Rangkuman Berita Timteng Rabu 11 April 2018

Dubes AS untuk PBB Nikki Haley (kanan) berjabat tangan dengan sejawatnya dari Rusia, Vassily Nebenzia, dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, 10 April 2018.

Dubes AS untuk PBB Nikki Haley (kanan) berjabat tangan dengan sejawatnya dari Rusia, Vassily Nebenzia, dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, 10 April 2018.

Jakarta, ICMES: Rusia menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB terhadap draf resolusi usulan Amerika Serikat (AS) untuk pengadaan tim pencari fakta (TPF) atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, provinsi Damaskus, Suriah.

Menhan Israel Avigdor Lieberman membantah negaranya terlibat dalam serangan ke Lanud T-4 di provinsi Homs, Suriah.

Suriah menyiagakan pasukannya menyusul ancaman AS untuk segera menggunakan opsi militer terhadap Suriah.

Putra Mahkota Saudi menyatakan negaranya bisa jadi akan berpartisipasi dalam serangan Barat yang mungkin akan dilancarkan terhadap Suriah dalam waktu dekat.

(Dubes AS untuk PBB Nikki Haley (kanan) berjabat tangan dengan sejawatnya dari Rusia, Vassily Nebenzia, dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, 10 April 2018. )

Selengkapnya:

Rusia Veto Draf Resolusi AS Terkait Isu Bom Kimia Di Suriah

Rusia menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB terhadap draf resolusi usulan Amerika Serikat (AS) untuk pengadaan tim pencari fakta (TPF) atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, provinsi Damaskus, Suriah.

Dalam pemungutan suara pada sidang yang berlangsung Selasa (10/4/2018) itu sebanyak enam negara mendukung draf usulan Rusia, enam negara menolaknya, dan dua negara abstein. Dengan demikian resolusi usulan Rusia gagal karena kurang tiga suara lagi untuk bisa diterapkankan.

Draf Rusia memperkenankan Dewan Keamanan mengambil keputusan final untuk percaya atau tidak kepada hasil penyelidikan TPF, namun nengara-negara Barat menolaknya terutama karena, menurut mereka, draf ini tidak sepenuhnya independen dalam menjalankan tugasnya.

Sedangkan draf usulan AS disetujui oleh 12 negara, ditentang hanya oleh dua negara, Rusia dan Bolivia, sementara satu negara, Cina, memilih abstein.

Draf AS mengusulkan pembentuk tim pencari fakta independen di bawah payung PBB untuk masa tugas satu tahun penyelidikan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah. Veto Rusia atas draf ini adalah veto ke-12 yang telah digunakan Rusia di Dewan Keamanan berkaitan dengan Suriah selama negara ini dilanda krisis sejak tahun 2011.

Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia dalam sidang Dewan Keamanan mengatakan Rusia menolak draf AS karena menjurus pada pembentukan TPF yang tidak akan bekerja secara independen. Dia menambahkan bahwa penyelidikan awal atas tuduhan penggunaan senjata kimia di Douma tidak memerlukan pembentukan TPF khusus, dan data-data awalpun secara gamblang menunjukkan tidak adanya tanda-tanda penggunaan senjata kimia sama sekali.

Menurut Nebenzia, AS hanya ingin membangkitkan ketegangan melalui draf itu, dan dalam memaksakan keinginannya AS bahkan sama sekali tidak menghendaki keputusan apapun di Dewan Keamanan.

Di pihak lain, Dubes AS di PBB Nikki Haley menyebut draf Rusia memberikan kesempatan kepada Moskow untuk memilih para para penyelidik sehingga TPF tidak akan independen. (rayalyoum)

Israel Bantah Telah Menyerang Pangkalan T-4 Di Suriah

Menhan Israel Avigdor Lieberman membantah negaranya terlibat dalam serangan ke Lanud T-4 di provinsi Homs, Suriah.

“Saya tidak tahu siapa yang ada di Suriah, dan saya tidak tahu siapa yang menyerang T-4,” katanya dalam jumpa pers saat mengunjungi sebuah pangkalan militer di wilayah pendudukan Golan, Selasa (10/4/2018).

Dia kemudian mengecam keberadaan Iran di Suriah dengan mengatakan, “Kami tidak akan memperkenankan kubu Iran di Suriah, dengan harga apapun, dan tak ada pilihan lain bagi kami. Menerima keberadaan orang-orang Iran di sana sama dengan memperkenan mereka mencekik kami.”

