Rangkuman Berita Timteng Jumat 4 Januari 2019

tentara as di suriahJakarta, ICMES: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat AS mengatakan bahwa pasukan AS “sedang keluar” dari Suriah dan bahwa Presiden Donald Trump tetap berkomitmen untuk memastikan “stabilitas di seluruh Timur Tengah.”

Amerika Serikat (AS) memperingatkan Iran ihwal rencana peluncuran tiga satelit negara republik Islam ini ke orbit, dan menyebutnya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB tentang program nuklir Teheran.

Pertempuran antarkelompok teroris di Suriah menyebar ke beberapa daerah baru di bagian barat laut Suriah, dan sebanyak 30 orang tewas pada hari ketiga pertempuran.

Sebelas orang dari satu keluarga tewas di daerah Shuf’ah di pedesaan timur provinsi Deir el-Zor, Suriah, terkena serangan udara pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) yang menyasar rumah mereka.

Berita selengkapnya:

Pompeo Pastikan Pasukan AS Sudah Mulai Ditarik Dari Suriah

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan bahwa pasukan AS “sedang keluar” dari Suriah dan bahwa Presiden Donald Trump tetap berkomitmen untuk memastikan “stabilitas di seluruh Timur Tengah.”

“Pasukan kami sedang keluar,” kata Pompeo kepada Newsmax TV dalam sebuah wawancara eksklusif di Departemen Luar Negeri di Washington, D.C, Kamis (3/1/2019).

Presiden AS Donald  Trump dilaporkan telah mengatakan kepada komandan pasukan AS di Irak dan Suriah akhir pekan lalu bahwa 2000 tentara AS yang ditempatkan di sana akan ditarik mundur dalam jangka waktu beberapa bulan, bukan 30 hari seperti yang semula dia umumkan.

Pompeo mengklaim bahwa pemerintah AS akan melanjutkan upaya penumpasan kelompok teroris ISIS serta melawan “kegiatan terorisme” Iran.

“Presiden juga menjelaskan bahwa kami perlu melanjutkan kampanye kontra-ISIS. Kami perlu terus memastikan bahwa kami melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menciptakan stabilitas di seluruh Timur Tengah,” katanya.

Dia menambahkan, “Kampanye kontra-Iran berlanjut. Kami akan melakukan semua hal itu. Kami akan terus mencapai hasil itu. Kami hanya akan melakukannya pada saat pasukan AS telah meninggalkan Suriah.”

Dia menolak untuk memberi batas waktu penarikan.

“Saya tidak ingin musuh tahu persis kapan kita akan berangkat. Tapi panduan di sana tidak ambigu, dan kita akan menyelesaikannya,” kata Pompeo.

Juru bicara Pentagon menolak mengomentari laporan media bahwa gelombang pertama pasukan AS telah meninggalkan wilayah Suriah pada 28 Desember 2018. Dia mengatakan: “Kami tidak punya niat untuk membicarakan rincian operasi.” (newsmax/rt)

Menlu AS Peringatkan Soal Rencana Peluncuran Tiga Satelit Iran  

Amerika Serikat (AS) memperingatkan Iran ihwal rencana peluncuran tiga satelit negara republik Islam ini ke orbit, dan menyebutnya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB tentang program nuklir Teheran.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Kamis (3/1/2019), mengatakan bahwa roket yang digunakan Iran untuk mengirim satelit ke ruang angkasa menggunakan teknologi “hampir identik” dengan teknologi rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, yang pada akhirnya dapat mencakup rudal jarak jauh yang mampu mencapai AS.

“Kami menyarankan rezim ini untuk mempertimbangkan kembali peluncuran provokatif ini dan menghentikan semua kegiatan yang berkaitan dengan rudal balistik untuk menghindari isolasi ekonomi dan diplomatik lebih lanjut,” ancamnya.

Wakil Menteri Pertahanan Iran Jenderal Qassem Taghizadeh pada November 2018 mengatakan bahwa Iran akan meluncurkan tiga satelit keruang angkasa “dalam beberapa bulan mendatang.”

“Satelit-satelit ini dibuat dengan menggunakan pengetahuan dalam negeri dan akan ditempatkan di ketinggian yang berbeda,” katanya, seperti dikutip kantor berita semi-resmi Iran ISNA.

Iran melihat keuntungan ekonomi dalam pengembangan program satelit, yang dapat menjadi sumber pendapatan yang diperlukan, dan dapat pula digunakan untuk kegiatan mata-mata. Namun intelijen AS mengklaim teknologi itu bisa diubah menjadi rudal jarak jauh.

