Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 25 Januari 2023

Jakarta, ICMES. Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Suriah Ali Mahmoud Abbas di Teheran, mengatakan hubungan antara Iran dan Suriah berbasis semangat resistensi kedua negara, dan menekankan bahwa Teheran akan mendukung Damaskus dalam rekonstruksi Suriah.

Panglima pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami dalam pertemuan dengan Menhan Suriah Ali Mahmoud Abbas di Teheran, memastikan kesiapan Teheran bekerjasama dengan Angkatan Bersenjata Suriah di berbagai bidang.

Media Israel melaporkan bahwa Hizbullah Lebanon telah mendirikan menara-menara pengawas baru di perbatasan utara Israel (Palestina pendudukan), sementara tentara Israel telah memperkuat pembangunan tembok pertahanan.

Bekerja sama dengan Korea Selatan, Mesir berencana memroduksi jet tempur pertama dalam sejarahnya. Mesir bermaksud memproduksi T-50 Mesir-Korea, karena akan membangun model bersenjata untuk model unik ini.

Berita Selengkapnya:

Dijumpai Menhan Suriah, Presiden Raisi: Hubungan Teheran-Damaskus Berbasis Semangat Resistensi

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Suriah Ali Mahmoud Abbas di Teheran, Selasa (24/1), mengatakan hubungan antara Iran dan Suriah berbasis semangat resistensi kedua negara, dan menekankan bahwa Teheran akan mendukung Damaskus dalam rekonstruksi Suriah.

Dia mengatakan bahwa hubungan Iran-Suriah adalah “strategis” karena didasarkan pada “kepercayaan bersama,” dan “semangat perlawanan” yang ditunjukkan oleh rakyat mereka.

 â€œRepublik Islam Iran adalah sahabat sejati bangsa Suriah karena berdiri bersama bangsa dan pemerintah Suriah selama perlawanan melawan terorisme, dan siap mendukung mereka selama periode rekonstruksi dengan memperkuat kerjasama ekonomi di segala bidang,”ungkap Raisi.

Dia memuji upaya  angkatan bersenjata Suriah melindungi negara dan pemerintah negara mereka dari hasutan, dan menyebut upaya itu sebagai “prospek yang menjanjikan untuk masa depan warga Suriah.”

Di pihak lain,  Ali Mahmoud Abbas menyatakan negaranya menang dalam perang melawan terorisme berkat “dukungan dari saudara-saudaranya dan sahabat sejati,” dan Suriah akan terus bertindak sebagai bagian dari mata rantai resistensi  yang lebih kuat daripada di masa lalu. .

“Musuh selalu mencari kesempatan untuk merusak hubungan mendalam dan persaudaraan antara Suriah dan Iran, tapi hubungan antara kedua negara terlampau mengakar dan kuat bagi siapa pun untuk dapat diusik, dan hubungan ini akan lebih luas dan mendalam daripada sebelumnya,” tutur Abbas.

Iran mempertahankan misi asistensinya di Suriah atas permintaan Damaskus dengan tujuan membantu negara Arab yang dilanda perang itu menyingkirkan militan yang didukung asing, yang telah berperang melawan pemerintah Suriah yang dipilih secara demokratis sejak 2011.

Asistensi Iran di Suriah telah efektif membantu mengalahkan kelompok teroris ISIS dan membersihkan sebagian besar wilayah Suriah dari terorisme takfiri. (presstv)

Komandan IRGC: Iran Siap Bekerjasama dengan Militer Suriah di Berbagai Bidang

Panglima pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami dalam pertemuan dengan Menhan Suriah Ali Mahmoud Abbas di Teheran, Selasa (24/1), memastikan kesiapan Teheran bekerjasama dengan Angkatan Bersenjata Suriah di berbagai bidang.

Dia juga menyatakan bahwa musuh-musuh Presiden Suriah Bashar Assad kini berada di jalur kehancuran.

“Mereka yang pernah berusaha untuk menghancurkan Suriah, kini berada di jalur kemunduran dan kehancuran,” kata Salami.

Salami menyebutkan bahwa pertukaran pengalaman di berbagai bidang, terutama perang siber, perang informasi, dan perang elektronik, menjadi masalah penting dan sensitif, dan IRGC siap meningkatkan kerjasama pendidikan dengan Angkatan Bersenjata Suriah.

Sembari menekankan pentingnya pengembangan kerjasama pertahanan dan militer antara Teheran dan Damaskus, dia mengatakan, “Kami siap membantu Angkatan Bersenjata Suriah di bidang yang dibutuhkan.”

Panglima IRGC menyebut perkembangan terakhir di wilayah pendudukan Israel dan Jalur Gaza sebagai tanda penurunan rezim Zionis.

Di pihak lain, Menhan Suriah menyampaikan apresiasi atas dukungan Iran kepada Suriah dalam perang melawan kawanan teroris, termasuk ISIS.

