Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 14 Maret 2022

Jakarta, ICMES. Sumber-sumber terpercaya mengungkap bahwa markas intelijen Israel yang menjadi target serangan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran merupakan markas utama, dan bahwa markas itu pula yang bertanggungjawab atas operasi intelijen anti-Iran.

Brigade Hizbullah Irak mencecar para pengecam serangan rudal Iran ke markas intelijen Israel di Erbil, Kurdistan Irak, dengan sejumlah pertanyaan tajam, sementara Sekjen Gerakan Al-Nujaba Irak memastikan adanya intelijen Israel yang tewas akibat serangan yang juga mendapat pujian dari kelompok Palestina ini.

Kemhan Rusia menyatakan pasukan negara ini telah membom sebuah kamp pelatihan pasukan bayaran asing di Lvov, Ukraina barat, hingga menewaskan 180 orang dari mereka.

Berita Selengkapnya:

Sejumlah Perwira MOSSAD Dikabarkan Tewas akibat Serangan Rudal Iran ke Arbil

Sumber-sumber terpercaya mengungkap bahwa markas intelijen Israel yang menjadi target serangan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran merupakan markas utama, dan bahwa markas itu pula yang bertanggungjawab atas operasi intelijen anti-Iran.

“Markas keamanan intelijen Israel yang dibom Iran hari ini di Kurdistan adalah markas operasi utama, bukan sekunder, bagi badan Mossad Israel,” ungkap narasumber kepada salur berita Mayadeen yang berbasis di Lebanon, Ahad (13/3).

“Empat perwira Israel, termasuk satu perempuan, tewas, dan tujuh orang terluka, empat di antaranya kritis. Markas ini pula yang bertanggungjawab atas opersi intelijen dan agresi anti-Iran belakangan ini,” lanjutnya.

Menurut sumber-sumber itu, pada 14 Februari lalu, enam unit drone Israel terbang di Kurdistan Iran dan menyerang sebuah kamp militer di Kermanshah Iran “hingga menyebabkan kerugian di kamp Kermanshah”.

“Badan-badan pemantau Iran dan badan-badan keamanannya memastikan bahwa pusat komando (Mossad) di dekat resor Saladin adalah pihak pengambil keputusan dan pelaksana,” terang sumber itu.

Dia menambahkan, “Serangan rudal Iran hari ini menyasar pusat intelijen militer di Kurdistan itu secara akurat dan pasti.”

Menurut IRNA, situs berita Irak Al-Maloomah  mengutip keterangan sumber-sumber pejabat bahwa beberapa perwira intelijen Mossad terbunuh dan beberapa lainnya terluka dalam serangan itu.

Media resmi Iran melaporkan bahwa IRGC mengaku bertanggung jawab atas penembakan 12 rudal balistik di Erbil, ibu kota wilayah Kurdistan Irak, pada dini hari Ahad, dan menyatakan bahwa serangan itu menargetkan “markas strategis” Israel di kota itu.

Kementerian Dalam Negeri wilayah Kurdistan menyatakan bahwa tak kurang dari 12 rudal balistik jatuh di Erbil pada pukul 01.00 waktu setempat, dan menyasar gedung baru konsulat AS dan daerah perumahan yang berdekatan.

IRGC menegaskan, “Setiap pengulangan serangan Israel akan ditanggapi dengan tanggapan yang sengit, tegas dan menghancurkan.”

Serangan IRGC tersebut mengundang kecaman dari berbagai pihak di Irak. Kemlu Irak bahkan memanggil dubes Iran untuk menyampaikan nota protes yang menyebut serangan itu pelanggaran terbuka atas kedaulatan Irak.

AS juga mengutuk keras serangan itu. Seorang juru bicara Kemlu AS menyebut serangan itu ” keterlaluan”, namun dia memastikan tak ada orang AS yang terluka atau fasilitas pemerintah AS yang rusak di Erbil.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington sedang bekerja untuk membantu Irak mendapatkan kemampuan pertahanan rudal. (alalam/raialyoum)

Hizbullah Irak Cecar Para Pengecam Serangan Rudal Iran ke Erbil, Faksi Palestina Ucapkan Selamat

Brigade Hizbullah Irak mencecar para pengecam serangan rudal Iran ke markas intelijen Israel di Erbil, Kurdistan Irak, dengan sejumlah pertanyaan tajam, sementara Sekjen Gerakan Al-Nujaba Irak memastikan adanya intelijen Israel yang tewas akibat serangan yang juga mendapat pujian dari kelompok Palestina ini.

Kelompok ini menyebutkan bahwa serangan rudal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada dini hari Ahad (13/3) itu terjadi sebagai balasan atas serangan yang terjadi beberapa pekan sebelumnya dari wilayah Irak ke wilayah Iran.

“Serangan Iran ke sebuah pangkalan maju entitas Zionis (Israel) mengabarkan sebuah babak baru konflik jenis lain,” ungkap Brigade Hizbullah Irak dalam sebuah pernyataannya, Ahad (13/3).