Pompeo mengatakan peluncuran roket itu akan melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB tahun 2015, yang meratifikasi perjanjian internasional Iran dengan negara-negara besar untuk mengakhiri program nuklir Iran dan memintanya agar mengakhiri kegiatan peluncuran rudal balistik.

Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu dan menjatuhkan kembali sanksi terhadap Teheran. (railayoum)

Perang Sesama Teroris Masuki Hari Ketiga Di Suriah, 30 Orang Tewas

Pertempuran antarkelompok teroris di Suriah menyebar ke beberapa daerah baru di bagian barat laut Suriah, dan sebanyak 30 orang tewas pada hari ketiga pertempuran, Kamis (3/1/2019), menurut lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

Sejak Selasa lalu, kelompok Hay’at Tahrir Sham alias Jabhat Nasra terlibat pertempuran sengit melawan Front Pembebasan Nasional (FNL), kelompok pemberontak Suriah yang didukung Turki.

SOHR menyebutkan bahwa pertempuran itu semula terbatas di kawasan yang dikuasai kelompok pemberontak di provinsi Aleppo, namun belakangan ini meluas ke provinsi Hama dan Idlib, benteng terakhir FNL di Suriah barat laut.

LSM yang berbasis di London itu menambahkan bahwa sebanyak 17 militan anggota Hay’at Tahrir Sham dan 16 militan FNL tewas dalam pertempuran itu.

SOHR mencatat sebanyak 75 militan dari kedua belah pihak dan enam warga sipil tewas dalam pertempuran selama tiga hari.

“Front baru telah dibuka di lokasi-lokasi baru dan menyebar ke daerah baru. Bentrokan menjalar ke desa-desa Hama di barat laut dan selatan Idlib melalui pedesaan tenggara Idlib dan pedesaan Aleppo barat,” ungkap direktur SOHR, Rami Abdel Rahman.

Dia menjelaskan bahwa Hay’at Tahrir Sham terus maju dan menguasai 17 kota dan desa.

Seperti diketahui, Idlib dan wilayah sekitarnya dalam dua tahun terakhir kerap dilanda ketegangan Hay’at Tahrir Sham dengan faksi-faksi lain, terutama Gerakan Nuruddin Zinki.

Melalui pertempuran yang berulang pada tahun 2017 dan 2018, Hay’at Tahrir Sham berhasil menjadi terkuat, dapat mengusir faksi-faksi lain dari banyak wilayah, dan memperluas kendalinya atas sebagian besar wilayah, sedangkan faksi-faksi lain tersebar di kawasan terbatas.

Idlib dan sekitarnya merupakan wilayah pengaruh Turki sehingga negara ini menyebar banyak pos pemantau di sana.

Rusia dan Turki mencapai kesepakatan pada 17 September untuk membangun zona demiliterisasi pada kedalaman 15 hingga 20 kilometer.

Beberapa minggu lalu Ankara mengumumkan telah selesai menarik senjata berat dari sana, namun fase kedua dari perjanjian itu belum dilaksanakan, karena semua kawanan teroris, terutama Hay’at Tahrir Sham, seharusnya angkat kaki dari wilayah tersebut. (raialyoum)

11 Orang Dari Satu Keluarga Tewas Terkena Serangan Udara AS Di Suriah

Sebelas orang dari satu keluarga tewas di daerah Shuf’ah di pedesaan timur provinsi Deir el-Zor, Suriah, terkena serangan udara pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) yang menyasar rumah mereka, Kamis (3/1/2019).

Kantor berita resmi Suriah SANA mengutip keterangan beberapa sumber setempat bahwa serangan udara pasukan koalisi menyebabkan kerusakan pada sejumlah besar rumah warga sipil sehingga banyak penduduk terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka, satu bukti bahwa pemboman pasukan koalisi itu dilakukan secara membabi buta.

SANA juga menyebutkan bahwa pasukan koalisi telah menghancurkan semua jembatan di Sungai Eufrat dan sarana infrastruktur di komplek-komplek permukiman sebelah timur Eufrat.

Hal tersebut terjadi ketika pertempuran masih berlanjut antara Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang didukung oleh koalisi internasional di satu pihak dan kelompok teroris ISIS di pihak lain di bagian utara provinsi Deir el-Zor, tepatnya di daerah yang menjadi kantung-kantung terakhir ISIS di timur Sungai Eufrat.

Damaskus telah berulang kali mendesak PBB dan Dewan Keamanan PBB untuk turun tangan menghentikan aksi pembantaian koalisi internasional terhadap warga Suriah, dan membangun mekanisme internasional yang independen untuk menyelidiki kasus-kasus demikian yang telah menyebabkan ribuan warga sipil Suriah tewas sejak koalisi itu dibentuk dengan dalih memerangi ISIS. (rt)