Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 18 Desember 2019

pakistan pervez musharrafJakarta, ICMES. Pengadilan khusus di Pakistan telah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap mantan presiden sekaligus diktator Pervez Musharrafdengan dakwaan  melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.

Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan banyak negara dunia ingin menjalin hubungan baik dengan Iran, sehingga sanksi sepihak AS terhadap Iran tidak dapat bertahan lama.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan membatalkan jadwal kunjungannya ke Malaysia setelah mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman.

Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi secara tidak langsung telah menegur pemerintah Malaysia karena menyelenggaakan Konferensi Tingkat Tinggi “Forum Negara-Negara Islam” di Kuala Lumpur, yang oleh sebagian orang dinilai sebagai upaya menandingi organisasi Konferensi Kerjasama Islam (OKI) yang bermarkas di Jeddah, Arab Saudi.

Berita selengkapnya:

Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf Divonis Hukuman Mati

Sebuah pengadilan khusus di Pakistan telah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap mantan presiden sekaligus diktator Pervez Musharraf, 76 tahun, dengan dakwaan  melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dan subversi.

“Pervez Musharraf dinyatakan bersalah sesuai Pasal 6 karena melanggar konstitusi Pakistan,” kata Salman Nadeem, pejabat hukum pemerintah Pakistan kepada Reuters, Selasa (17/12/2019).

Pengadilan pengkhianatan mulai dilakukan terhadap Musharraf sejak tahun 2014 dengan dakwaan telah memaksakan keadaan darurat pada 3 November 2007, yang telah menyebabkan kebebasan sipil, hak asasi manusia, dan proses demokrasi ditangguhkan sejak November 2007 hingga Februari 2008.

Musharraf sendiri yang berada di pengasingan di Dubai pernah membantah dakwaan itu.

Sementara itu, tentara Pakistan dalam sebuah pernyataan di Twitter menyebutkan bahwa keputusan itu diterima dengan “banyak rasa sakit dan kesedihan dengan pangkat dan arsip angkatan bersenjata Pakistan”.

Pada 3 November 2007 penguasa militer memberlakukan “keadaan darurat”, menangguhkan konstitusi dan menahan para pemimpin dan hakim politik senior.

Krisis ini dipicu oleh upaya Musharraf pada bulan Maret 2007  untuk memecat Ketua Mahkamah Agung Iftikhar Muhammad Chaudhry, tindakan yang kemudian dianggap Mahkamah Agung ilegal.

Upaya itu memicu protes luas kalangan pengacara di seluruh negeri, yang kemudian bergabung dengan partai politik dan berbagai kelompok lain.

Pada 12 Oktober 1999 Musharraf memimpin kudeta militer, melawan pemerintah terpilih Nawaz Sharif. Musharraf terpaksa mengundurkan diri pada Agustus 2008 akibat tekanan Partai Rakyat Pakistan dan Uni Muslim Pakistan. (raialyoum/aljazeera)

Hendak Mengikuti KTT Kuala Lumpur, Rouhani Nyatakan Embargo AS Sia-Sia

Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan banyak negara dunia ingin menjalin hubungan baik dengan Iran, sehingga sanksi sepihak AS terhadap Iran tidak dapat bertahan lama.

“Tekanan AS terhadap Iran tak akan bertahan lama, semua negara dunia menghendaki hubungan persahabatan dan dekat dengan Iran, terutama mereka yang sejak dahulu sudah menjalin hubungan dengan kami,” ujarnya dalam jumpa pers di Bandara Mehrabad, Teheran, Selasa (17/12/2019), saat akan bertolak menuju Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) sejumlah negara Islam pada 18-21 Desember mendatang.

Presiden Rouhani menyatakan bahwa kedekatan dan persahabatan merupakan tujuan kebijakan negaranya dalam memandang hubungan dengan negara-negara di Asia Timur dan Timur Jauh, termasuk Malaysia dan Jepang yang akan segera dikunjunginya atas undangan para pemimpin kedua negara ini.

