Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 7 Maret 2024

Jakarta, ICMES. Poster raksasa pilot AS Aaron Bushnell, yang meninggal dunia pada usia 25 tahun setelah membakar dirinya  di depan Kedutaan Besar Israel untuk AS di Washington, terpajang di baleho Sanaa, kota Yaman.

Juru bicara resmi gerakan Ansarullah dan ketua delegasi perundingan nasional Yaman, Muhammad Abdul Salam, berbicara tentang apa yang lebih penting daripada shalat dan puasa di bulan suci Ramadhan.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan bahwa kapal AS  True Confidence telah menjadi sasaran serangan pasukan Yaman di Teluk Aden, Yaman selatan, dengan sejumlah rudal martim.

Iran telah menyita kargo minyak AS atas tuntutan hukum yang diajukan oleh para pasien penyakit kulit langka, yang nyawanya terancam akibat sanksi AS.

Berita selengkapnya:

Poster “Syahid” Aaron Bushnell Terpajang di Baleho Ibu Kota Yaman

Poster raksasa pilot AS Aaron Bushnell, yang meninggal dunia pada usia 25 tahun setelah membakar dirinya  di depan Kedutaan Besar Israel untuk AS di Washington, terpajang di baleho Sanaa, kota Yaman.

Mengomentari foto tersebut, anggota Dewan Politik Tertinggi di Yaman, Muhammad Ali Al-Houthi, mengatakan, “Pesan kesetiaan dari sini. Biarkan orang-orang bebas di dunia merangkul langit Sanaa dengan kebebasan, kesetiaan dan penolakan (terhadap kezaliman), dan tiada kehormataan bagi para penormalisasi (hubungan dengan Israel) dan pengkhianat.”

Sebelum ia membakar diri, pilot AS tersebut berulang kali mengatakan; “Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida di Gaza. Kebebasan untuk Palestina.”

Nama pilot juga tertulis di baleho tersebut disertai keterangan: “Sang syahid dalam penolakan genosida AS… Aaron Bushnell.”

Bushnell  membakar dirinya di depan Kedutaan Besar Israel untuk AS pada tanggal 26 Fenruari Februari lalu, sebagai protes terhadap keterlibatan negaranya dalam genosida warga Palestina bersama tentara pendudukan Israel  di Jalur Gaza. Peristiwa ini mencerminkan opini publik AS mengenai keterlibatan pemerintahan Biden dalam perang di Gaza.

Dalam pesannya yang dikutip situs The Mirror pada 29 Februari 2024, Bushnell meminta maaf kepada para saudara dan rekannya karena telah meninggal dengan sedemikian tragis.

“Tapi mesin menuntut darah, dan semua ini tidak adil,” ungkap Aaron dalam penjelasan di surat wasiatnya.

“Aku ingin jenazahku dikremasi.  Aku tidak ingin abu jenazahku berserakan atau jenazahku dikuburkan, karena tubuhku  tidak berasal dari mana pun di dunia ini,” sambungnya, sembari berharap abu jenazahnya ditaburkan di tanah Palestina, jika kelak merdeka dari Israel.

Sementara itu, perang Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-153 setelah tentara pendudukan Israel mengumumkan terbunuhnya seorang sersan dari Brigade Gunung dan melukai 13 tentara, termasuk enam orang dengan kondisi serius, dalam pertempuran di Gaza selatan.

Daerah di bagian utara Gaza menderita kekurangan bahan makanan yang parah,   pasar kehabisan stok dan truk bantuan yang menjadi target serangan. Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, mengatakan bahwa negara-negara yang memiliki pengaruh terbesar terhadap Israel harus menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan kontak senjata, mendatangkan bantuan,  membuka koridor tambahan untuk mendatangkan bantuan.

Dalam perkembangan politik, Hamas menyatakan pihaknya telah menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina, namun Israel masih menahan hak-hak mereka, terutama untuk mencapai gencatan senjata permanen, pemulangan pengungsi, penarikan pasukan Zionis dari Jalur Gaza, dan penyediaan kebutuhan rakyat Palestina.

Hamas menegaskan pihaknya akan terus melakukan negosiasi melalui para  mediator untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi tuntutan dan kepentingan rakyat Palestina. (alalam/aljazeera)

Jelang Bulan Suci, Jubir Ansarullah: Membela Palestina Lebih Penting dari Shalat dan Puasa

Juru bicara resmi gerakan Ansarullah dan ketua delegasi perundingan nasional Yaman, Muhammad Abdul Salam, berbicara tentang apa yang lebih penting daripada shalat dan puasa di bulan suci Ramadhan.

Abdul Salam menyerukan kepada umat Islam supaya menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan mobilisasi dukungan dan bantuan ke Gaza. Di akun resminya di platform X, Rabu (6/3), menyatakan, “Setelah 150 hari dan pada awal bulan keenam, Gaza akan menanggung apa yang tidak dapat ditanggung oleh pegunungan Rawasi, dan setiap tetes darah warga Palestina merupakan aib bagi   AS atas dukungannya yang berkelanjutan terhadap entitas kriminal Israel.”

