Rangkuman Berita Timteng Rabu 19 September 2018

IL-20 rusiaJakarta, ICMES: Rusia menyalahkan Israel terkait dengan jatuhnya pesawat pengintai Rusia Il-20 akibat salah tembak sistem pertahanan udara S-200 Suriah yang berusaha menangkis serangan rudal Israel.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavuzoglu menyatakan bahwa badan intelijen Turki dan Rusia akan membahas nasib kelompok-kelompok ekstremis yang bercokol di Idlib.

Enam orang Palestina gugur syahid terkena serangan pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan al-Quds (Yerussalem).

Arab Saudi menyatakan bahwa kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman telah melancarkan serangan rudal ke Dahran di bagian selatan Saudi hingga menghancurkan beberapa bangunan.

Berita selengkapnya:

Pesawat Militernya Tertembak Jatuh Di Suriah, Rusia Salahkan Israel

Kementerian Luar Negeri Rusia mengaku telah memanggil Duta Besar Israel di Moskow, Selasa (18/9/2018), menyusul jatuhnya pesawat pengintai Rusia Il-20 akibat salah tembak sistem pertahanan udara S-200 Suriah yang berusaha menangkis serangan rudal Israel pada Senin malam lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia enggan berkomentar mengenai pemanggilan itu.

Sebelumnya di hari yang sama Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan 15 orang yang ada dalam pesawat itu tewas pada peristiwa tersebut.

Moskow menyatakan Tel Aviv bertanggungjawab penuh atas jatuhnya Il-20 karena jet-jet tempur Israel diketahui berlindung di balik Il-20 sehingga pesawat Rusia inilah yang terkena tembakan S-200.

Jubir Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam siaran persnya menyebutkan bahwa Il-20 memiliki kelebihan fitur permukaan reflektif yang lebih efektif daripada F-16 buatan Amerika Serikat sehingga menjadi sasaran sistem pertahanan udara.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu telah menghubungi sejawatnya di Israel via telefon dengan menegaskan bahwa tindakan tak bertanggungjawab Angkatan Udara Israel merupakan pemicu terjadinya insiden yang menewaskan 15 tentara Rusia tersebut.

Pakar militer Rusia Leonid Ivashov berkomentar bahwa Moskow dapat melakukan tindakan tertentu untuk membalas Israel atas insiden tersebut.

“Rusia dapat menghentikan semua hubungan militer dan teknologinya dengan Israel, termasuk perjanjian pertukaran informasi intelijen,” ungkap Ivashov kepada Interfax.

Menurutnya, Rusia dapat menempuh beberapa tindakan atas kejadian itu, antara lain; memanggil Dubes Israel; menurunkan atau membekukan perjanjian lalu lintas warga kedua negara tanpa visa; dan penembakan terhadap setiap pesawat Israel yang melanggar zona udara Suriah.

Di pihak lain, militer Israel mengaku prihatin atas insiden tersebut dan balik menuding Suriah, Iran, dan Hizbullah Lebanon sebagai pihak yang bertanggungjawab.  Militer Israel juga menyatakan akan memberi Rusia data dan informasi yang diperlukan untuk penyelidikan insiden ini. (raialyoum)

Menlu Turki: Intelijen Turki Dan Rusia Bahas Nasib Kelompok-Kelompok Bersenjata Di Idlib

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavuzoglu menyatakan bahwa badan intelijen Turki dan Rusia akan membahas nasib kelompok-kelompok ekstremis yang bercokol di Idlib.

Sebagaimana dilansir Anadolu, Cavuzoglu dalam konferensi pers, Selasa (1/9/2019), menyatakan Turki akan memperkuat pasukan untuk Idlib setelah dicapai kesepakatan untuk pengadaan kawasan perlucutan senjata, dan Rusia dan Turki akan melakukan patroli bersama di sana.

“Rusia dan Turki akan melakukan patroli bersama dan terkoordinasi di sekitar perbatasan Idlib. Kami akan memerlukan penyebaran pasukan tambahan di sini,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa jalur cepat M-4 dan M-5 yang menghubungkan timur dengan kawasan barat dan utara dengan selatan melalui kawasan Idlib serta menghubungan kota Aleppo yang dikuasai Damaskus dengan pesisir Laut Tengah akan terbuka bagi lalu lintas sampai akhir tahun ini, dan pesawat nirawak dapat dikerahkan dalam patroli di Idlib.

Menurut Oglu, Rusia akan menempuh tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah masuk atau serangan pasukan pemerintah Suriah ke Idlib.

