israel tidak dapat melindungi dirinya sendiri sehingga tidak dapat pula memberikan keamanan kepada Uni Emirat Arab (UEA) maupun negara-negara Arab Teluk Persia lainnya.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada dini hari Rabu (26/8/2020) mengumumkan bahwa telah terjadi  “insiden keamanan” di daerah perbatasannya dengan Lebanon sehingga mereka terpaksa memblokir beberapa jalur.

Pemerintah Irak berjanji melindungi pasukan Barat yang ditempatkan di Irak, termasuk AS, dari serangan faksi-faksi bersenjata yang didukung Iran.

Berita selengkapnya:

DK PBB Tolak Permintaan AS Jatuhkan Kembali Sanksi terhadap Iran

Ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyatakan pihaknya “tidak dalam posisi untuk mengambil tindakan lebih lanjut” atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk memicu sanksi “snapback” terhadap Iran.

Duta Besar Indonesia untuk PBB, Dian Triansyah Djani, yang sedang memimpin DK PBB pada bulan Agustus ini, menyatakan hal tersebut Selasa (25/8/2020), saat menanggapi pertanyaan dari Rusia dan China dalam pertemuan dewan ini mengenai Timur Tengah.

“Saya telah menerima surat dari banyak negara anggota. Jelas bagi saya bahwa hanya satu anggota yang memiliki satu posisi dalam masalah ini, sedangkan banyak negara anggota memiliki pandangan yang berbeda. Menurut pendapat saya, tidak ada konsensus di dewan ini. Akibatnya, ketua tak dapat mengambil tindakan lebih lanjut,” ujar Dian.

Jumat pekan lalu 13 anggota DK PBB menyatakan penentangan mereka dengan alasan bahwa langkah Washington tidak berlaku karena menggunakan proses yang disepakati dalam perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan beberapa negara besar dunia yang dihentikan dua tahun lalu.

Tindakan Dian selaku Ketua DK PBB tersebut menuai kecaman dari Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft, yang menuduh negara-negara lawan pendapatnya mendukung “teroris”.

“Izinkan saya membuatnya sangat, sangat jelas: pemerintahan Trump tidak takut berdiri di kelompok terbatas dalam masalah ini,”komentar Craft setelah Dian berbicara.

“Saya hanya menyesal bahwa anggota lain dari dewan ini telah tersesat dan sekarang menemukan diri mereka berdiri di tengah-tengah teroris,” lanjutnya

Belum jelas apakah penilaian oleh Indonesia itu akan mengakhiri tekanan AS untuk memberlakukan kembali semua sanksi internasional terhadap Iran.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan dia berharap AS akan mencabut tawarannya untuk sanksi keras terhadap Iran, “yang tidak hanya ilegal, melainkan juga tidak akan mengarah pada pencapaian hasil yang diharapkan oleh AS”.

Wakil Nebenzia, Dmitry Polyanskiy, menyimpulkan penilaian Indonesia dalam sebuah posting Twitter dengan mencuit: “Artinya, TIDAK ADA SNAPBACK.”

Di Twitter, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyataan, “Intimidasi tanpa patuh hukum yang dilakukan Pompeo membuat AS terisolasi lagi”.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Washington telah secara resmi memberi tahu PBB bahwa AS ingin semua sanksi terhadap Iran dipulihkan, mengklaim pelanggaran signifikan Iran atas kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan enam negara besar yang didukung oleh DK PBB.

Pompeo mengatakan AS memiliki hak hukum untuk “menarik kembali” sanksi PBB dalam waktu 30 hari, meskipun Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran itu pada tahun 2018. (alalam/aljazeera/reuters)

Israel Nyatakan Terjadi “Insiden Keamanan” di Perbatasannya dengan Libanon

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada dini hari Rabu (26/8/2020) mengumumkan bahwa telah terjadi  “insiden keamanan” di daerah perbatasannya dengan Lebanon sehingga mereka terpaksa memblokir beberapa jalur.

Disebutkan bahwa dalam peristiwa itu pasukan Israel  melepaskan bom-bom suar di atas wilayah pertanian Shebaa dan perbukitan Kafr Shuba di Lebanon selatan.

IDF meminta warga Zionis di beberapa kota perbatasan untuk tidak keluar rumah dan tidak melakukan aktivitas apa pun di area terbuka, termasuk aktivitas pertanian.

Media Israel melaporkan bahwa insiden itu terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang dalam perjalanan menuju sebuah hotel di utara, yang tak jauh dari zona ketegangan.

