Rangkuman Berita Timteng Selasa 31 Oktober 2017

terowongan di gazaJakarta, ICMES: Tujuh orang Palestina, tiga di antaranya komandan lapangan sayap militer faksi pejuang Hamas dan Jihad Islam, gugur terkena serangan Israel.

Wakil Presiden Iran merangkap Kepala Badan Tenaga Atom Iran Ali Akbar Salehi menyatakan bahwa pada hari ini akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan dua reaktor nuklir baru.

Emir Qatar Tamim Bin Hamad al-Thani menuding Arab Saudi dan sekutu Arabnya berusaha menggulingkan Syeikh Tamim karena Saudi merasa terancam oleh kebebasan berpendapat yang diperjuangkan oleh Qatar.

Berita Selengkapnya:

Tujuh Pejuang Palestina Gugur Diserang Israel

Tujuh orang Palestina, tiga di antaranya komandan lapangan sayap militer faksi pejuang Hamas dan Jihad Islam, gugur terkena serangan Israel terhadap sebuah terowongan bawah tanah yang membentang di selatan Jalur Gaza hingga wilayah Israel, Senin (30/10/2017).

Jubir Departemen Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudrah mengatakan, “Jumlah syuhada bertambah menjadi tujuh orang sementara korban luka 11 orang akibat serangan rezim pendudukan (Israel) terhadap sebuah terowongan kubu muqawamah (resistensi) di timur kota Khan Yunis (selatan Jalur Gaza.”

Dia menambahkan bahwa korban yang gugur adalah Ahmad Khalil Abu Armanah, 25 tahun, Umar Nassar al-Falit, 27 tahun, Misbah Shubair, 30 tahun, serta Arfanat Abu Mursyid, Hasan Abu Hasanain, dan Mohammad al-Agha, 22 tahun, dan Hisam Jihad al-Samiri.

Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam, mengatakan Israel melancarkan serangan udara Senin siang terhadap terowongan yang dibuat oleh kelompok pejuang ini, dan di antara para syuhada adalah komandan brigade ini untuk kawasan tengah, Arafat Abu Mursyid, dan wakilnya, Hasan Abu Hasanain, serta dua pejuang Umar al-Falit dan Ahmad Khalil Abu Armanah.

“Darah para syuhada ini tidak akan tumpah sia-sia, dan semua opsi balasan terbuka di depan kami,” tegas Brigade al-Quds.

Brigade Ezzeddin al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan satu pejuangnya juga gugur dalam serangan ini,

“Komandan lapangan Misbah Faiq Shubair dari Khan Yunis telah gugur dalam operasi penyelematan yang dilakukan oleh para mujahidin al-Qassam untuk saudara-saudara mereka dari Brigade al-Quds yang berada dalam terowongan yang menjadi sasaran serangan di timur Khan Yunis,” ungkap Brigade al-Qassam.

Beberapa lama kemudian Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa satu lagi anggotanya  bernama Mohammad Marwan al-Agha, juga gugur.

Hamas dalam kecamannya atas serangan ini menegaskan, “Kejahatan baru Zionis ini merupakan eskalasi berbahaya terhadap bangsa kami dan  muqawamahnya, merupakan upaya sia-sia untuk merusak perjuangan memulihkan persatuan Palestina.”

Ketegangan ini terjadi ketika Hamas rencananya akan menyerahkan kewenangannya di Jalur Gaza kepada otoritas Palestina pada tanggal 1 Desember mendatang setelah penandatangan perjanjian rekonsiliasi Palestina di Kairo, Mesir.

Sebelumnya, tentara Israel mengaku telah meledakkan sebuah terowongan yang membentang dari Jalur Gaza hingga ke dalam wilayah Israel. Rezim Zionis ini meminta Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza bertanggungjawab atas adanya terowongan itu.

Sementara itu, juru bicara Kemlu Iran Behram Qassemi mengutuk keras serangan ini dengan menyatakan, “Rezim haus darah, Zionis, membunuhi anak-anak muda Palestina sembari mengira tindakan ini akan dapat menggoyahkan kehendak rakyat tertindas Palestina dan menjamin keamanannya yang rapuh.”

