Rangkuman Berita Utama Timteng, Rabu 26 Oktober 2016

Jakarta, ICMES:  Pasukan udara Suriah untuk pertama kalinya menyerang pasukan Perisai al-Furat (al-Furat Shield) yang didukung Turki,  dan emerintah Rusia mengingatkan kepada Amerika Serikat bahwa perang Mosul sama persis dengan perang Aleppo.

Di Irak pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi bersiap menghadang kawanan teroris ISIS yang hendak kabur dari Mosul, Irak utara ke Suriah, dan Rusiapun siap menyambut kedatangan konvoi ISIS ke Suriah dengan hujan bom.

Di Iran, Grand Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menilai Barat tidak beriktikad menumpas teroris, dan AL pasukan elit negara ini, IRGC, memamerkan “drone kamikaze”.

Demikian beberapa berita utama Timteng dengan rangkuman sebagai berikut;

Pertama Kali, Pasukan Suriah Gempur Pasukan Turki

Sumber-sumber kelompok oposisi Suriah menyatakan bahwa jet-jet tempur Suriah telah menyerang pasukan Perisai al-Furat (al-Furat Shield) di dua desa Tel Madiq dan Tel Jijan di dekat kota al-Bab, provinsi Aleppo, Suriah utara, Selasa (25/10/2016). Perisai al-Furat adalah pasukan berafiliasi dengan Pasukan Kebebasan Suriah (Free Syrian Army/FSA) yang didukung langsung oleh Turki.

Hal ini tercatat sebagai pergesekan pertama kalinya pasukan pemerintah Suriah, SAA, dengan pasukan yang didukung langsung oleh Turki.

Kantor media zona operasi “Hawar Kilis” menyatakan tiga anggota  FSA tewas terkena serangan helikopter SAA di desa Tel Madiq.

Kantor ini menambahkan bahwa SAA dan Pasukan Demokrasi Suriah pimpinan Partai Uni Demokrasi (PYD) telah melancarkan serangan kolektif terhadap pasukan Perisai al-Furat yang menguasai beberapa daerah di bagian utara provinsi Aleppo yang semula dikuasai oleh kelompok teroris ISIS.

Serangan ini terjadi beberapa jam setelah pasukan Perisai al-Furat menguasai tiga desa Kasarah, Tel Madiq, dan Tel Jijan dekat kota al-Bab setelah bertempur dengan ISIS.

Relawan Irak Siap Hadang Kaburnya ISIS Dari Mosul ke Suriah

Memasuki hari kesembilan operasi pembebasan Mosul, Irak utara, pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Selasa (25/10/2016), bersiap-siap menghadang kawanan teroris ISIS yang hendak kabur dari Mosul, Irak utara ke Suriah. Sedangkan di Suriah, Rusia mengaku siap menyambut kedatangan konvoi ISIS dengan hujan bom.

Bersamaan dengan ini pasukan kontra-teroris Irak yang merupakan pasukan khusus Irak berhasil menguasai beberapa kawasan baru di dekat sisi timur Mosul.

“Pasukan dari poros kami telah maju sejarak 5-6 km menuju Mosul,” ungkap Abdul Ghani al-Asadi, salah seorang komandan pasukan kontra-teroris.

Dia menambahkan bahwa dari kota Bartella yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan berhasil dikuasai pasukan Irak sejak beberapa hari lalu pasukan kontra-teroris telah berkoordinasi dengan pasukan di poros-poros lain untuk melancarkan serangan secara terkoordinir.

Dari poros utara, pasukan Kurdistan Peshmerga juga terus bergerak maju, sedangkan pasukan kepolisian federal yang bergerak maju dari poros selatan masih relatif jauh dari pinggiran Mosul.

Di bagian lain, Ashaib Ahl Haq yang merupakan kelompok terkemuka dalam al-Hashd al-Shaabi menyatakan berhasil menguasai kota Tel Afar sehingga dapat menghadang anggota ISIS yang hendak kabur ke arah barat menuju Suriah.

Di Suriah, militer Rusia sudah menyiapkan jet-jet bombernya untuk menuai nyawa kawanan teroris ISIS yang kabur dari Mosul, Irak utara, menuju Suriah.

