Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 21 Februari 2020

SAA di IdlibJakarta, ICMES. Pasukan Arab Suriah (SAA) yang didukung pasukan Rusia terlibat pertempuran sengit melawan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Turki di Provinsi Idlib, Suriah, hingga jatuh korban tewas 27 orang dan sebanyak 10 kendaraan lapis baja Turki hancur.

Kantor berita Bloomberg mengutip keterangan pejabat tinggi Turki di Ankara bahwa negara ini meminta bantuan pengerahan dua sistem pertahanan udara jenis Patriot kepada AS untuk menghadapi AU Rusia di Provinsi Idlib, Suriah.

Petinggi pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan bahwa jumlah tentara AS yang tewas akibat gempuran rudal IRGC ke pangkalan udara Ain Assad di Irak mencapai 120 orang.

Berita selengkapnya:

Perang di Idlib, 27 Orang Tewas, 10 Kendaraan Lapis Baja Turki Hancur

Pasukan Arab Suriah (SAA) yang didukung pasukan Rusia terlibat pertempuran sengit melawan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Turki di Provinsi Idlib, Suriah, hingga jatuh korban tewas 27 orang dan sebanyak 10 kendaraan lapis baja Turki hancur, Kamis (20/2/2020).

Kantor berita Interfax dan TAS milik Rusia melaporkan bahwa kementerian pertahanan negara ini menuding Turki pada hari itu memberikan dukungan artileri kepada kawanan ekstremis yang diperangi SAA, sementara AU Rusia membantu SAA dengan menggempur kawanan di dua daerah di Idlib.

Ankara menyatakan dua tentara Turki tewas dan lima lainnya terluka akibat serangan udara di Idlib, dan Ankarapun menyatakan SAA bertanggungjawab atas peristiwa ini.

Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) melaporkan bahwa kelompok Hay’at Tahrir Sham alias Jabhat al-Nusra serta kelompok-kelompok pemberontak Suriah yang tergabung dalam Front Nasional untuk Pembebasan melancarkan serangan dengan dukungan pasukan Turki ke posisi-posisi SAA di distrik al-Nirab di tenggara Idlib.

Direktur Ekskutif SOHR menyebutkan bahwa kelompok-kelompok yang didukung Turki sempat merebut sebagian besar kawasan al-Nerab, tapi kemudian terhalau dari sana oleh gempuran SAA yang didukung jet tempur Rusia.

Menurut SOHR, pertempuran tersebut menewaskan 11 orang di pihak SAA dan 14 orang di pihak kawanan bersenjata, serta 2 tentara Turki.

Kantor berita Turki Anatolia mengutip keterangan narasumbernya di kawasan tersebut bahwa “ada pergerakan untuk melindungi pos-pos militer Turki”, tanpa memastikan apakah pasukan Turki sendiri terlibat langsung dalam operasi itu.

Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa satuan-satuan SAA telah menumpas kelompok-kelompok teroris penyerang di derah al-Nerab.

Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah menyatakan bahwa jet-jet tempur Sukhoi-24 Rusia telah membombardir kawanan teroris sehingga SAA di darat sukses membendung gelombang serangan mereka.

Sebelumnya, Sputnik milik Rusia melaporkan bahwa pertempuran sengit antara SAA dan kawanan teroris, terutama Jabhat al-Nura dan Ajnad al-Qauqaz, sementara pasukan artileri Turki menyokong serangan kawanan itu ke posisi-posisi SAA di al-Nerab yang terletak di barat kota Saraqeb.

Menurut Sputnik, unit SAA anti-tank telah menghancurkan 10 kendaraan lapis baja Turki, termasuk 4 tank, dalam pertempuran itu. (raialyoum)

Bloomberg: Turki Minta Bantuan AS untuk Hadapi Rusia di Idlib

Kantor berita Bloomberg mengutip keterangan pejabat tinggi Turki di Ankara bahwa negara ini meminta bantuan pengerahan dua sistem pertahanan udara jenis Patriot kepada AS untuk menghadapi AU Rusia di Provinsi Idlib, Suriah.

“Turki meminta AS mengerahkan dua baterai sistem Patriot di perbatasan selatan Turki untuk menjamin keleluasaan proses serangan balasan untuk setiap serangan mendatang pasukan rezim Suriah yang didukung AU Rusia,” ungkap narasumber anonim Turki itu, Kamis (20/2/2020).