Qassemi juga menegaskan, “Sudah tujuh dekade Israel berbuat kejahatan dan pembunuhan, termasuk terhadap anak kecil, tapi sama sekali tidak menggoyahkan tekad dan kehendak rakyat Palestina yang sabar dan bermartabat ini.” (rayalyoum/fna)

Emir Qatar: Saudi Musuhi Qatar Karena Terancam Kebebasan Berpendapat

Emir Qatar Tamim Bin Hamad al-Thani menuding Arab Saudi dan sekutu Arabnya berusaha menggulingkan Syeikh Tamim karena Saudi merasa terancam oleh kebebasan berpendapat yang diperjuangkan oleh Qatar.

Dalam wawancara pada acara “60 Minutes” TV CBS milik Amerika Serikat (AS), Tamim menjelaskan, “Mereka ingin mengubah pemerintah (Qatar), ini jelas sekali. Sejarah menunjukkan dan memberitahu kita betapa mereka juga berusaha demikian pada tahun 1996 setelah ayah saya menjadi emir (Qatar). Dan mereka benar-benar menunjukkan hal ini secara blak-blakan dalam beberapa minggu lalu. Mereka tidak menyukai kemerdekaan kami dan jalan pemikiran dan pandangan kami untuk kawasan.”

Dia menegaskan, “Kami menghendaki kebebasan berekspresi untuk bangsa-bangsa kawasan,  tapi mereka (Saudi dan sekutunya) tidak menyukainya, dan menganggap hal ini menjadi ancaman bagi mereka.”

Pernyataan Tamim ini merupakan yang pertama kalinya Doha secara terbuka menuding kubu Saudi berusaha menggulangkan pemerintahan di Qatar.

“Mereka mengatakan bahwa pemerintahan ini harus lebih bisa diterima oleh para jirannya. Mereka ingin mengatakan kepada kami bahwa kami harus mengikuti mereka daripada kami independen. Inilah yang hendak mereka katakan. Inilah yang mereka inginkan,” lanjut Tamim.

Mengenai kemungkinan dialog Qatar dengan kubu Saudi, dia mengatakan, “Tak ada indikasi kuat mengenai mengenai kesiapan berbagai pihak untuk dialog, dan tak dapat memaksa orang untuk berbicara jika mereka tidak siap untuk itu.”

Emir Qatar mengaku pihaknya siap mengadakan pembicaraan langsung dengan mediasi AS untuk mengatasi krisis Teluk, tapi dirinya masih menunggu respon Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir terhadap ajakan Presiden AS Donald Trump kepada empat negara pemboikot Qatar ini. (rayalyoum)

Hari Ini Iran Memulai Pembangunan Dua Reaktor Nuklir Baru

Wakil Presiden Iran merangkap Kepala Badan Tenaga Atom Iran Ali Akbar Salehi menyatakan bahwa pada hari ini, Selasa (31/10/2017), akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan dua reaktor nuklir baru yang disaksikan oleh Dirjen perusahaan tenaga atom Rusia Rosatom, Alexey Likhachev.

Tiba di Bandara Bushehr, Senin (30/10/2017), Salehi mengatakan kepada wartawan bahwa dalam kunjungannya ke kota ini akan dilakukan seremoni peletakan batu pertama fondasi bangunan reaktor nuklir unit 2 dan 3 yang berada di sisi reaktor yang sudah ada sebelumnya di Bushehr.

Dia menjelaskan bahwa dalam kunjungan ini juga akan dibahas mekanisme kegiatan, pengoperasian, dan penyuksesan pembangunan dua unit pembangkit listrik tenaga nuklir ini serta taraf kegiatan Iran dan pihak Rusia dalam penyuksesan proyek. Selain itu juga akan dibahas mekanisme pendanan proyek pembangunan dua fasilitas nuklir di Busher ini bersama pihak Rusa.

Pada November 2014 Rusia dan Iran meneken sejumlah dokumen pengembangan kerjasama bilateral di bidang energi nuklir untuk tujuan damai, termasuk pembangunan dua reaktor nuklir baru untuk pembangkit listrik di Bushehr.

Sesuai kesepakatan, pada awal tahun ini Moskow menerima tahap pertama proyek yang telah disepakati, dan rencananya Rusia akan menggarap proyek tahap kedua yang menjamin pembangunan dua reaktor nuklir lagi pada pertengahan tahun 2016.

Nilai proyek ini diperkirakan mencapai sekira 10 miliar Dolar Amerika Serikat. Rencananya, operasi ujicoba reaktor kedua akan dilakukan pada Oktober 2024, sementara reaktor ketiga pada April 2026. (alalam)