Kepala Staf Umum Direktorat Operasi Utama Angkatan Bersenjata Rusia, Letjen Sergei Rudskoy, Selasa, mengatakan, “Pasukan Rusia selalu memantau situasi perbatasan Suriah-Irak dengan menggunakan drone dan sarana lain, dan pesawat-pesawat pembom juga sedang siaga udara dan siap sewaktu-waktu menjalankan instruksi untuk menggempur para teroris,” katanya.

Sayyid Khamenei Tuding Barat Tak Berniat Perangi Terorisme

Pemimpin tertinggi Iran Grand Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menilai Barat tidak beriktikad menumpas teroris. Karena itu dia mengimbau negara-negara merdeka untuk bersama-sama memerangi terorisme tanpa terpengaruh oleh sepak terjang negara-negara imperialis dan mustakbirin dunia.

Kecaman terhadap Barat ini dia ungkapkan saat menerima kunjungan Presiden Bosnia Bakir Izetbegovic di Teheran, ibu kota Iran, Selasa (25/10/2016).

Dia menekankan bahwa sepak terjang sebagian negara Barat harus dilawan karena telah mengobarkan peperangan dan memelihara terorisme, dan untuk ini negara-negara merdeka harus dapat mengatasi perselisihan satu sama lain, memperkuat hubungan, dan tidak membuntuti jejak negara-negara arogan.

Mengenai fenomena terorisme yang melanda dunia, termasuk Eropa, dia mengatakan, “Secara kasat mata terlihat bahwa sumber fenomena ini adalah kawasan Arab, tapi pada hakikatnya, kehendak Amerika dan sebagian negara Eropalah yang menjadi faktor utama di balik peristiwa-peristiwa ini.”

Menurutya, koalisi militer negara-negara Barat anti terorisme adalah palsu belaka.

“Koalisi ini sesekali memang terlibat dalam perang anti teroris, tapi di Irak maupun di Suriah mereka tidak berusaha membabat akar-akar teroris secara kongkret. Kebijakan kotor dan aksi-aksi keji mereka menambah problematika kemanusiaan dari hari ke hari,” ujarnya.

Rusia Sebut Perang Aleppo Sama Persis Dengan Perang Mosul

Pemerintah Rusia menyatakan bahwa serangan pasukan Irak dengan dukungan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk pembebasan kota Mosul, Irak utara, sama persis dengan serangan pasukan Suriah yang didukung pasukan Rusia untuk pembebasan kota Aleppo, Suriah utara.

“Kemarin saya bertanya via telefon kepada John Kerry (Menlu AS); ‘Apa yang sedang berlangsung di Mosul?’ (Dia menjawab) ‘Mereka menyiapkan operasi pembebasan kota ini dari para teroris,’” katanya, Selasa (25/10/2016).

Dia melanjutkan, “Di Aleppo juga demikian, kota ini harus dibebaskan dari para teroris… Apa yang terjadi di Mosul sama persis dengan apa yang kami lakukan di Aleppo. Koalisi AS mengingatkan dan meminta penduduk supaya menyingkir, sama persis dengan di Aleppo, di sana telah disediakan koridor (kemanusiaan) untuk meninggalkan kota ini.”

AL Iran Pamerkan “Drone Kamikaze”

Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC)  mendesain dan memproduksi sebuah drone militer-pengintai guna menambah kemampuan pertahanan udara.

Drone ini dilengkapi kamera militer modern yang berfungsi di siang dan malam hari, juga bisa digunakan di daerah-daerah laut yang lembab. Prototipe drone yang telah mengangkasa dan menjalankan misinya ini mampu terbang selama empat jam dan sanggup menempuh jarak sejauh 1000 km. Salah satu keistimewaan drone ini adalah kemampuannya turun hingga setengah meter dari permukaan air lalu membubung. Drone ini juga dapat terbang di ketinggian 3000 kaki.

Drone ini berkecepatan terbang sekitar 250 km/jam dan merupakan drone amfibi, sehingga bisa mendarat dengan mudah di permukaan air setelah menjalankan tugas pengintaian.

Drone ini tidak bisa membawa rudal, tapi dapat memuat bahan peledak berdaya eksplosif tinggi sehingga bisa melakukan aksi kamikaze dengan menumbukkan dirinya ke sasaran dalam kecepatan tinggi.

Setelah speedboat “Ya Mahdi”, ini adalah produk kedua Angkatan Laut Iran yang bisa difungsikan untuk aksi kamikaze.

(raialyoum/shamtime/irna/tass/alalam/afp/tasnimnews)