Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 18 Januari 2022

Jakarta, ICMES. Gerakan Ansarullah (Houthi) di Yaman mengancam akan melancarkan serangan lagi ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan beberapa target yang lebih vital, setelah kelompok yang menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, itu menggempur UEA dengan lima rudal balistik dan jelajah serta sejumlah besar drone.

Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina di Tepi Barat, Senin (17/1), dengan dalih bahwa warga itu berusaha menikam tentara Israel.

Tiga diplomat Iran telah tiba di Jeddah, Arab Saudi, untuk membuka kembali kantor perwakilan Iran untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Esmail Qaani, mengadakan pembicaraan langsung dengan pemimpin Blok Sadr yang dipimpin oleh ulama Syiah Muqtada al-Sadr di kota Najaf, Irak.

Berita Selengkapnya:

Ansarullah Gempur UEA, Tiga Orang Tewas, Serangan Lanjutan Menyusul

Gerakan Ansarullah (Houthi) di Yaman mengancam akan melancarkan serangan lagi ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan beberapa target yang lebih vital, setelah kelompok yang menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, itu menggempur UEA dengan lima rudal balistik dan jelajah serta sejumlah besar drone, Senin (17/1).

Jubir tentara Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah, Brigjen Yahya Saree, dalam sebuah pernyataan televisi mengumumkan bahwa serangan ke UEA tersebut menyasar Bandara Abu Dhabi, Bandara Dubai, kilang minyak di kawasan Musaffah dan beberapa target sensitif lain.

Saree memperingatkan perusahaan dan warga negara asing yang tinggal di UEA untuk “menjauhi situs-situs dan instalasi-instalasi vital demi keamanan jiwa mereka”.

“Kami tak ragu dalam memperluas sasaran hingga mencakup berbagai situs dan instalasi yang lebih penting di masa mendatang,” ancam Saree, sembari menyebutkan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas “agresi” UEA terhadap Yaman.

Pada hari itu, Abu Dhabi diguncang tiga ledakan tanki bensin serta terjadi kebakaran di area konstruksi baru di dekat Bandara Abu Dhabi. Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas dan enam lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Pemerintah UEA menyatakan bahwa serangan Ansarullah telah menyebabkan terjadinnya ledakan pada truk tanki yang menyebabkan tiga orang tewas, serta menimbulkan kebakaran di dekat Bandara Abu Dhabi.

Tentara Yaman mengaku telah melancarkan “operasi serangan berkualitas ke kedalaman wilayah UEA”. Sumber-sumber Yaman menyebutkan operasi serangan ke Abu Dhabi, ibu kota UEA, “masih berlanjut”.

Partai-partai Yaman yang tergabung dalam kelompok Liqa Mustarak (Pertemuan Bersama) memperingatkan UEA bahwa “operasi serangan itu tak akan menjadi yang terakhir jika agresi (UEA) masih berlanjut”.

Kelompok itu menegaskan, “Negara manapun yang bergerak menyerang Yaman akan mendapat balasan sengit meskipun secara geografis jauh dari perbatasan Yaman. Para pemimpin UEA harus membuat perhitungan ulang dan berhenti menyerang Yaman, karena jika tidak maka pasukan rudal dan drone Yaman akan membidik mereka”.

Amerika Serikat (AS) berjanji untuk “menuntut pertanggungjawaban” Ansarullah.  Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS, Jake Sullivan, mengatakan, “AS mengutuk keras serangan yang terjadi hari ini di Abu Dhabi, UEA, yang menewaskan tiga warga sipil tak berdosa.”

Dia menambahkan, “Houthi telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan kami akan bekerjasama dengan UEA dan mitra internasional kami untuk meminta pertanggungjawaban mereka.”

Menlu UEA Abdullah Bin Zayed Al-Nahyan dalam kontak telefon meminta kepada sejawatnya dari AS, Antony Blinken, supaya Washington kembali menunjuk Ansarullah sebagai organisasi teroris.

Kemlu UEA menyatakan pihaknya “berhak membalas” serangan Ansarullah terhadap Abu Dhabi.  Kemlu UEA menegaskan, “Pemerintah UEA mempertahankan haknya membalas serangan teror dan eskalasi kejahatan keji ini, Serangan keji tak akan berlalu tanpa hukuman.”

Perkembangan tersebut terjadi ketika perang di Yaman antara Ansarullah dan pasukan yang didukung UEA semakin berkobar di provinsi Shabwah bersamaan dengan berlanjutnya kecamuk pertempuran antara Ansarullah dan pasukan koalisi pimpinan Saudi di provinsi Ma’rib dan Hudaydah. (raialyoum/alalam)

Tentara Israel Tembak Mati Warga Palestina di Tepi Barat

Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina di Tepi Barat, Senin (17/1), dengan dalih bahwa warga itu berusaha menikam tentara Israel.