Malaysia minggu ini akan menjadi tuan rumah KTT para pemimpin sejumlah negara Muslim. KTT ini dinilai sebagai forum untuk menyoroti berbagai isu dunia Islam, termasuk kemelut di Timur Tengah dan sikap mereka terhadap masalah minoritas Uighur Cina.

Para pemimpin dari Iran, Turki, dan Qatar akan berada di antara ratusan delegasi yang akan menghadiri pertemuan puncak tiga hari yang akan membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh umat Islam tersebut.

KTT ini diinisiasi oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang telah lama memperjuangkan solidaritas yang lebih besar di antara komunitas-komunitas Islam dunia serta ingin meningkatkan posisi negaranya di panggung internasional. (raialyoum)

Usai Bertemu Bin Salman, Perdana Menteri Pakistan Urung Hadiri Pertemuan Puncak di Malaysia

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan membatalkan jadwal kunjungannya ke Malaysia, sementara Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi diperkirakan akan mewakili Pakistan pada KTT Kuala Lumpur yang akan diselenggarakan pada 18-20 Desember mendatang.

Surat kabar Pakistan The News menyebutkan bahwa di antara para pemimpin negara Muslim terkemuka yang diperkirakan akan menghadiri KTT itu adalah Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Emir Qatar Tamim bin Hamad.

Mengutip keterangan beberapa sumber, berbagai media melaporkan bahwa Imran Khan membatalkan kunjungan itu segera setelah dia mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman di Riyadh.

Laporan itu menyebutkan, “Kerajaan Arab Saudi sangat kuatir terhadap pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad bahwa negara-negara Islam di KTT Kuala Lumpur akan membentuk platform baru untuk menggantikan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang disebutnya gagal menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh umat Islam di dunia.”

Sumber-sumber itu juga mengatakan bahwa Arab Saudi dan para sekutunya, termasuk UEA, Kuwait, dan Bahrain, menyayangkan kehadiran Emir Qatar, Presiden Turki, dan Presiden Iran di KTT itu, karena mereka kuatir terhadap kemungkinan pembentukan forum Islam baru.

Dengan urungnya kepergian Perdana Menteri Pakistan ke Kuala Lumpur Imran Khan menjadi pemimpin kedua yang mundur dari partisipasi dalam KTT Islam tersebut setelah Presiden Indonesia Joko Widodo juga urung dan digantikan oleh Wakl Presiden Maaruf Amin. (raialyoum/malaysiakini)

Adakan KTT Forum Negara-Negara Islam, Malaysia Ditegur Raja Saudi

Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi secara tidak langsung telah menegur pemerintah Malaysia karena menyelenggaakan Konferensi Tingkat Tinggi “Forum Negara-Negara Islam” di Kuala Lumpur, yang oleh sebagian orang dinilai sebagai upaya menandingi organisasi Konferensi Kerjasama Islam (OKI) yang bermarkas di Jeddah, Arab Saudi.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Saudi, SPA, Raja Salman saat menerima kontak telefon dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad, Selasa (17/12/2019), telah menyinggung hubungan bilateral Riyadh-Kuala Lumpur serta peluang keduanya untuk memperkuat hubungan ini di berbagai bidang.

Namun, pada kesempatan komunikasi tersebut, Raja Salman juga menekankan pentingnya tindakan kolektif negara-negara Islam melalui OKI.

“Khadimul Haramain al-Sharifaian dalam kontak telefon dengan Mahathir Mohammad menyatakan pentingnya aksi bersama (negara-negara) Islami melalui OKI demi mewujudkan persatuan barisan untuk membahas semua isu negara-negara Islam yang berkaitan dengan umat,” lapor SPA.

Surat kabar South China Morning yang terbit di Hong Kong sebelumnya menyebutkan bahwa bahwa keputusan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk tidak menghadiri KTT “Forum Negara-negara Islam” di Kuala Lumpur adalah karena sebagian orang memandang pertemuan puncak itu sebagai upaya untuk menggeser OKI yang dikendalikan Saudi.

KTT itu sendiri rencananya diselenggarakan pada Rabu hingga Sabtu (18-21/12/2019) dengan dihadiri antara lain oleh para pemimpin negara dari Iran, Turki, dan Qatar. (raialyoum)