Dia menambahkan: “Menjelang tibanya bulan Ramadhan yang penuh berkah, kami menyerukan kepada bangsa-bagsa dan rezim-rezim pada umat (Islam) ini agar menyadari tanggung jawab mereka terhadap Gaza, dan menyadari bahwa mendukungnya dengan segala cara dengan keteguhan dan tekanan terhadap   musuh untuk menghentikan kejahatan brutalnya adalah lebih penting di hadapan Allah daripada semua shalat dan puasa.”

Abdul Salam mengatakan bahwa Yaman menegaskan kembali dukungan penuhnya kepada Gaza, dan mengamini seruan faksi-faksi pejuang  Palestina agar bulan Ramadhan menjadi momentum mobilisasi dukungan dan bantuan kepada Gaza.

Abdel Salam juga menekankan betapa memalukannya umat Islam jika surat kabar mereka dipenuhi dengan gambar dan materi mengenai berbagai makanan lezat, sementara umat Islam di Gaza kelaparan dan kehausan selama lima bulan.

Abdul Salam mengakhiri postingannya dengan menyatakan: “Kami bersuara lantang bersama semua orang bebas di dunia dan berkata; hentikan agresi kalian, wahai Zionis, dan cabut blokade kalian terhadap Gaza. Cukuplah kegilaan kalian, dan jangan tergoda oleh dukungan AS dan negara-negara lain, sebab keteguhan Gaza selama ini telah membuktikan bahwa bangsa Palestina, berkat anugerah Allah Swt, melawan kekalahan dan pantang menyerah dalam perjuangan mereka sebesar apapun pengorbanan mereka.” (alalam)

Pasukan Yaman Gempur Kapal AS, Dua Orang Tewas

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan bahwa kapal AS  True Confidence telah menjadi sasaran serangan pasukan Yaman di Teluk Aden, Yaman selatan, dengan sejumlah rudal martim.

Saree memastikan rudal  itu tepat menghantam kapal tersebut hingga terjadi kebakaran padanya.

 “Operasi serangan itu dilakukan setelah awak kapal Amerika itu menolak pesan peringatan dari angkatan laut Yaman,” terangnya.

Sebelum memberikan pernyataan singkat, pemilik kapal AS True Confidence membenarkan bahwa kapal tersebut terkena rudal 50 mil laut barat daya Aden, dan kapal tersebut hanyut dan terjadi kebakaran padanya.

Reuters mengutip pernyataan pemilik kapal itu bahwa  kontak dengan 20 anggota awak kapal dan tiga penjaga bersenjata telah hilang, sementara AFP mengutip pernyataan seorang pejabat AS yang mengonfirmasi bahwa dua orang tewas dalam serangan terhadap kapal tersebut.

Selain itu, seorang pejabat pertahanan AS melaporkan dan mengaku melihat asap mengepul dari kapal pengangkut kargo  True Confidence  berbendera Barbados di lepas pantai Yaman dan melihat sekoci di dekatnya.

Sebelumnya, perusahaan keamanan maritim  Ambery melaporkan bahwa sebuah kapal kargo yang berbendera Barbados, dan dimiliki oleh pihak AS, mulai menyimpang dari jalurnya 57 mil laut barat daya Aden, Yaman, setelah menjadi target serangan. (alalam)

Iran Sita Kargo Minyak AS Senilai Lebih dari Rp. 783 Miliar di Teluk Persia

Iran telah menyita kargo minyak AS atas tuntutan hukum yang diajukan oleh para pasien penyakit kulit langka, yang nyawanya terancam akibat sanksi AS.

Kargo minyak AS itu diangkut oleh kapal Advantage Sweet yang berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Persia. Nilai muatan minyak ini diperkirakan lebih dari $50 juta ( Rp. 783.750.000.000).

Dilaporkan bahwa penyitaan terjadi berdasarkan keputusan pengadilan yang memenangkan pasien yang menderita epidermolisis bulosa (EB).

Dalam tuntutannya, pasien EB, yang ditandai dengan kerapuhan kulit yang ekstrim dan lepuh yang disebabkan secara mekanis, mengajukan tuntutan ganti rugi terhadap AS.

Mereka mengatakan bahwa sanksi-sanksi Barat, terutama yang dijatuhkan AS, telah menghalangi perusahaan Swedia menjual obat-obatan ke Iran, yang juga menyebabkan kerugian materi dan mental yang parah pada perusahaan tersebut.

AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada Mei 2018 setelah meninggalkan perjanjian nuklir yang didukung PBB dengan Republik Islam dan lima negara lainnya.

Sejak itu, Mölnlycke Health Care, sebuah perusahaan peralatan medis Swedia yang berkantor pusat di Gothenburg,  berhenti menjual obat-obatan dan peralatan medis, termasuk perban khusus untuk pasien EB, kepada perusahaan-perusahaan Iran, dengan alasan sanksi sepihak AS.

Tindakan ini telah membuat pasien EB kehilangan barang-barang medis yang penting, menyebabkan banyak dari mereka yang meninggal dunia, dan menyebabkan cedera fisik yang serius seperti amputasi pada beberapa pasien. (presstv/alalam)