Rangkuman Berita Timteng Jumat 15 Desember 2017

menlu saudi adel al-jubeirJakarta, ICMES: Arab Saudi menilai pemerintah AS serius mengupayakan perdamaian Palestina-Israel. Saudi bahkan juga mengaku memiliki “peta jalan” untuk menjalin hubungan diplomatik yang total dengan Israel.

Komandan Umum Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Mohammad Ali Jaafari menyatakan Yaman akan segera menang.

Hamas menegaskan bahwa isu Palestina dan Al-Quds (Yerussalem) kembali mengemuka, dan para pejuang Palestina akan merontokkan keputusan Presiden Amerika Serikat mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel.

Iran membantah keras apa yang dinyatakan Dubes Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley bahwa rudal yang digunakan kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman untuk menyerang Riyadh, ibu kota Arab Saudi, adalah “buatan Iran”.

Berita selengkapnya;

Menlu Saudi: AS Serius Mengharapkan Perdamaian Palestina-Israel

Di saat Amerika Serikat (AS) mendapat kecaman luas dari dunia Islam, termasuk oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI), akibat keputusannya mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel, Arab Saudi ternyata masih menilai pemerintah AS di bawah kepresidenan Donald Trump serius mengupayakan perdamaian Palestina-Israel. Saudi bahkan juga mengaku memiliki “peta jalan” untuk menjalin hubungan diplomatik yang total dengan Israel.

Menlu Saudi Adel Al-Jubeir dalam wawancara dengan saluran berita France24 milik Perancis, Rabu (13/12/2017), mengatakan, “Kami meyakini bahwa pemerintahan Trump serius berusaha mewujudkan perdamaian antara Israel dan Arab, mereka bermusyawarah dengan semua pihak, termasuk Kerajaan Arab Saudi, dan menghimpun semua pendapat yang dikemukakan oleh semua pihak, tapi mereka masih memerluka waktu untuk menghimpun dan mengajukannnya.”

Dia menepis laporan yang menyatakan bahwa Putera Mahkota Saudi Mohammad bin Salman telah menekan ketua otoritas Palestina Mahmoud Abbas agar menerima prakarsa damai bernama “Kesepakatan Final”.

“Sikap kami mengenai Al-Quds selalu jelas, kami mempercayai solusi dua negara berdasarkan resolusi-resolusi PBB dan inisiasi perdamaian Arab. Pada akhirnya, akan ada negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967 dengan beberapa revisi yang disepakati bahwa Al-Quds Timur merupakan ibu kota baginya.”

Al-Jubeir membantah kabar bahwa Saudi menjalin hubungan dengan Israel, meskipun keduanya sama-sama mencemaskan ekspansi pengaruh Iran di Timteng. Hanya saja, dia menambahkan bahwa Riyah memiliki “peta jalan” (road map) untuk menjalin hubungan diplomasi yang total dengan Israel jika ada kesepakatan damai dengan Palestina.

Menlu Saudi menyatakan demikian tak lama setelah tersiar kabar bahwa Menteri Intelijen Israel, Yisrael Katz, berharap Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MbS) berkunjung ke Israel agar menjadi suatu perjalanan bersejarah yang melibatkan dua negara meskipun tanpa hubungan diplomatik resmi.

Kepada laman berita Elaph milik Saudi, Rabu, Katz mengatakan bahwa Israel akan dengan senang hati menjadi tuan rumah MbS di tengah merebaknya rumor mengenai proses normalisasi hubungan Riyadh-Tel Aviv. (rayalyoum/alalam)

IRGC: Kubu Muqawamah Di Yaman Juga Akan Segera Menang

Komandan Umum Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Mohammad Ali Jaafari menyatakan Yaman akan segera menang.

“Front muqawamah (resistensi anti Amerika Serikat dan Israel) dalam dua dekade terakhir telah mencetak berbagai kemenangan beruntun di semua negara kawasan Timteng, dan insya Allah kita dalam waktu dekat ini kita juga akan menyaksikan kemenangan Yaman,” katanya, Kamis (14/12/2017), seperti dilansir FNA.

Dia menambahkan, “Konspirasi yang didalangi oleh Amerika, Zionis, Saudi, dan sejumlah negara regional telah gagal.”

Berapa hari lalu Irak menyatakan operasi militer penumpasan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah tuntas, dan mengumumkan kemenangan militernya atas ISIS.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga menginstruksikan dimulainya penarikan keluar sebagian besar pasukan Rusia dari Suriah menyusul kemenangan pasukan Suriah atas ISIS.

Mayjen Ali Jaafari sebelumnya menyatakan bahwa Iran memang membantu Yaman, namun sebatas asistensi dan dukungan mental. Hal ini dia nyatakan saat menanggapi tudingan Saudi bahwa senjata Iran telah diselundupkan ke Yaman.

