Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 13 April 2023

Jakarta, ICMES. Sembilan sumber dari Suriah, Iran, Israel, dan Barat mengatakan bahwa Iran menggunakan penerbangan bantuan gempa untuk membawa senjata dan peralatan militer ke sekutu strategisnya, Suriah.

Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Arab Saudi dibuka kembali pada hari Rabu (12/4) untuk pertama kalinya sejak tujuh tahun silam, kata seorang saksi Reuters.

Maskapai terbesar Rusia, Aeroflot, mengumumkan pihaknya telah mengirim salah satu pesawat Airbusnya ke Iran untuk perbaikan, setelah sanksi Barat menghambat kemampuan perusahaan ini untuk perawatan pesawatnya.

Berita Selengkapnya:

Iran Dikabarkan Kirim Senjata Anti-Israel ke Suriah dengan Kedok Bantuan Kemanusiaan

Sembilan sumber dari Suriah, Iran, Israel, dan Barat mengatakan bahwa Iran menggunakan penerbangan bantuan gempa untuk membawa senjata dan peralatan militer ke sekutu strategisnya, Suriah.

Para narasumber itu mengatakan kepada Reuters bahwa hal itu dilakukan Iran untuk memperkuat pertahanannya terhadap Israel di Suriah dan mendukung Presiden Bashar al-Assad. Reuters adalah media yang pertama mengangkat isu ini.

Sumber-sumber itu mengatakan bahwa setelah gempa 6 Februari di Suriah utara dan Turki, ratusan penerbangan dari Iran mulai mendarat di bandara Aleppo, Damaskus, dan Latakia untuk mengirimkan perbekalan, dan ini berlanjut selama tujuh minggu. PBB mengatakan lebih dari 6.000 orang tewas akibat gempa di Suriah.

Reuters berbicara dengan dua pejabat intelijen Barat dan sumber yang dekat dengan petinggi Iran dan Israel, serta seorang pembelot militer Suriah dan seorang perwira Suriah, tentang penerbangan tersebut.

Menanggapi pertanyaan tentang apakah Iran menggunakan pesawat bantuan kemanusiaan setelah gempa bumi untuk mengangkut peralatan militer ke Suriah dengan tujuan memperkuat jaringannya di sana dan membantu Assad, misi Iran untuk PBB di New York mengatakan, “Ini tidak benar. “

Pemerintah Suriah tidak menanggapi permintaan komentar.

Sumber-sumber regional mengatakan kepada Reuters bahwa Israel segera mengetahui aliran senjata ke Suriah dan meluncurkan serangan agresif terhadapnya.

Dua sumber regional dan sumber intelijen Barat mengatakan pasokan itu termasuk peralatan komunikasi canggih, baterai radar, dan suku cadang yang diperlukan untuk rencana peningkatan sistem pertahanan udara Suriah yang telah dipasok Iran ke Damaskus dalam perang di Suriah.

Brigjen Yossi Kuperwasser, orang dalam dan mantan kepala penelitian di IDF serta mantan Dirjen Kementerian Urusan Strategis Israel mengatakan bahwa serangan udara Israel terhadap pengiriman bergantung pada intelijen yang sangat akurat sehingga IDF tahu truk mana yang akan ditargetkan dalam konvoi truk.

“Dengan kedok pengiriman bantuan gempa ke Suriah, Israel telah mendeteksi pergerakan besar peralatan militer dari Iran, yang sebagian besar telah dikirim,” kata seorang pejabat anonim pertahanan Israel kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa sebagian besar bantuan dikirim ke bandara Aleppo di Suriah utara, dan bahwa Unit 18000 Suriah, yang dipimpin oleh Hassan Mahdavi dari Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dinas mata-mata dan cabang paramiliter Pengawal Revolusi Iran, mengatur pengiriman tersebut.

Dia mencontohkan, satuan transportasi 190 Pasukan Quds yang dipimpin Behnam Shahriari mengambil alih transportasi darat. Reuters tidak dapat menghubungi Mahdavi dan Shahriari untuk memberikan komentar.  IRGC menolak berkomentar. (raialoum)

Kedubes Iran di Saudi Mulai Buka Pintu Setelah Tujuh Tahun

Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Arab Saudi dibuka kembali pada hari Rabu (12/4) untuk pertama kalinya sejak tujuh tahun silam, kata seorang saksi Reuters.

