Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 10 April 2019

khamenei - solemainiJakarta, ICMES: Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai Amerika Serikat sia-sia berpikir akan dapat menekuk dan menghabisi pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) karena tak ubahnya dengan bermaksud menghabisi revolusi Islam dan Iran itu sendiri.

Turki dan Qatar mengumumkan penentangan mereka terhadap keputusan Trump memasukkan Korps IRGC dalam daftar organisasi teroris versi AS.

Iran berencana mengorbitkan tiga lagi satelit buatannya sebagai kelanjutan program kedirgantaraannya meskipun mendapat peringatan dari AS.

Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya angkat bicara dan mengecam keputusan AS mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan milik Suriah yang diduduki Israel.

Berita selengkapnya:

Ayatullah Khamenei: Percuma AS Bermaksud Menghabisi IRGC

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai Amerika Serikat (AS) sia-sia berpikir akan dapat menekuk dan menghabisi pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) karena tak ubahnya dengan bermaksud menghabisi revolusi Islam dan Iran itu sendiri.

Dalam kata sambutannya saat ditemui oleh para petinggi dan anggota IRGC pada peringatan Milad Imam Husain as di Teheran, Selasa (9/4/2019), Ayatullah Khamenei memastikan bahwa AS getol memusuhi IRGC karena pasukan ini selalu berada di garis terdepan dalam membela negara dan revolusi Islam.

Menurutnya, sudah 40 tahun AS mengerahkan segenap kemampuannya namun tak dapat berbuat apa-apa di depan Republik Islam Iran, sementara “revolusi dan pemerintahan Islam (Iran) memiliki jangkauan yang panjang di kawasan dan bahkan dunia”, dan peran IRGC sangat menonjol dalam gerakan perlawanan terhadap musuh di semua gelanggang.

“IRGC terdepan dalam  operasi dan pencegatan musuh di garis perbatasan, dan bahkan di jarak sejauh ribuan kilometer (dari perbatasan) dan di sekitar pusara suci Sayyidah Zainab serta dalam perlawanan politik terhadap musuh,” ujarnya.

Dia melanjutkan, “AS sia-sia membayangkan konspirasi anti-IRGC, yang sebenarnya adalah anti revolusi dan Iran, dan melakukan provokasi. Tentu tak ada tempat untuk aksi makar ini, tipu daya akan berbalik kepada mereka sendiri. Musuh-musuh Republik Islam Iran semisal Trump dan orang-orang bodoh di sekitarnya dalam pemerintahan AS justru sedang perjalanan menukik.”

Sayyid Ali Khamenei memandang konspirasi demi konspirasi yang digalang AS terhadap Iran justru menandakan ketidak berdayaan AS dalam upayanya menghadang gerakan bangsa Iran.

“Sejak 40 tahun silam musuh melakukan berbagai jenis tekanan politik, ekonomi, dan propaganda anti bangsa Iran, tapi sampai sekarang Republik Islam Iran masih prima. Mereka tak dapat melakukan tindakan bodoh apapun,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa Iran memiliki jangkauan dan pengaruh yang besar di kawasan serta wibawa dan ketangguhan yang semuanya berpangkal bukan pada kekuatan senjata nuklir.

“Kami sejak awal sudah menekankan bahwa kami tidak memerlukan senjata nuklir. Karena itu, kekuatan dan kehormatan yang dinikmati bangsa Iran di depan mata dunia bersumber pada keteguhan, pengormatan, dan wawasan publiknya,” terangnya.

Dia lantas memastikan bahwa revolusi Islam Iran akan terus bergerak maju, sembari mengimbau segenap generasi muda Iran, terutama yang berada di IRGC, agar menentukan peranan masing-masing dalam gerakan ini, termasuk dengan meneladani para wali Allah dalam menjalankan kewajibannya karena Allah dan di jalanNya.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump telah memutuskan untuk mencantumkan IRGC dalam daftar organisasi teroris. Pernyataan ini lantas dibalas oleh Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dengan deklarasi bahwa pemerintah AS adalah rezim pendukung terorisme, dan bahwa Komando Pusat AS (CENTCOM) dan semua pasukan yang terkait dengannya adalah teroris. (mm/alalam/raialyoum)

Turki Dan Qatar Kecam Keputusan Trump Soal

Turki dan Qatar, Selasa (9/4/2019), mengumumkan penentangan mereka terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memasukkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dalam daftar organisasi teroris versi AS.