Dalam rekaman video yang diambil oleh seorang pengendara mobil dan beredar di media sosial terlihat seorang pria tergeletak di tepi sebuah jalan di persimpangan Gush Etzion di Tepi Barat, ketika tiga tentara mendekatinya sembari mengarahkan moncong senapan kepadanya.

Seorang juru bicara militer Israel menyatakan bahwa seorang pria muncul dari sebuah mobil dan mencoba menikam seorang tentara sehingga tentara itu melepaskan tembakan kepadanya, sementara mobil tersebut segera tancap gas dari lokasi peristiwa.

Pejabat militer Israel lainnya mengidentifikasi warga Palestina yang gugur itu berasal dari sebuah desa terpencil.

Kementerian Kesehatan Palestina mengutuk penembakan tersebut, dan menyatakan bahwa korban adalah Falih Musa Shakair Jaradat dari distrik Suair, provinsi Al-Khalil.

Kementerian itu menyebut penembakan itu sebagai kelanjutan dari serangkaian aksi ekskusi di lapangan dan operasi pembunuhan di luar jalur hukum yang dilakukan oleh anasir rezim pendudukan dan warga Zionis terhadap warga Palestina yang terkucil dengan dalih yang dibuat-buat.

Dalam insiden terpisah, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang lansia Palestina, Suleiman al-Hathalin , 75 tahun, gugur karena luka-luka yang dideritanya hampir dua minggu lalu akibat ditabrak oleh sebuah mobil dinas kepolisian Israel.

Kementerian itu menyebutkan bahwa al-Hathalin  adalah orang yang aktif berunjuk rasa menentang permukiman Zionis Israel di Tepi Barat. (raialyoum/reuters)

Iran Buka Kembali Kantor Perwakilannya untuk OKI di Arab Saudi Setelah Enam Tahun Tutup

Tiga diplomat Iran telah tiba di Jeddah, Arab Saudi, untuk membuka kembali kantor perwakilan Iran untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Media  Iran, Senin (17/1) melaporkan bahwa para diplomat itu  telah mendarat di Jeddah untuk kembali bekerja setelah enam tahun kantornya ditutup menyusul putusnya hubungan diplomatik Teheran-Riyadh.

Di hari yang sama juru bicara kementerian luar negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengkonfirmasi bahwa tiga diplomat itu telah menerima visa dari Arab Saudi dan terlibat dalam proses pembukaan kembali kantor tersebut.

“Republik Islam Iran juga siap untuk membuka kembali kedutaannya di Arab Saudi,” kata Khatibzadeh dalam konferensi pers di Teheran, namun dia menambahkan bahwa hal itu bergantung pada “upaya praktis” otoritas Saudi.

Hubungan diplomatik Saudi-Iran terputus pada tahun 2016 setelah massa demonstran Iran menyerang kedutaan besar Saudi di Teheran dan kantor konsulatnya di Mashhad. Massa demonstran saat itu  berunjuk rasa protes atas tindakan Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka Saudi Syeikh Nimr Al-Nimr.

Otoritas Iran telah melakukan tindakan hukum terhadap demonstran yang melakukan pelanggaran, namun pemerintah Saudi tetap gusar atas insiden tersebut sehingga memutus hubungan diplokmatiknya dengan Iran.

Namun demikian, sejak April 2021 keduanya melakukan negosiasi yang difasilitasi oleh pemerintah Irak di Baghdad yangh sejauh ini telah mencapai putaran keempat dan akan menyusul putaran kelima.

“Saya yakin pihak Saudi juga tertarik dalam pembicaraan tentang beberapa masalah regional, tetapi negosiasi kami, untuk saat ini, difokuskan pada masalah bilateral dan kapan mengembalikan hubungan ke keadaan normal,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian kepada Al Jazeera beberapa hari lalu.  (raialyoum/aljazeera)

Komandan Pasukan Quds Iran Adakan Pembicaraan dengan Moqtada Sadr di Najaf

Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Esmail Qaani, mengadakan pembicaraan langsung dengan pemimpin Blok Sadr yang dipimpin oleh ulama Syiah Muqtada al-Sadr di kota Najaf , Irak, Senin malam (17/1).

Sumber berita Irak melaporkan bahwa Qaani sebelumnya telah bertemu dengan para pemimpin dan anggota Dewan Koordinasi Syiah Irak.

Dalam sebuah pernyataan tentang perkembangan politik terkini di Irak, dewan itu menggaris bawahi perlunya melanjutkan pembicaraan politik untuk keluar dari situasi rumit Irak saat ini serta menekankan upaya memenuhi tuntutan rakyat dan penjagaan persatuan negara ini.

Para anggota dewan tersebut belakangan ini mengadakan pertemuan dengan Muqtada al-Sadr untuk membicarakan perkembangan terakhir di Irak. (mna)