Sehari sebelumnya Suriah, Rusia, dan Iran menuduh Israel sebagai pelaku serangan ke Lanud T-4 yang menewaskan 14 tentara Suriah dan sekutunya, termasuk tiga perwira Suriah dan empat orang Iran.

Pada 10 Februari lalu Israel juga telah menyerang Lanud T-4 setelah menuding Iran mengirim nirawak dari lanud ini ke zona udara Israel.

Kemlu Israel, Selasa, menyatakan bahwa dubesnya untuk Rusia, Gary Koren, telah dipanggil oleh Kemlu Rusia untuk membicarakan perkembangan terbaru terkait dengan krisis Suriah, termasuk adanya serangan rudal ke Lanud T-4. Kemlu Israel juga menyatakan bahwa pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Rusia.

Kemhan AS Pentagon, Senin, menepis dugaan bahwa AS telah melancarkan serangan ke pangkalan udara T-4 dekat kota Homs di Suriah yang terjadi Ahad lalu.

Pimpinan  Besar Iran, Ayatullah Ali Khamenei, Selasa, menegaskan bahwa serangan rudal Israel ke pangkalan udara Suriah tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja tanpa balasan. (rayalyoum)

Suriah Bersiaga Hadapi Kemungkinan Serangan AS

Pangkalan-pangkalan militer Suriah, Selasa (10/4/2018), berada dalam kondisi siaga menyusul ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk segera menggunakan opsi militer terhadap Suriah.

Menyusul tuduhan bahwa tentara Suriah menggunakan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, provinsi Damaskus, Suriah, dalam beberapa hari terakhir ini negara-negara Barat mengancam akan “bereaksi keras”.

Trump menyatakan akan ada keputusan penting “dalam waktu yang sangat dekat”. Sedangkan Perancis mengaku juga akan bereaksi jika Damaskus memang melanggar “garis merah”. Di pihak lain, Rusia menepis tuduhan itu dan mengingatkan “bahayanya”.

Obervatorium Suriah untuk HAM (SOHR) melaporkan bahwa tentara Suriah dan sekutunya sejak Senin lalu telah bersiaga untuk menghadapi kemungkinan serangan negara-negara Barat.

Direktur Eksekutif SOHR Rami Abdulrahman mengatakan bahwa sejak pertengahan malam tentara Suriah mengumumkan kondisi siaga 72 jam di semua satuan pasukan, bandara, dan pangkalannya di seluruh kawasan yang dikuasai pasukan Suriah, termasuk Damaskus.

“Kondisi demikian tidak akan terjadi kecuali sebagai reaksi atas ancaman dari luar.  Di sana terjadi pengadaan kubu-kubu dan pelatihan penyebaran pasukan secara cepat,” katanya.

Suriah berulangkali dituduh menggunakan senjata kimia sejak selama krisis yang berlangsung sejak 2011, namun Suriah selalu menepisnya.

Dalam sidang darurat Dewan Keamanan, Selasa, Dubes Suriah untuk PBB Bashar Jaafari mengatakan bahwa “tuduhan palsu” itu bertujuan “mengkondisikan agresi terhadap Suriah seperti agresi jahat yang pernah dilakukan AS dan Inggris terhadap Irak pada tahun 2003.” (rayalyoum)

Bin Salman Nyatakan Bisa Jadi Negaranya Akan Ikut Menyerang Suriah

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dalam jumpa pers bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron di Paris, ibu kota Perancis, Selasa (10/4/2018), menyatakan bahwa jika dirasa perlu maka Saudi akan berpartisipasi dalam serangan negara-negara Barat yang mungkin akan dilancarkan terhadap Suriah dalam waktu dekat.

“Jika aliansi kami dengan para sekutu kami menghendaki demikian maka kami siap,” katanya saat menjawab pertanyaan wartawan apakah Saudi akan bergabung dalam serangan ke Suriah.

Pada kesempatan itu Macron sendiri mengatakan bahwa negaranya “dalam beberapa hari lagi” akan mengumumkan reaksinya terhadap dugaan serangan kimia di Suriah, dan jika nantinya diambil keputusan untuk melancarkan serangan militer maka sasarannya adalah “kekuatan-kekuatan kimia” Suriah tanpa mengusik dua sekutunya, Rusia dan Iran.

“Keputusan yang akan kami ambil bagaimanapun juga tidak akan menyasar sekutu rezim (Suriah) atau siapapun, melainkan hanya akan menyasar kekuatan-kekuatan kimia yang dimiliki rezim ini. Perancis tidak menghendaki eskalasi apapun,” katanya.  (rayalyoum)