“Tidak ada negara yang dapat menyatakan angkatan bersenjata negara lain sebagai organisasi teroris, kami juga tidak mendukung keputusan sepihak ini,” ungkap Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Dia menekankan bahwa tindakan demikian “akan menyebabkan instabilitas di kawasan.”

Presiden AS Donald Trump, Senin lalu (8/4/2019), memutuskan untuk mencantumkan IRGC dalam daftar organisasi teroris.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyatakan bahwa “perselisihan antarnegara harus diselesaikan dengan dialog.”

Dia menambahkan, “Iran adalah negara yang memiliki kondisi regional dan geografisnya sendiri yang menuntut kami sebagai negara-negara di sekitarnya untuk memandangnya dengan berbagai pertimbangan, baik kami berselisih ataupun bersepakat dengan kebijakannya.”

Dia juga menekankan bahwa perselisihan yang ada adalah akibat beberapa tindakan pasukan Iran ataupun pasukan lain tidak boleh diselesaikan dengan penerapan sanksi. (alalam)

Iran Akan Orbitkan Tiga Lagi Satelit Buatannya

Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi menyatakan negaranya berencana mengorbitkan tiga satelit yang dikembangkan di dalam negeri sebagai kelanjutan program kedirgantaraannya meskipun mendapat peringatan dari negara musuhnya, Amerika Serikat (AS).

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters di sela-sela Pertemuan Puncak Telekomunikasi Internasional (ITU) tentang Forum Masyarakat Informasi (WSIS) di Jenewa, Swiss, Selasa (9/4/2019), Jahromi memastikanTeheran pantang mundur dari aktivitas peluncuran satelit , dan membantah tuduhan AS bahwa aktivitas ini hanyalah kedok untuk pengembangan rudal balistik.

“Roket yang saat ini telah dikembangkan di Iran untuk membawa satelit bukanlah sesuatu yang menutupi kegiatan roket jenis lain… Karena jika Iran memang ingin memiliki aktivitas rudal maka itu adalah sesuatu yang dilakukan secara terbuka. Itu bukan sesuatu yang disembunyikan. Itu bagian dari hak kami untuk pertahanan,” terangnya.

Sebelumnya di hari yang sama, Kepala Pusat Penelitian Antariksa Iran, Hossein Samimi, mengatakan satelit telekomunikasi Nahid-1 dan Nahid-2 selain satelit penginderaan jauh Pars-1 akan siap diluncurkan pada akhir tahun kalender Iran saat ini (20 Maret 2020).

Satelit Nahid-1 dilaporkan akan mengorbit Bumi pada ketinggian 250-310 kilometer, yang dikenal sebagai Orbit Bumi Rendah. Satelit bertenaga surya ini akan melakukan misi telekomunikasi.

Nahid-2 akan fokus pada pengembangan dan pengujian teknologi dasar yang diperlukan untuk membangun satelit komunikasi geostasioner dengan masa operasional dua tahun.

Samimi menggaris bawahi bahwa satelit Nahid-1 akan siap dikirim ke orbit pada pertengahan Juni, Pars-1 akan disiapkan pada pertengahan Januari 2020, dan satelit Nahid-2 akan diorbitkan pada Maret 2020. (presstv)

Pertama Kali, Putin Kecam Keputusan AS Soal Golan

Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya angkat bicara dan mengecam keputusan AS mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan milik Suriah yang diduduki Israel.

Putin menilai keputusan Presiden AS Donald Trum itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Hal ini ditegaskan Putin kepada wartawan usai pertemuan dengan  mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Moskow, Rusia, Senin (8/4/2019).

Putin mengatakan, “Mengenai pengakuan atas Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel, Anda sudah tahu sikap Rusia. Itu telah disajikan dalam sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia. Langkah (AS) itu melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.”

Dataran Tinggi Golan diduduki oleh Israel sejak 1967 dan kemudian Tel Aviv secara sepihak menyatakan kedaulatan atasnya.

Trump mengumumkan keputusannya mengakui kedaulatan Israel atas wilayah perbukitan itu pada akhir Maret lalu.

Keputusan Trump ini membangkitkan kecaman dunia, dan hanya Israel yang menyorakinya karena diuntungkan. Keputusan ini bahkan ditolak oleh sekutu terdekat AS sendiri di Eropa dan Timteng. (rt/maan)