Di Yaman sendiri belum lama ini kelompok Ansarullah (Houthi) yang didukung Yaman telah membunuh mantan diktator Yaman Ali Abdullah Saleh beberapa hari setelah terjadi kontak senjata mereka dengan milisi loyalis Saleh yang semula bersekutu dengan Ansarullah dalam melawan serangan Saudi dan sekutunya.

Sejak itu suasana di Sanaa, ibu kota Yaman, yang dikuasai Ansarullah berangsur tenang, sementara kontak senjata di berbagai kawasan lain negara ini masih berlanjut antara Ansarullah dan milisi loyalis presiden tersingkir Abd Rabbuh Mansour Hadi. (rayalyoum)

Haniyeh: Kami Akan Rontokkan Keputusan Trump Untuk Selamanya

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh menegaskan bahwa isu Palestina dan Al-Quds (Yerussalem) kembali mengemuka, dan para pejuang Palestina akan merontokkan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel.

Dalam acara peringatan HUT ke-30 Hamas di Gaza, Kamis (14/12/2017), dia menegaskan bahwa Palestina sekarang sedang mengalami gempa politik akibat keputusan Trump, dan bahwa Hamas dibentuk tak lain untuk menjalankan misi pembebasan negeri Palestina serta merupakan kelanjutan proses resistensi, kebertahanan, dan jihad di Palestina.

“Tujuan utama gerakan ini ialah memaksa Amerika membatalkan keputusan yang zalim mengenai Al-Quds itu. Kita dapat menghentikan keputusan Trump untuk selamanya,” tegas Haniyeh.

Dia memastikan bahwa umat Islam memandang Hamas sebagai entitas yang bersih dan representasi jihad umat ini secara keseluruhan untuk pembebasan Palestina.

Menurutnya, delapan hari setelah Trump mengumumkan keputusan itu bangsa Palestina telah meraih sejumlah keberhasilan dan kemenangan.

“Pertama ialah mencuatnya kembali isu Palestina dan Al-Quds ke permukaan,” terangnya.

Dia juga mengatakan bahwa besarnya partisipasi rakyat Palestina dalam peringatan HUT ke-30 Hamas menandakan bahwa Hamas memang representasi perlawanan terhadap pendudukan Zionis atas Palestina. (alalam)

Iran Bantah Tuduhan Bekali Ansarullah Dengan Rudal Untuk Serang Saudi

Iran membantah keras apa yang dinyatakan Dubes Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley bahwa rudal yang digunakan kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman untuk menyerang Riyadh, ibu kota Arab Saudi, adalah “buatan Iran”.

Halley memaparkan beberapa “bukti”, namun pihak Iran di PBB menyebutnya “bukti-bukti palsu” dan “tuduhan tak berdasar, tak bertanggungjawab, serta provokatif dan merusak.”

Halley menyatakan, “AS memiliki bukti-bukti bahwa rudal yang diarahkan ke bandara sipil di Riyadh adalah rudal Iran… Perilaku Iran di Timteng semakin buruk dan memicu konflik di kawasan ini.”

Dia menyerukan kepada negara-negara lain dan para anggota Kongres AS supaya “menyaksikan bukti-bukti mengenai perbuatan Iran.”

Saudi menyambut gembira statemen Halley dan kembali mengecam dukungan Iran kepada Ansarullah, dan menyebut Ansarullah sebagai kelompok teroris yang telah melakukan kudeta secara tidak sah di Yaman, menguasai impor minyak untuk mendanai aksi teror, mengancam keamanan jalur laut,  menyerang kota-kota padat penduduk di Saudi dengan rudal balistik dengan bantuan Iran, dan melanggar resolusi 2216 dan 2231 Dewan Keamanan PBB.

Sekjen PBB António Guterres sebelumnya menyatakan bahwa para pakar lembaga ini berhasil menemukan serpihan rudal itu dalam pencarian selama tanggal 17 – 21 November lalu.

Para pakar mengatakan bahwa keputusan, penjelasan, dan berbagai dimensi komponen yang telah diteliti memiliki kesesuaian dengan  komponen rudal Iran “Qiam-1”,  namun mereka mengaku tidak menemukan “bukti apapun” mengenai “perantara atau penyuplai” senjata itu kepada Ansarullah.

Menurut Guterres, pihaknya masih terus menganilisa data-data yang telah dihimpun dan akan dilaporkan kepada Dewan Keamanan PBB pada saatnya yang tepat.

Awal pekan lalu surat kabar Foreign Policy menyebutkan bahwa para pakar telah menemukan beberapa komponen buatan Iran, tapi dalam kesimpulannya mereka justru juga mengaku menemukan beberapa unsur yang berasal dari AS. (mm/rayalyoum)