Di pihak lain, saluran TV Al-Manar melaporkan pada Selasa malam bahwa tentara Israel telah menembakkan lebih dari 20 peluru fosfor ke arah perbatasan selatan Lebanon.

Media yang berafiliasi dengan Hizbullah itu melaporkan, “Telah terjadi serangan Zionis di wilayah Lebanon dengan lebih dari 20 peluru fosfor pembakar di sekitar jalan antara kota Mays al-Jabal dan Hula dan sekitar kota Aitaroun dan perbukitan Kafr Shuba.”

Menurut Al-Manar, kebakaran terjadi di dekat perbatasan tersebut.

Daerah perbatasan Israel-Lebanon diwarnai ketegangan signifikan setelah seorang anggota senior Hizbullah, Ali Kamel Mohsen, terbunuh dalam serangan Israel yang menargetkan situs militer dekat Bandara Internasional Damaskus, ibu kota Suriah, pada 20 Juli 2020.

Tak lama setelah serangan itu, Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menegaskan pihaknya akan membalas serangan itu.

“Kami akan membalas kesyahidan pejuang Ali Mohsen, dan ini hanyalah masalah waktu sehingga mereka (Israel) harus menunggu,” tegas Nasrallah. (alalam/amn)

IRGC: Israel Tak Dapat Melindungi UEA

Pasukan elit Iran menegaskan Israel tidak dapat melindungi dirinya sendiri sehingga tidak dapat pula memberikan keamanan kepada Uni Emirat Arab (UEA) maupun negara-negara Arab Teluk Persia lainnya.

Hal tersebut dinyatakan oleh Wakil Panglima Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigjen Muhammad Hijazi kepada saluran TV Al-Masirah yang berbasis di Yaman, Selasa (25/8/2020).

“Normalisasi Emirat-Israel tidak ada nilainya. Normalisasi terbuka ini telah menyingkap tabir dari wajah Emirat dan menyoroti sifat ketidaksepakatan mereka dengan Republik Iran dan jalan yang mereka ikuti,” ujarnya.

Dia memastikan kebijakan normalisasi itu “akan menempatkan entitas Zionis dan juru ketik lebih dalam lingkaran ketidakamanan.”

Sebelumnya, peringatan serupa juga dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Dia mengatakan bahwa UEA memulihkan hubungan dengan Israel demi memperoleh rasa aman.

“Uni Emirat Arab telah beralih ke Israel untuk membeli keamanan, sementara Israel tak dapat menjaga keamanannya sendiri,” katanya, Senin.

Dia memperingatkan bahwa negara-negara kawasan harus menyadari bahwa keamanan ada di tangan mereka sendiri dan harus digalang oleh mereka sendiri, bukan dengan mengupah pihak asing.

Israel dan UEA belum lama ini diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mencapai kesepakatan untuk menjalin hubungan resmi di antara keduanya.

Dalam  pernyataan bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed, Trump menyatakan bahwa mereka berharap “terobosan bersejarah ini akan mengarah pada kemajuan proses perdamaian di Timur Tengah.”

Perkembangan ini memicu kecaman luas dari publik Arab dan terutama dari faksi-faksi Palestina sendiri, termasuk Fatah, Hamas, dan Jihad Islam. (amn/fna)

AS: Irak Janji Lindungi Pasukan Barat dari Serangan Milisi Pro-Iran

Pemerintah Irak berjanji melindungi pasukan Barat yang ditempatkan di Irak, termasuk AS, dari serangan faksi-faksi bersenjata yang didukung Iran.

Hal itu dinyatakan oleh Wakil Asisten Pertama Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Tengah, Jeoy Hood, dalam konferensi pers melalui telepon yang dilakukan untuk menyoroti hasil negosiasi AS-Irak yang diadakan di Washington pada 19 Agustus.

“Kami menegaskan rasa hormat kami kepada kedaulatan Irak, dan ia berjanji untuk melindungi kami dan tamu internasional lainnya dari serangan faksi-faksi bersenjata yang didukung Iran,” katanya, Selasa (25/8/2020).

Hood menyatakan bahwa kedua pihak “dalam pertemuan itu telah memperbaharui kepatuhan masing-masing kepada kemitraan strategis yang berkelanjutan”, dan pihaknya berencana menggelar pertemuan berbagai komite koordinasi AS-Irak untuk lebih memperdalam hubungan bilateral dalam beberapa bulan mendatang.

Pangkalan-pangkalan militer Irak yang menampung pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh AS kerap menjadi sasaran serangan roket. AS menuduh pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi yang didukung Iran sebagai pelaku serangan tersebut. (rtarabic)