“Akan dilakukan pembersihan senjata berat di kawasan perlucutan senjata sejauh 15-20 kilometer di sepanjang jalur kontak per 15 Oktober mendatang, warga sipil akan tetap tinggal, dan yang akan dikeluarkan hanyalah kelompok-kelompok teroris. Akan dilakukan pembersihan kawasan perlucutan senjata di Idlib dari para ekstremis, sedangkan masyarakat dan kubu oposisi moderat akan tetap berada di tempat dan gencatan senjata akan terwujud,” terangnya.

Menteri Luar Negeri Turki juga menyebutkan bahwa transportasi akan diaktifkan lagi melalui dua jalur Aleppo-Latakia dan Aleppo-Hama sebelum akhir tahun 2018.

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin usai pertemuan dengan sejawatnya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, di kota Sochi, Rusia, menyatakan bahwa keduanya telah mencapai kata mufakat untuk penyelesaian masalah provinsi Idlib, Suriah.

Putin juga mengatakan bahwa kawasan perlucutan senjata akan dikosongkan dari semua ekstremis bersenjata, termasuk Jabhat al-Nusra.

Pemerintah Suriah sendiri menyambut baik kesepakatan Rusia dengan Turki mengenai provinsi Idlib dalam pertemuan di Sochi tersebut. Damaskus menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan hasil perundingan intensif dan koordinasi penuh antara Suriah dan Rusia. (raialyoum)

Enam Orang Palestina Gugur Ditembak Pasukan Zionis

Enam orang Palestina gugur syahid terkena serangan pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan al-Quds (Yerussalem) sepanjang hari Senin lalu (17/9/2018).

Sumber-sumber Palestina, Selasa (1/9/2018), menyebutkan bahwa dua orang Palestina gugur terkena serangan Israel di Jalur Gaza selatan, dua orang lain akibat serangan terhadap unjuk rasa di Jalur Gaza utara, kemudian satu pemuda di Ramallah akibat luka parah setelah ditangkap pasukan Israel, dan satu pemuda lagi yang dieksekusi di al-Quds dengan tuduhan berusaha menikam tentara Israel.

Serangan pasukan Israel terhadap para pengunjuk rasa di pintu perbatasan Erez di bagian utara Jalur Gaza pada Senin sore lalu juga menjatuhkan korban luka sebanyak 46 warga Palestina. (mm/pic)

Saudi Nyatakan Rudal Balistik Houthi Hancurkan Bangunan Di Dahran

Arab Saudi menyatakan bahwa kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman telah melancarkan serangan rudal ke Dahran di bagian selatan Saudi hingga menghancurkan beberapa bangunan, “termasuk satu masjid.”

“Para personil pertahanan sipil pada Selasa malam menginformasikan jatuhnya lontaran militer yang diluncurkan oleh anasir kelompok Houthi dari dalam wilayah Yaman terhadap salah satu desa di provinsi Dahran,” ungkap kantor berita resmi Saudi, SPA.

Mengutip keterangan narasumbernya, SPA mengklaim serangan Houthi itu “menimpa sebuah masjid, satu rumah penduduk, dan sumur pertanian hingga menimbulkan kerugian materi namun tidak sampai menjatuhkan korban jiwa maupun luka.”

Di pihak lain, sumber militer Yaman mengatakan kepada laman TV al-Masirah milik Ansarullah bahwa pasukan rudal kelompok ini telah melesatkan satu rudal balistik jenis Badr 1 buatan lokal terhadap kamp militer modern pasukan Saudi di Dahran Asir.

Sumber itu mengklaim serangan tersebut tepat menimpa sasaran hingga menjatuhkan korban manusia dan materi.

Sejak Saudi dan sekutunya melancarkan invasi militer ke Yaman pada 26 Maret 2015 Ansarullah berusaha membalas serangan dengan menembakkan rudal-rudal balistik jarak menengah dan jauh, dan Saudi mengaku berhasil menjatuhkan sebagian rudal itu dengan sistem pertahanan udaranya.

Sejauh ini Ansarullah tercatat sudah melepaskan sebanyak 197 rudal ke Saudi hingga menyebabkan 112 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Pasukan koalisi pimpinan Saudi mengklaim bahwa ratusan korban itu adalah warga sipil.

Yaman sudah empat tahun dilanda perang antara Ansarullah yang menguasai beberapa provinsi di Yaman, termasuk Sanaan, dan loyalis presiden tersingkir Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi. (raialyoum)