Rangkuman Berita Utama Timteng  Rabu 10 November 2021

Jakarta, ICMES.  Di hari ketiga dan terakhir latihan militer Iran bersandi Zolfaqar 1400, Selasa (9/11), beberapa pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat mencoba mendekati area latihan tersebut di kawasan Cabahar di tenggara Iran, namun segera mendapat peringatan dari pasukan Iran agar menjauh.





Pasukan Iran tampak begitu serius dalam latihan perang terbarunya yang berlangsung  sejak Ahad lalu hingga Selasa (7-10/11) di area seluas lebih dari satu juta kilometer persegi yang membentang dari bagian timur Selat Hormuz hingga ujung utara Samudra Hindia dan sebagian Laut Merah..

Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed, dilaporkan menolak desakan Arab Saudi supaya otoritas UEA menindak seorang perwira UEA yang telah meghujat dan melontar kata-kata kasar dan jorok terhadap orang-orang Saudi.

Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah yang berbasis di Hmeimim, Suriah, mengumumkan bahwa pasukan pertahanan udara Suriah telah merontokkan enam rudal dalam peristiwa serangan udara Rezim Zionis Israel ke Suriah pada Senin malam lalu.

Berita Selengkapnya:

Coba Dekati Area Latihan Perang, Sejumlah Pesawat AS Diusir Pasukan Iran

Di hari ketiga dan terakhir latihan militer Iran bersandi Zolfaqar 1400, Selasa (9/11), beberapa pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) mencoba mendekati area latihan tersebut di kawasan Cabahar di tenggara Iran, namun segera mendapat peringatan dari pasukan Iran agar menjauh.

Dilaporkan Al-Alam  bahwa tentara Iran dari area latihan perang darat dan lautnya telah mendeteksi beberapa drone jenis MQ-9 dan RQ-4 milik AS dan kemudian memberi peringatan agar pesawat-pesawat itu menjauh.

Tanpa menyebutkan penjelasan lebih lanjut mengenai peristiwa itu, Al-Alam mengutip pernyataan jubir latihan militer Iran, Brigjen Mahmoud Mousavi, mengenai latihan itu sendiri.

“Di hari terakhir manuver Zolfaqar 1400 kita melihat parade kekuatan udara dengan partisipasi para komandan senior dan tamu,” ungkap Mousavi.

Dia menambahkan bahwa pada tahap latihan militer itu telah diperlihatkan berbagai jenis senjata Iran di darat dan laut, termasuk sistem-sistem pertahanan udara buatan dalam negeri, dan bahwa semua tujuan latihan ini telah tercapai.

“Pesan dari manuver ini ialah bahwa tentara Iran berada di kesiapan tingkat tertinggi,” lanjutnya.

Pada hari terakhir latihan militer tersebut Angkatan Bersenjata Iran telah mengasah kemampuan militernya dengan menjalankan beberapa skenario taktik ofensif dan defensif untuk melindungi perbatasan laut dan darat negara republik Islam ini.

Latihan perang ini juga diwarnai dengan ujicoba berbagai jenis sistem pertahanan udara, rudal dan torpedo. (alalam)

Amuk Senjata dan Mesin Perang Iran dalam Latihan Militer “Zolfaqar 1400”

Pasukan Iran tampak begitu serius dalam latihan perang terbarunya yang berlangsung  sejak Ahad lalu hingga Selasa (7-10/11) di area seluas lebih dari satu juta kilometer persegi yang membentang dari bagian timur Selat Hormuz hingga ujung utara Samudra Hindia dan sebagian Laut Merah..

Sebuah video siaran televisi Iran memperlihatkan aksi pasukan dan senjata Republik Islam Iran dalam latihan perang besar-besaran tersebut.

Dalam video itu terdengar suara penyiar televisi Iran menyebutkan; “Kapal selam Tareq mengidentifikasi musuh penyerang dan kemudian menguncinya sebagai target.”

Dia juga mengatakan, “Tareq bukan satu-satunya kapal selam Iran. Jumlah dan variasi kapal selam Angkatan Bersenjata Iran membuat negara ini tercatat  dalam daftar 10 besar negara unggul di dunia.”

Rudal jelajah Nasr ditembakkan untuk melumat target seberat 3000 ton semisal satu unit kapal perang.

“Apa yang Anda saksikan tadi adalah peluncuran rudal jelajah permukaan-ke-permukaan, yang sepenuhnya buatan Iran sendiri,” ungkap seorang presenter Iran.