Dia menjelaskan bahwa Turki dapat menggunakan jet-jet tempur F-16 untuk menyerang Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya di Idlib jika sistem Patriot dikerahkan di kawasan Hatay di perbatasan Turki-Suriah.

Sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan itu menambahkan bahwa Ankara belum menerima tanggapan dari Washington terkait dengan permohonan yang telah diserahkan kepada Utusan AS untuk Suriah, James F. Jeffrey, pada pekan lalu tersebut.

Kedutaan Besar AS untuk Turki di Ankara enggan berkomentar mengenai pernyataan petinggi anonim Tukri tersebut. (raialyoum/alalam)

Petinggi IRGC: 120 Tentara AS Tewas dalam Serangan Rudal Iran ke Pangkalan Ain Assad

Petinggi pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan bahwa jumlah tentara AS yang tewas akibat gempuran rudal IRGC ke pangkalan udara Ain Assad di Irak mencapai 120 orang.

Seperti dilansir kantor berita resmi Iran, IRNA, penasehat panglima IRGC Brigjen Ali Balali dalam sebuah acara mengenang “Syuhada Muqawamah” yang diselenggarakan di kota Turbat Haydaria, Provinsi Khorasan, Iran barat laut, Rabu (19/2/2020), mengatakan, “Harga darah komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani dan para syuhada Poros Resistensi adalah pengusiran pasukan AS dari kawasan… Pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS merupakan kesalahan besar.”

Dia juga mengatakan, “AS telah melayangkan beberapa surat (kepada Iran) melalui berbagai negara, dan di situ AS semula mengancam akan bereaksi terhadap segala bentuk pembalasan…  Hanya saja, mereka lantas mendapat tamparan rudal menyakitkan yang menerjang pangkalan Ain Assad dan menewaskan 120 orang.”

Ali Balali menegaskan, “Sebagaimana kemenangan revolusi Islam menghasilkan keterusiran AS dari Iran, darah Syahid Soleimani dan syuhada Poros Muqawamah juga akan menghasilkan keterhapusan eksistensi AS di kawasan.”

Mengenai rudal Iran dia mengatakan, “Margin error pada presisi rudal-rudal kita dulu mencapai satu kilometer, tapi presisi itu sekarang, berkat anugerah Allah SWT dan jerih payah Syahid Hassan Tehrani Moghaddam serta para syuhada dan pakar lainnya, meningkat hingga ke level yang memungkinkan kita membidik titik di pangkalan-pangkalan AS di kawasan.”

Seperti diketahui, jenderal tersohor Iran Qassem Soleimani terbunuh bersama wakil ketua pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, serta beberapa orang lain yang menyertai keduanya, akibat serangan udara AS pada tanggal 3 Januari 2020.

Pada dini tanggal 8 Januari 2020 IRGC membalas serangan AS itu dengan menghujankan belasan rudal balistiknya ke dua pangkalan militer AS di Irak, termasuk Lanud Ain Assad yang ditempati oleh sekira 1500 tentara AS.

IRGC pada klaim awalnya menyatakan serangannya itu menewaskan 80 tentara AS, sementara Presiden AS Donald Trump semula mengklaim serangan balasan Iran itu tidak menjatuhkan korban tewas maupun luka, namun belakangan Pentagon beberapa kali mengumumkan pertambahan demi pertambahan jumlah korban cedera, di mana yang terbaru diantaranya, yaitu pada tanggal 10 Februari 2020, menyebutkan jumlah 109 orang.

Pada 10 Januari lalu pemerintah Irak meminta pemerintah AS mengirim delegasi untuk membahas mekanisme penarikan pasukan dari Irak, namun AS menolaknya dan memberikan sinyal ancaman untuk menerapkan embargo terhadap Irak jika Baghdad tetap bersikeras dengan tuntutan pengeluaran pasukan AS dari Irak.

Dan pada Jumat 23 Januari terjadi unjuk rasa jutaan rakyat Irak di Baghdad untuk menegaskan tuntutan mereka agar tentara AS angkat kaki dari Irak. (raialyoum/alalam)