“Bangsa Suriah tidak akan pernah melupakan dukungan dan bantuan berharga Iran, yang dipimpin oleh Syahid Qassem Soleimani, dalam memerangi teroris. Bantuan Anda untuk gerakan Perlawanan di kawasan termasuk Palestina, adalah fakta yang tak terbantahkan dan telah menyebabkan kekalahan dan kemarahan musuh-musuh umat Islam,” terang Abbas.

Menanggapi kampanye Anti-IRGC oleh Parlemen Eropa, dia menyatakan bahwa negara-negara yang menjadi sumber terorisme malah menuduh pihak lain sebagai teroris.

Dia juga mengatakan, “Mereka juga menyebut Suriah, yang mendukung Hizbullah dan Hamas, sebagai teroris.”

Pada tahun 2011 Suriah mulai dilanda gejolak pemberontak dan terorisme yang didukung berbagai kekuatan asing.

Iran mempertahankan misi penasihat di Suriah atas permintaan Damaskus demi membantu  menyingkirkan militan yang memerangi pemerintah Suriah yang dipilih secara demokratis sejak 2011.

Beberapa anggota IRGC telah gugur dalam pertempuran di Suriah.

Letjen Soleimani, yang dibunuh dalam serangan AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada Januari 2020 memainkan peran kunci dalam penumpasan kelompok teroris ISIS.  (fna)

Hizbullah Dirikan Menara Pengawas Tinggi Dekat Perbatasan Lebanon

Media Israel melaporkan bahwa Hizbullah Lebanon telah mendirikan menara-menara pengawas baru di perbatasan utara Israel (Palestina pendudukan), sementara tentara Israel telah memperkuat pembangunan tembok pertahanan.

Penduduk pemukiman Shtula, yang terletak di Galilea Barat, mengatakan kepada Ynet dan Channel 12 Israel bahwa salah satu menara itu berdiri setinggi 18 meter, terletak hanya beberapa puluh meter dari perbatasan, dan didirikan selama sebulan terakhir, sementara tentara Israel sedang mengerjakan pembangunan tembok beton setinggi 9 meter.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa tahun lalu tentara Israel memulai sebuah proyek untuk “membentengi garis perbatasan sepanjang 140 kilometer antara Rosh Hankara dan Gunung Dov (Gunung Rus),” dan “ketika mereka sedang membangun tembok, Hizbullah membangun menara pengawas”. Hal ini dinilai bertentangan dengan Resolusi PBB 1701 pada akhir Perang Lebanon II, yang menetapkan larangan beroperasi di area pagar perbatasan.

Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa suara ketukan palu dan teriakan orang-orang  Hizbullah dapat terdengar dari jarak beberapa meter dari perbatasan di seluruh permukiman.

 â€œHizbullah bekerja untuk memasang atap di atas menara dengan ketinggian sekitar 18 meter, dan mereka berhenti setiap beberapa menit untuk istirahat dan ngopi,” ungkap surat kabar itu.

Yedioth Ahronoth menambahkan, “Beberapa meter dari mereka, di wilayah Israel, truk-truk besar menurunkan lebih banyak pilar beton, yang akan menutupi garis pandang dan menggantikan pagar lama.” (raialyoum)

Bekerjasama dengan Korsel, Mesir Berencana Membuat Jet Tempur Pertama Kali

Bekerja sama dengan Korea Selatan, Mesir berencana memroduksi jet tempur pertama dalam sejarahnya. Mesir bermaksud memproduksi T-50 Mesir-Korea, karena akan membangun model bersenjata untuk model unik ini.

Mesir sedang berupaya memproduksi 100 pesawat latih jenis ini, dan bahkan mengekspornya di masa mendatang.

Organisasi Arab untuk Industrialisasi menandatangani perjanjian dengan Perusahaan Industri Dirgantara Korea Selatan, KAI, untuk produksi lokal pesawat latih canggih ini di Mesir.

Ketua Dewan Direksi perusahaan Mesir, Mokhtar Abdel Latif, mengaku telah bertemu dengan delegasi tingkat tinggi dari Seoul, termasuk anggota parlemen dan pejabat senior di industri penerbangan, KAI dan Perusahaan Luar Angkasa Mesir.

Menurutnya, mereka membahas produksi pesawat yang akan memenuhi kebutuhan tentara Mesir, dan juga akan ditawarkan untuk diekspor ke negara-negara Arab dan Afrika.

Pesawat itu akan diproduksi di pabrik Helwan, di mana model latih K-8E China sebelumnya diproduksi di bawah lisensi Angkatan Udara Mesir.

Situs Israel Defense menyebutkan  bahwa T-50 Mesir-Korea adalah pesawat yang sangat canggih, Mesir akan membangun model bersenjata untuk itu, dan bukan hanya model pelatihan, karena pesawat ini memiliki kemampuan perang dalam model FA-50-nya. (raialyoum)