Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 3 Juni 2023

Jakarta, ICMES. Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan akan berkunjung ke Iran pada awal pekan mendatang. Dilaporkan bahwa dalam kunjungan itu dia akan membawa surat Raja Salman bin Abdulaziz dari Saudi untuk Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi.

Media Israel mengutip pernyataan pejabat keamanan yang berharap bahwa tidak akan ada tanda-tanda perang yang akan segera terjadi, “meski terjadi perkembangan negatif,” menurut mereka, sehubungan dengan “Israel, isu nuklir Iran dan masalah Hizbullah”.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi Arab Saudi minggu depan, perjalanan pertamanya ke Saudi sejak Teheran dan Riyadh setuju untuk menajlin kembali hubungan diplomatik dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Beijing.

Berita Selengkapnya:

Menlu Saudi akan ke Teheran, Bawa Surat Raja Salman untuk Presiden Raisi

Media online Rai Al-Youm, Jumat (2/6), mengaku memperoleh keterangan dari sumber-sumber diplomatik terpercaya Lebanon bahwa Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan akan berkunjung ke Iran pada awal pekan mendatang.

Dilaporkan bahwa dalam kunjungan itu akan membawa surat Raja Salman bin Abdulaziz dari Saudi untuk Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi, dan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Raisi serta para pejabat Iran lain untuk mendiskusikan upaya pengembangan hubungan bilateral.

Menlu Saudi pada hari Jumat bertemu dengan mitranya dari Iran, Hossein Amir Abdollahian, di sela-sela pertemuan tingkat menteri Sahabat BRICS di Afrika Selatan.

Kemenlu Saudi melalui akunnya di platform Twitter menyatakan,  “Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral di berbagai bidang, selain menindaklanjuti langkah-langkah untuk mengimplementasikan kesepakatan kedua negara yang ditandatangani di Beijing, termasuk intensifikasi kerja bilateral demi memastikan tercapainya perdamaian dan keamanan internasional.”

Kemenlu Saudi menambahkan: “Selama pertemuan, kedua belah pihak menyatakan aspirasi mereka untuk mengintensifkan pertemuan konsultasi dan membahas cara kerja sama untuk mencapai prospek yang lebih positif bagi hubungan bilateral dan multilateral, dengan cara yang melayani kepentingan kedua negara dan kepentingan kedua dua bangsa yang bersaudara.”

Menlu Saudi dan Menlu Iran telah bertemu di ibu kota China, Beijing, April lalu, dalam pertemuan tingkat tertinggi antara pejabat kedua negara sejak tujuh tahun silam. (raialyoum)

Pernyataan Kepala AMAN Tentang Hizbullah Kesalkan Badan-Badan Keamanan Israel Lain

Media Israel mengutip pernyataan pejabat keamanan yang berharap bahwa tidak akan ada tanda-tanda perang yang akan segera terjadi, “meski terjadi perkembangan negatif,” menurut mereka, sehubungan dengan “Israel, isu nuklir Iran dan masalah Hizbullah”.

Media Israel menyebutkan adanya “kegusaran di forum-forum keamanan besar ini” atas pernyataan kepala  badan intelijen Israel AMAN pekan lalu mengenai Hizbullah, dengan alasan bahwa itu merupakan pernyataan yang “tidak perlu”.

Kepala AMAN, Aharon Hilioh, menyatakan bahwa Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, “hampir melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan perang besar.”

Dia melanjutkan, “Penggunaan kekuatan di wilayah utara, baik dari Lebanon atau Suriah, dapat menyebabkan eskalasi dan benturan yang sangat besar antara Israel, Hizbullah dan Lebanon.”

Pada konferensi Herzliya di Universitas Reichsmann, Heliouh mengatakan bahwa “meningkatnya rasa percaya diri” Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dengan mengizinkan dronei Iran diluncurkan dari negaranya, “menciptakan kemungkinan eskalasi besar di kawasan”.

“Penggunaan kekuatan di wilayah utara, baik dari Lebanon atau Suriah, dapat menyebabkan eskalasi dan benturan yang sangat besar antara Israel, Hizbullah dan Lebanon,” tuturnya.

