Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 12 Maret 2022

Jakarta, ICMES. Pemerintah Rusia mengumumkan pihaknya akan  membiarkan militan dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah lainnya ikut berperang bersama tentara Rusia di Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mendukung rencana pengiriman relawan ke medan perang.

Kunjungan Presiden Israel Isaaac Herzog ke Turki dan sambutan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas kunjungan ini masih terus mengundang beragam komentar pro dan kontra dari para tokoh dan warganet Arab.

Pasukan Yamanmenyerang kilang Saudi Aramco di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, dengan menggunakan tiga unit drone.

Berita Selengkapnya:

Belasan Ribu Militan dari Timteng akan Membantu Pasukan Rusia di Ukraina

Pemerintah Rusia mengumumkan pihaknya akan  membiarkan militan dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah lainnya ikut berperang bersama tentara Rusia di Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mendukung rencana pengiriman relawan ke medan perang.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat (11/3), kepada wartawan mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa “sebagian besar orang yang ingin dan diminta (untuk berperang) adalah warga negara-negara di Timur Tengah dan Suriah”.

Rusia adalah sekutu penting Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik di Suriah, dan berperan besar dalam mengubah situasi di lapangan pada posisi yang menguntungkan pemerintah Suriah.

Sembari menyinggung dukungan Amerika Serikat (AS) kepada pengiriman tentara bayaran untuk berperang bersama pasukan Ukraina, Peskov menyatakan bahwa keputusan untuk mengirim relawan militan ke Ukraina dapat diterima.

“Jika Barat sudah sangat bertekad mengenai pengiriman pasukan bayaran maka kamipun memiliki para relawan yang ingin berpartisipasi,” ujarnya.

Sebelumnya di hari yang sama, Putin sendiri menyatakan dukungannya kepada rencana mengizinkan relawan, termasuk mereka yang berasal dari luar negeri, untuk ikut bertempur di Ukraina, sementara Sergei Shoigu mengatakan bahwa sebanyak lebih dari 16.000 orang, yang sebagian besar adalah relawan dari negara-negara Timur Tengah, telah meminta untuk ambil bagian dalam perang di Ukraina.

Ukraina sebelumnya telah mengumumkan pembentukan batalyon relawan asing untuk bergabung dengan barisan angkatan bersenjatanya dalam perang melawan pasukan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari itu mengatakan bahwa Moskow mengerahkan tentara bayaran dari Suriah. Dia juga mengklaim bahwa Ukraina telah mencapai titik balik strategis dalam perang yang tak jelas sampai kapan akan berlanjut.

“Tidak mungkin untuk mengatakan berapa hari kita masih harus bekerja untuk pembebasan tanah Ukraina,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Sembari menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan sanksi terhadap Rusia, dia menambahkan, “Tapi kita bisa mengatakan bahwa kita akan melakukannya. Karena kita telah mencapai titik balik strategis.” (raialyoum)

Orang Dekat Syeikh Qaradawi Minta  Erdogan Cuci Tangan 7 kali Usai Jabat Tangan dengan Presiden Israel

Kunjungan Presiden Israel Isaaac Herzog ke Turki dan sambutan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas kunjungan ini masih terus mengundang beragam komentar pro dan kontra dari para tokoh dan warganet Arab.

Syeikh Essam Talima, salah satu yang dekat dengan Syekh Yusuf al-Qaradawi dan mantan direktur kantornya, termasuk orang yang keras mengecam kesediaan Erdogan menerima kunjungan Herzog.

Di akun resminya di Twitter, dia menyatakan, “Sampaikan kepada Erdogan fatwa Syeikhuna Al-Qaradawi; Siapa pun yang berjabat tangan dengan mereka (orang-orang Israel – red.) maka hendaklah mencuci tangannya tujuh kali di mana yang pertama di antaranya disertai dengan tanah.”

Cuitan ini tak pelak membangkitkan kontroversi di tengah warganet dan banyak para follower Syeikh Talima sepakat dengannya dan menegaskan bahwa tindakan Erdogan itu merupakan kesalahan besar yang tak terampunkan.

Di pihak lain, warganet Arab yang masih mendukung Erdogan meminta supaya Erdogan tak dipersoalkan secara berlebihan. Mereka menyatakan bahwa apa yang dilakukan Erdogan bukanlah sesuatu yang baru terjadi, melainkan warisan yang sudah berusia 73 tahun dari pemerintah Turki sebelumnya.

Warganet bernama Adil Abu Al-Mu’athi, misalnya, berkilah bahwa masyarakat menilai hanya berdasarkan gambar dan apa yang terlihat di permukaan tanpa melihat apa yang membuat seseorang seperti Erdogan bersedia duduk bersama orang seperti Herzog.