“Operasi serangan itu datang sebagai balasan atas pemboman oleh Zionis di wilayah Iran dari wilayah Irak beberapa pekan lalu,” lanjutnya.

Brigade Hizbullah Irak kemudian menyoal pihak-pihak yang mengecam Iran.

“Mana mereka yang berlagak menanis atas kedaulatan (Irak)? Mana suara mereka ketika pasukan Irak dibom? Apakah kita sudah menjadi dua kamp militer; satu membela kesucian dan yang membela orang-orang Amerika dan Zionis?’

Secara terpisah, Sekjen Gerakan Al-Nujaba Syeikh Akram Al-Kaabi mengatakan, “Pemboman itu menyasar sarang-sarang Zionis yang ada di pangkuan sebuah keluarga yang terkenal sebagai antek.”

Dia menjelaskan, “Keluarga ini sengaja menampung musuh-musuh Irak untuk melemahkan dan memecah belah Irak demi mewujudkan disintegrasi (Kurdistan). Perlindungan keluarga Barzani untuk orang-orang Zionis Mossad memberi hak kepada siapapun untuk menyerang mereka.”

Al-Kaabi menyambut baik seruan pembentukan komisi pencari fakta keberadaan Mossad di Kurdistan Irak.

“Komisi ini harus dari pihak yang memperdalam kedaulatan Irak atas rezim Arbil dan memberikan batasan atas pembangkangannya,” ujar Al-Kaabi.

Dia menambahkan, “Kami heran atas klaim sebagian orang tidak mengetahui keberadaan orang-orang Israel di Arbil, padahal masalah ini sudah jelas.”

Dia juga menegaskan, “Diberkahilah tangan-tangan yang bersama kami melawan ISIS dan Mossad Israel, dan telah terkonfirmasi untuk kami adanya korban tewas akibat serangan (rudal Iran) itu.”

Seperti diketahui, IRGC mengaku bertanggung jawab atas penembakan 12 rudal balistik di Erbil, ibu kota wilayah Kurdistan Irak, pada dini hari Ahad, dan menyatakan bahwa serangan itu menyasar “markas strategis” Israel di sana.

Sumber-sumber Irak menyatakan bahwa serangan itu menewaskan empat perwira intelijen Israel dan melukai tujuh orang lainnya, sementara Israel masih bungkam mengenai kaitannya dengan markas yang menjadi target serangan Iran tersebut.

Komandan Umum Front Rakyat Pembebasan Palestina (PFLP) dalam sebuah statemennya memuji serangan tersebut dengan menyatakan, “Pesan rudal Iran kepada Mossad mengkonfirmasi bahkan keberdayaan tangan Poros Resistensi. Republik Islam Iran telah membuktikan bahwa pada saat yang tepat ia mampu membuat musuh kelabakan. Dengan inisiatifnya dalam serangan Iran memiliki daya prefentif.”

PFLP juga menyatakan, “Kami mengucapkan selamat kepada saudara-saudara kami dari IRGC atas reaksi rudal yang dilakukan dalam rangka memperkuat budaya dan Poros Resistensi ini.” (almayadeen/fna)

Rusia: 180 Militan Asing Tewas Dibom Pasukan Rusia di Ukraina

Kemhan Rusia menyatakan pasukan negara ini telah membom sebuah kamp pelatihan pasukan bayaran asing di Lvov, Ukraina barat, hingga menewaskan 180 orang dari mereka.

“Pasukan Rusia membasmi 180 pasukan bayaran asing dan sejumlah senjata asing dengan menyerang pusat pelatihan di pangkalan militer Yavorsky, dekat Lvov di perbatasan Polandia,” kata juru bicara kementerian, Mayjen Igor Konashenkov, Minggu (13/3).

Dia menjelaskan, “Pada pagi hari tanggal 13 Maret kami menyerang dengan rudal jarak jauh presisi tinggi pusat pelatihan pasukan Ukraina di desa Starychi dan tempat pelatihan militer di Yavorsky, di mana rezim Kyiv meluncurkan sebuah situs untuk pelatihan dan koordinasi tempur pasukan bayaran asing sebelum mengirim mereka ke zona pertempuran melawan militer Rusia, dan menyimpan senjata dan peralatan yang datang dari negara-negara asing.”

Dia melanjutkan, “Akibat serangan ini sebanyak 180 pasukan bayaran asing tewas dan paket besar senjata asing hancur. Kami akan terus membasmi tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina.”

Sebelumnya di hari yang sama, Kemhan Rusia mengumumkan penghancuran sekitar 3.700 fasilitas militer di Ukraina sejak dimulainya invasi militer Rusia ke Ukraina.

Serangan itu terjadi satu hari setelah Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Moskow menganggap konvoi pengiriman senjata Barat ke Ukraina sebagai target yang sah.

Pada hari ke-17 operasi militer Rusia di Ukraina, kementerian itu mengumumkan bahwa kelompok-kelompok yang tergabung dalam pasukan Republik Luhansk dan Angkatan Bersenjata Rusia tiba di daerah-daerah baru, dan membebaskan beberapa daerah pemukiman. (almayadeen)