Namun, laporan Israel sebelumnya menunjukkan sebaliknya, termasuk laporan surat kabar Makor Rishon yang menyebutkan adanya ketakutan Israel terhadap peningkatan kemampuan Iran dan Hizbullah yang terjadi bersamaan dengan terjadinya erosi pada daya tangkal Israel.

Makor Rishon, “Setelah satu dekade di mana Iran yang secara umum terisolasi dan terblokade malah  menjadi negara adidaya regional yang kuat dan diakui, aliansinya dengan China dan Rusia menimbulkan kekhawatiran, dan kemesraan barunya dengan beberapa negara Arab mengganggu. “

Surat kabar Israel itu menyebutkan bahwa insiden persimpangan Megiddo pada Maret lalu, dan penembakan roket dari Lebanon selatan, memiliki arti yang jelas, dan menunjukkan bahwa pencegahan Israel telah terkikis.

 â€œJika terjadi eskalasi dengan Lebanon, memang benar bahwa Israel akan merespons dengan kekuatan penuh, tetapi respon strategisnya akan lemah dan tidak tepat. Israel belum siap untuk rencana perang Iran,” ungkap Makor Rishon.

Sementara itu, media Israel mengutip pernyataan seorang pejabat politik senior bahwa “negosiasi sedang berlangsung antara AS dan Iran untuk mencapai kesepakatan nuklir.”

Hal ini terjadi setelah media Israel pada Kamis lalu melaporkan bahwa Menlu AS Anthony Blinken telah membatalkan rencana kunjungan ke Israel. Channel 13 Israel menyatakan bahwa Blinken “seharusnya melakukan kunjungan singkat ke Israel sebagai bagian dari kunjungan ke kawasan, tapi dia memutuskan untuk membatalkannya.”

Seorang narasumber politik senior menjelaskan, “Pembatalan itu mungkin bersifat teknis, tetapi waktunya yang sensitif tidak dapat diabaikan.” Menurutnya, AS sedang mencoba untuk “menghapus masalah nuklir Iran dari agenda sampai pemilu.” (raialyoum)

Menlu AS ke Saudi, Pertama Sejak Rekonsiliasi Riyadh-Teheran

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi Arab Saudi minggu depan, perjalanan pertamanya ke Saudi sejak Teheran dan Riyadh setuju untuk menajlin kembali hubungan diplomatik dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Beijing.

Kemenlu AS  pada hari Jumat (2/6) menyatakan bahwa Blinken akan bertemu dengan pejabat Saudi dan menghadiri pembicaraan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dalam kunjungannya yang dimulai pada tanggal 6 Juni.

Blinken akan “membahas kerja sama strategis AS-Saudi pada isu-isu regional dan global dan berbagai masalah bilateral, termasuk kerja sama ekonomi dan keamanan”, ungkap Kemenlu itu dalam sebuah pernyataan.

Dia juga akan menjadi tuan rumah bersama pertemuan apa yang disebut koalisi global melawan ISIS untuk “mengatasi ancaman berkelanjutan dari ISIS dan menegaskan kembali komitmen kami untuk memastikan kekalahannya yang abadi”.

Pejabat AS telah berulang kali menegaskan komitmen mereka terhadap aliansi dengan Arab Saudi dan keamanan negara kerajaan ini. Sejak perjanjian normalisasi Riyadh dengan Teheran, mereka juga dengan hati-hati menyambut pemulihan hubungan tersebut.

“Dari sudut pandang kami, apa pun yang dapat membantu mengurangi ketegangan, menghindari konflik, dan mengekang tindakan berbahaya atau destabilisasi apa pun oleh Iran adalah hal yang baik,” kata Blinken pada bulan Maret lalu setelah kesepakatan itu diumumkan.

Baru-baru ini, Arab Saudi dan AS telah bekerja sama di Sudan, di mana mereka mendorong gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai di negara Afrika itu.

Pernyataan yang mengumumkan kunjungan Blinken itu tidak menyebutkan Yaman, di mana Washington mengaku telah menganjurkan diakhirinya konflik Arab Saudi dan mitranya melawan kelompok pejuang Ansarullah, yang bersekutu dengan Iran.

Arab Saudi dan Houthi terlibat dalam pembicaraan langsung pada bulan April, yang mengarah pada kesepakatan pertukaran tahanan, setelah ada kesepakatan Saudi dengan Iran. (mm/aljazeera)