Dia menjelaskan bahwa Turki berkepentingan dengan jalur pipa minyak yang membentang dari Uni Emirat Arab (UEA) ke Eropa melalui Israel. Menurutnya, kepentingan Turki sangat besar jika jalur itu bisa seperti jalur yang membentang dari Rusia ke Eropa, yang kini mungkin terhambat akibat perang di Ukraina.

Dia kemudian menyebutkan bahwa meski Turki memiliki kepentingan sedemikian besar, namun Erdogan tetap menekankan solusi dua negara untuk krisis Palestina dan menegaskan bahwa orang Palestina juga memiliki hak sebagaimana bangsa lain.

Seorang warganet Arab lain menyoal apakah tindakan Erdogan itu dapat disamakan dengan orang yang dalam kondisi tertentu dan terpaksa diperbolehkan memakan bangkai atau binatang yang tak disembelih secara sah. Warganet itu berdalih bahwa Erdogan bisa jadi terpaksa berbuat demikian karena negaranya sedang menghadapi perang ekonomi yang telah memurukkan nilai mata uang Lira Turki dan melejitkan harga barang.

Sementara itu, warganet Mundir Al-Sheikh mengutip pernyataan Herzog bahwa hubungan Israel dengan Turki “bukanlah hubungan yang baik, melainkan hubungan historis”.

Di pihak kontra Erdogan, seorang warganet bernama Naz Najjar memosting video pernyataan yang dulu pernah dibuat oleh Syeikh Mohammad Al-Awadi, seorang pendukung Ergogan. Dalam video itu Al-Awadi mengatakan bahwa Erdogan adalah tokoh yang secara bertahap  “menyucikan” Turki dari noda hubungan dengan Israel, sedangkan beberapa rezim Arab justru menodai negaranya yang semula suci dari hubungan itu.

Video itu telah ditonton oleh lebih dari 95,000 orang, dan Naz Najjar memostingnya disertai cuitan: “Kita nantikan pernyataan dari Syekh Mohammad Al-Awadi yang intinya ialah bahwa sambutan Erdogan atas Presiden Israel di Turki merupakan pengkhianatan terhadap Islam dan urusan Palestina.” (raialyoum)

Ansarullah Umumkan Serangan Drone ke Kilang Minyak Aramco di Riyadh

Juru bicara militer pasukan kubu Sanaa, ibu kotaYaman, Brigjen Yahya Saree, dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, Jumat (11/3), menyatakan pihaknya telah menyerang kilang Saudi Aramco di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, dengan menggunakan tiga unit drone.

Saree menambahkan bahwa serangan dari Yaman juga menarget fasilitas Aramco di kota Jizan dan Abha.

Kantor berita resmi Saudi, SPA, pada Jumat pagi melaporkan bahwa kilang minyak Riyadh mendapat serangan drone pada Kamis pagi, tapi tak sampai mempengaruhi pasokan minyak.

Kilang Aramco terletak di selatan kota Riyadh di sekira 1000 km dari titik terdekat ke perbatasan dengan Yaman yang dilanda perang. Kapasitas penyulingannya sekitar 100.000 barel per hari.

Serangan tersebut terjadi pada saat pasar minyak global sedang bergejolak sebagai dampak invasi Rusia ke Ukraina dan kemungkinan pasokan energi terpengaruh oleh perang.

Sebuah sumber di Kementerian Energi Saudi menyebutkan bahwa tak lama setelah pertengahan malam antara Kamis dan Jumat “kilang minyak di Riyadh diserang oleh pesawat nirawak jarak jauh, dan serangan itu mengakibatkan kebakaran kecil yang telah dapat dikendalikan.”

Dikutip SPA, sumber tersebut juga menyatakan bahwa kebakaran tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak pula mempengaruhi operasi kilang atau pasokan minyak dan turunannya.

Dia kemudian mengklaim bahwa serangan itu merupakan aksi teror berulang terhadap instalasi vital dan obyek sipil di Saudi, “yang menyasar bukan hanya Kerajaan Saudi sendiri melainkan juga, secara lebih luas, mengacaukan keamanan dan pasukan energi di dunia, dan pada gilirannya berdampak negatif terhadap ekonomi dunia”.

Pihak Ansarullah yang berkuasa di Yaman menyatakan bahwa serangan terhadap Saudi akan terus dilanjutkan sampai Saudi dan sekutunya bersedia menghentikan invasi militer dan blokadenya terhadap Yaman. (raialyoum)