Pembukaan kembali Kedubes itu dilakukan di bawah kesepakatan pemulihan hubungan yang akan meredakan persaingan jangka panjang yang telah memicu konflik di Timur Tengah.

Seorang reporter Reuters mengatakan gerbang berat kompleks kedutaan Iran di Riyadh terbuka saat tim sedang menggeledah tempat itu, dan sebuah mobil van putih terlihat tiba di gerbang.

Misi diplomatik dibuka beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa delegasi teknis telah tiba di Saudi.

“Delegasi Iran akan mengambil tindakan yang diperlukan di Riyadh dan Jeddah untuk melanjutkan kegiatan kedutaan dan konsulat jenderal,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam sebuah pernyataan.

Menteri luar negeri kedua negara bertatap muka di Beijing bulan ini dalam pertemuan resmi pertama antara pejabat tinggi diplomatik kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

Kementerian Luar Negeri Saudi Sabtu lalu mengatakan bahwa para pejabat Saudi juga telah tiba di Iran untuk membahas prosedur pembukaan kembali kedutaan Saudi di Teheran dan konsulat di Masyhad.

Langkah selanjutnya yang diharapkan dalam proses pemulihan hubungan antara kedua negara adalah kunjungan Presiden Iran Ibrahim Raisi ke Riyadh setelah menerima undangan dari Raja Saudi Salman bin Abdulaziz, seperti yang dikonfirmasi oleh pejabat Iran, sementara Saudi belum mengkonfirmasinya.

Ini akan menjadi kunjungan pertama presiden Iran ke Riyadh sejak kunjungan Mohammad Khatami pada tahun 1999.

Langkah diplomasi yang dipercepat ini adalah bagian dari proses normalisasi hubungan antara Riyadh dan Teheran, menyusul pengumuman kesepakatan yang tiba-tiba untuk pemulihan hubungan antara kedua negara dengan mediasi China bulan lalu.

Pada 10 Maret, Teheran dan Riyadh mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan setelah tujuh tahun kerenggangan yang terjadi menyusul eksekusi ulama Saudi Nimr al-Nimr oleh otoritas Saudi. (raialyoum)

Maskapai Penerbangan Terbesar Rusia Kirim Pesawatnya ke Iran untuk Perbaikan

Maskapai terbesar Rusia, Aeroflot, mengumumkan pihaknya telah mengirim salah satu pesawat Airbusnya ke Iran untuk perbaikan, setelah sanksi Barat menghambat kemampuan perusahaan ini untuk perawatan pesawatnya.

Flightradar 24, sistem pelacakan penerbangan, mengatakan sebuah Airbus A330-300 terbang ke Teheran pada 5 April dan masih di sana.

“Penyedia layanan akan melakukan pekerjaan pemeliharaan pada Airbus A330 (di Iran), termasuk beberapa perbaikan,” kata Aeroflot dalam sebuah pernyataan, Selasa (11/4).

RBC adalah media yang pertama melaporkan bahwa pesawat itu telah dikirim ke Iran untuk pemeliharaan.

Aeroflot menambahkan, “Perusahaan ini memiliki semua sumber daya material yang diperlukan, sertifikat, dan pengalaman luas, (tetapi) salah satu penyedia layanan akan melakukan pekerjaan pemeliharaan berkualitas tinggi.”

Aeroflot enggan memberikan rincian lebih lanjut dan tidak menyebutkan nama penyedia layanan yang akan melakukan perbaikan.

Barat memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada Februari tahun lalu, sehingga maskapai penerbangan Rusia tak bisa mendapatkan pesawat atau suku cadang dari Eropa atau melakukan pekerjaan pemeliharaan di sana.

Maskapai Rusia terus mengoperasikan pesawat Barat, tetapi mereka mengalami kendala impor suku cadang. (raialoum)