Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 12 Januari 2023

Jakarta, ICMES. Pengadilan Iran menjatuhkan hukuman mati  terhadap Alireza Akbari, seorang mantan pejabat tinggi, karena terbukti telah menjadi mata-mata untuk badan intelijen Inggris.

Komandan Angkatan Laut (AL) Iran, Laksamana Shahram Irani, menyatakan bahwa AL Iran berencana untuk eksis di Terusan Panama.

Pasukan Zionis Israel membunuh seorang pemuda Palestina dalam  serangan mereka ke wilayah pendudukan Tepi Barat.

Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri mematikan di dekat Kementerian Luar Negeri Afghanistan di ibu kota, Kabul.

Berita Selengkapnya:

Jadi Mata-Mata Inggris, Mantan Pejabat Iran ini Dijatuhi Hukuman Mati

Pengadilan Iran menjatuhkan hukuman mati  terhadap Alireza Akbari, seorang mantan pejabat tinggi, karena terbukti telah menjadi mata-mata untuk badan intelijen Inggris.

Departemen Hubungan Masyarakat Kehakiman Iran, Rabu (11/1), menyatakan bahwa Alireza Akbari ditangkap belum lama ini atas tuduhan melakukan spionase terhadap  Iran.

Disebutkan bahwa setelah Akbari ditahan oleh pasukan intelijen, otoritas hukum mengajukan gugatan terhadapnya dan dia diadili  hingga kemudian dijatuhi vonis mati berdasarkan bukti nyata.

Akbar sempat menyatakan banding terhadap putusan itu sehingga kasusnya diperiksa kembali oleh Mahkamah Agung Negara tapi mahkamah inipun lantas menolak bandingnya dan menguatkan putusan awal.

Kementerian intelijen Iran memastikan bahwa Akbari adalah salah satu agen penting dinas intelijen Inggris, yang mengumpulkan informasi penting tentang Iran dan sudah beberapa kali menyerahkannya kepada Inggris.

Menurut Kementerian Intelijen, terpidana mata-mata itu memiliki akses ke beberapa aparat penting karena jabatan yang pernah dipegangnya.

“Selama proses memperoleh visa dari kedutaan di Teheran, mata-mata ini didekati dan diwawancarai oleh agen intelijen yang ditempatkan di kedutaan itu, dan kemudian selama perjalanannya ke Eropa, dia menjadi pegawai penuh dinas intelijen Inggris, “terangnya.

Kementerian intelijen menyebutkan bahwa karena pentingnya posisi dan aksesnya, Alireza Akbari menjadi mata-mata kunci untuk dinas intelijen SIS, dan pada saat yang sama dibimbing serta memiliki kontak dengan beberapa pejabat terkemuka dari Iran Desk di SIS.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa Akbari adalah mantan wakil menteri pertahanan dan penasihat Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional (SNSC).

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, pemerintah Inggris meminta Iran membebaskan Akbari, sembari menyatakan bahwa dia berkewarganegaraan ganda. (mna)

Sembari Peringatkan Australia dan Prancis, AL Iran Nyatakan akan Hadir di Terusan Panama

Komandan Angkatan Laut (AL) Iran, Laksamana Shahram Irani, menyatakan bahwa AL Iran berencana untuk eksis di Terusan Panama.

 â€œAngkatan Laut angkatan darat telah hadir di semua selat strategis di dunia hingga saat ini, kami belum hadir di dua selat saja, dan kami akan hadir di salah satu selat tersebut tahun ini. Rencananya kami hadir di selat itu,Terusan Panama,” kata Shahram Irani dalam sebuah upacara di Teheran, Rabu (11/1).

“Hari ini kita harus memperkuat kehadiran maritim kita di perairan internasional, dan hari ini kita dapat mengatakan bahwa tidak ada penghalang ilmiah untuk tumbuh di bidang ini,” lanjutnya,  sembari menyebutkan bahwa AL Iran berlayar di Samudera Pasifik untuk pertama kalinya.

Menurutnya, Australia dan Prancis mengancam misi AL Iran di Samudra Pasifik dan melanggar aturan maritim. Tentang ini,  Irani menegaskan, “Kami menanggapi mereka dengan kekuatan sesuai dengan hukum.”

Pada kesempatan lain, Shahram Irani menyebut pantai Makran di Iran tenggara sebagai hal yang penting bagi Iran, dan mengatakan bahwa rencana pembangunan di wilayah tersebut sedang diupayakan secara serius.