Terlihat sebuah kapal perang Iran melesatkan rudal jelajah yang menerjang sebuah kapal yang disimulasikan sebagai musuh.

Dilaporkan bahwa pesawat nirawak kamikaze Arash juga sukses dioperasikan dan menghantam target dengan presisi tinggi, dan bahwa pelumpuhan target-target musuh dan penguasaan penuh terhadapnya menjadi babak terakhir operasi pasukan gabungan dalam latihan perang Zolfaqar 1400. (sn)

Perwira UEA Hina Saudi, Bin Zayed Menolak Pengambilan Tindakan terhadapnya

Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed, dilaporkan menolak desakan Arab Saudi supaya otoritas UEA menindak seorang perwira UEA yang telah meghujat dan melontar kata-kata kasar dan jorok terhadap orang-orang Saudi.

Diberitakan Al-Alam, Selasa (9/11), situs Emirat Leaks telah mengutip keterangan sumber-sumber yang disebutnya mengetahui peristiwa tersebut bahwa Bin Zayed bukannya menyetujui permintaan resmi Saudi supaya perwira itu ditindak tapi malah memerintahkan supaya perwira itu dilindungi.

Menurut sumber-sumber itu, sikap Bin Zayed terhadap kasus tersebut terkait dengan konflik antara UEA dan Saudi mengenai peran dan dominasi regional yang terjadi belakangan ini.

Sebelumnya, telah beredar di tengah warganet Saudi sebuah bocoran rekaman suara yang dikaitkan dengan seorang perwira UEA bernama Ahmad Obeid. Dalam rekaman itu terdengar dia menghujat orang-orang Saudi, termasuk dengan menyebut mereka “anak-anak musafir” yang “telah bertindak lancang terhadap para juragan mereka, orang-orang Emirat”.

Disebutkan bahwa perwira itu menghujat orang-orang Saudi dalam sebuah pertemuan online tertutup di mana dia menyebut sejumlah orang Saudi sebagai “hasil tenda-tenda Walid bin Talal”. Pernyataan ini pengacu pada rumor tentang seorang pangeran Saudi yang telah memanggil sejumlah pria Saudi melalui pesan-pesan seluler atau WhatsApp serta mendatangkan mereka dengan bus ke dalam tendanya untuk melakukan hubungan seksual sesama jenis.

Perwira UEA itu juga menyatakan bahwa orang-orang yang disebutnya anak-anak musafir itu adalah para pelaku praktik “liwath” (homoseks) yang “menunggang atau ditunggangi”.  

“Orang-orang seperti itu tak punya harga diri di pasaran para pejantan,”umpatnya.

Dia menambahkan, “Lapanganlah yang berbicara, bukan Ahmad Obeid, kalian (orang-orang Saudi) ke manapun pergi akan ditangkap, inilah akhir nasib kalian; lupa, panas dan hina tak bernilai.”

Rekaman suara itu membangkitkan gelombang kemarahan yang meluas di tengah warganet Saudi. Mereka mengecam pernyataan itu, menuntut reaksi otoritas Saudi terhadapnya, dan balik melontarkan kata-kata kasar dan pedas terhadap UEA dan para pemimpinnya. (mm/alalam/yt)

Rusia: Tentara Suriah Rontokkan Enam Rudal Israel

Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah yang berbasis di Hmeimim, Suriah, Selasa (9/11), mengumumkan bahwa pasukan pertahanan udara Suriah telah merontokkan enam rudal dalam peristiwa serangan udara Rezim Zionis Israel ke Suriah pada Senin malam lalu.

Pusat yang bernaung di bawah Kementerian Pertahanan Rusia itu menjelaskan bahwa sistem pertahanan udara Suriah telah menembak jatuh enam dari total delapan rudal yang ditembakkan Israel ke arah provinsi Homs, Suriah.

Wakil kepala pusat itu, Vadim Kolet, menyebutkan bahwa Israel telah menembakkan rudal-rudalnya dengan menerbangkan jet tempur F-15 di angkasa Suriah dari kawasan utara Lebanon.

Dikutip kantor berita TASS milik Rusia, Kolet juga menjelaskan bahwa sistem pertahanan Buk-ME dan Pantsir S buatan Rusia telah merontokkan enam dari total delapan rudal yang dilesatkan jet tempur Israel ke provinsi Homs.

Serangan Zionis Israel pada Senin malam lalu itu merupakan serangan ke tujuh kalinya terhadap tentara Suriah dalam lebih dari dua pekan terakhir. (fna)