Dia juga menyerukan pendirian pusat ekonomi dan industri di dekat laut untuk masalah ekspor dan impor, dan menekankan penggunaan air laut dalam industri baja dan petrokimia. (mna)

Pasukan Israel Bunuh Pemuda Palestina dalam Serangan di Tepi Barat

Pasukan Zionis Israel membunuh seorang pemuda Palestina dalam  serangan mereka ke wilayah pendudukan Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu (11/1), mengumumkan bahwa korban bernama Ahmed Abu Junaid, 21 tahun, itu gugur karena luka tembak di kepala akibat serangan tentara Israel ke kamp pengungsi Balata di kota Nablus di bagian utara Tepi Barat.

Dengan demikian, jumlah orang Palestina yang terbunuh oleh tembakan Israel pada tahun 2023 bertambah menjadi lima orang, termasuk tiga anak kecil.

Tentara Israel mengaku sedang melakukan operasi penangkapan di Tepi Barat pada Rabu pagi. Di kamp pengungsi Balata, tembak-menembak meletus antara pejuang Palestina dan pasukan keamanan Israel, dan kemudian seorang Palestina tertembak.

Kelompok pejuang Palestina Arin Al-Usud (Sarang Singa) yang berbasis di Tepi Barat dalam sebuah statemennya mengaku telah menyerang pasukan pendudukan Israel yang menyerbu kamp Balata pada dini hari Rabu.

“Kelompok Sarang Singa menghadapi dan bentrok dengan pasukan pendudukan Zionis dengan tembakan peluru setelah mereka menyerbu kamp Balata saat fajar hari ini, Rabu 11/1/2023,” bunyi statemen itu.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan bahwa pasukan khusus Israel mengepung sebuah rumah di kamp yang padat penduduk dan melepaskan tembakan tajam, gas air mata, dan granat kejut ke kerumunan pemuda.

Brigade Syuhada Al-Aqsa, sayap bersenjata Fatah, partai politik yang mengendalikan Otoritas Palestina, menyatakan bahwa Abu Junaid adalah anggotanya.

Sejak Maret 2022, serangan militer Israel meningkat di Tepi Barat saat tentara Zionis menindak orang Palestina yang sebagian besar berada di kamp-kamp pengungsi.

Kelompok HAM Israel B’Tselem menyatakan sedikitnya 146 warga Palestina dibunuh oleh pasukan keamanan Israel pada tahun 2022 di Tepi Barat dan Al-QudsTimur.

Jumlah korban gugur tahun lalu itu tercatat sebagai yang tertinggi setelah peristiwa intifada kedua pada tahun 2004. (aljazeera/alalam)

Bom Bunuh Diri di Kabul Tewaskan 20 Orang, ISIS Mengaku Bertanggungjawab

Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri mematikan di dekat Kementerian Luar Negeri Afghanistan di ibu kota, Kabul, Rabu (11/1)

Jaringan berita Amaq milik ISIS di Telegram menyebutkan bahwa seorang anggota ISIS berhasil melewati benteng keamanan Taliban “sebelum meledakkan sabuk peledaknya di antara para karyawan dan penjaga.”

Surat kabar Afghanistan Hasht-e Subh melaporkan bahwa lebih dari 20 orang tewas dalam ledakan di dekat gedung Kementerian Luar Negeri yang terletak di Kabul tengah.

Juru bicara polisi Kabul, Khaled Zadran, mengatakan, “Imarah Islam (pemerintahan Taliban di Afghanistan) mengutuk serangan semacam itu. Mereka yang berada di balik serangan ini akan ditemukan dan dihukum.”

Wakil Menteri Penerangan dan Kebudayaan Afghanistan Mohajer Farahi mengatakan,  “Rencananya akan ada delegasi China di Kementerian Luar Negeri hari ini, tapi kami tidak tahu apakah delegasi itu hadir  ketika ledakan itu terjadi.”

Deputi Dirjen Humas dan Strategi Hamdalah Muttaqi di Twitter menyebutkan bahwa tidak ada orang asing di kementerian itu saat terjadi serangan.

Dia juga menyatakan, “Seorang pembom bunuh diri mencoba melurug kementerian itu, tapi gagal mencapai tujuannya, karena pasukan keamanan menemukannya sehingga dia meledakkan diri.” (alalam)