Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 2 April 2020

relawan irak al-hashdJakarta, ICMES. Gerakan Resistensi Islam di Irak menyatakan bahwa kesiapan penuh mereka melawan dan membalas segala bentuk serangan AS.

Presiden Iran Hassan  Rouhani menyatakan terjadi penurunan tingkat penyebaran virus corona (Covid-19) di semua provinsi Iran.

Sebanyak empat dokter pria Muslim telah menjadi korban pertama dari kalangan tenaga medis di Inggris dalam menjalankan tugas di barisan terdepan melawan keganasan wabah virus corona baru alias COVID-19.

Iran membantah klaim pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi bahwa di Yaman terdapat para penasehat militer Iran.

Berita selengkapnya:

Para Pejuang Irak Nyatakan Siap Bertempur Melawan AS

Gerakan Resistensi Islam di Irak menyatakan bahwa AS sedang berusaha melancarkan tekanan mental terhadap para pejuang Irak, yang sepenuhnya siap melawan dan membalas segala bentuk serangan AS ataupun negara lain terhadap mereka. Bersamaan dengan ini Iran mengecam pergerakan baru AS di Negeri 1001 Malam tersebut.

“AS dalam beberapa hari ini melancarkan perang psikologis di media ternama. Jelas bagi kami dan bagi setiap pemerhati peperangan terdahulu AS terhadap pihak manapun bahwa AS tidak menggunakan senjata sebelum menghabiskan energi musuhnya dengan perang psikologis dan media melalui penyebaran rumor yang ditebar oleh para antek dan ekornya di Irak,” bunyi statemen yang dirilis oleh Sekretariat Jenderal Gerakan Resistensi Islam di Irak, Rabu (1/4/2020).

Gerakan ini menambahkan, “Rumor yang kita dengar sekarang mengenai adanya serangan ke markas-markas Hashd Shaabi (organisasi relawan Irak – red.) atau kelompok-kelompok muqawamah Islam di Irak tak lain merupakan salah satu perang psikologis yang sekarang sedang dijalani AS.”

Di bagian akhir statemen itu,  Gerakan Resistensi Islam di Irak menegaskan, “Kami memastikan kesiapan penuh kami menghadapi segala bentuk agresi atau serangan AS maupun negara lain. Kami jelaskan kepada anak-anak bangsa kami, Irak, bahwa rumor dan pemberitaan itu tak lebih dari perang psikologis untuk menghabiskan energi dan kekuatan kubu muqawamah, sehingga tak perlu dipercaya dan bahkan tak usah didengar. Jika perang datang, maka silakan datang, sebab kami adalah ahlinya.”

Sementara itu, juru bicara Kemenlu Iran Abbas Mousavi menyatakan pergerakan militer AS menyalahi tuntutan resmi yang sudah dinyatakan oleh pemerintah, parlemen, dan rakyat Irak, sehingga dapat menggiring kawasan Timur Tengah kepada ketegangan dan bahkan tragedi.

“Tatkala Sekjen PBB dan masyarakat internasional menekankan keharusan menghentikan tindakan-tindakan provokatif dan penyulut perang di tengah merebaknya virus corona, terjadi pergerakan Amerika yang melanggar pendirian resmi pemerintah, parlemen, dan rakyat Iran. Hal ini dapat membangkitkan ketegangan dan membawa kawasan kepada instabilitas dan menciptakan situasi tragis,” tegas Mousavi, Rabu.

Dia lantas mendesak AS agar menghormati pemerintah dan rakyat Irak yang menghendaki keluar pasukan AS dari Irak. (alalam)

Rouhani Umumkan Penurunan Tingkat Penyebaran Covid-19 di Semua Provinsi Iran

Presiden Iran Hassan  Rouhani menyatakan terjadi penurunan tingkat penyebaran virus corona (Covid-19) di semua provinsi Iran, dan berterima kasih kepada warga negara ini atas kerjasama mereka dalam menerapkan social distancing serta tidak keluar rumah pada hari Rabu kemarin (1/4/2020) meskipun hari itu merupakan peringatan Hari Lingkungan Hidup di mana mereka biasanya menjalankan tradisi keluar rumah dan pergi ke tempat-tempat terbuka seperti taman dan kebun.

“Anak-anak bangsa Iran biasanya pada hari seperti ini keluar rumah untuk menikmati keindahan alam dan suasana musim semi dengan berakhirnya liburan hari raya Norouz, tapi pada tahun ini mereka memilih tetap tinggal dalam rumah demi menjaga keselamatan dan kesehatan mereka,” ungkap Rouhani pada rapat kabinetnya, Rabu.

Dia menyatakan bahwa sejak terjadi wabah Covid-19 Iran telah menempuh tindakan-tindakan yang diperlukan sembari memanfaatkan pengalaman semua negara lain.

“Pusat Nasional Penanggulangan Virus Corona telah menempuh langkah-langkah yang sesuai dengan karakteristik masyarakat kita, dan telah diterapkan social distancing pada dua tahap, respon masyarakatpun bagus, sekolah dan universitas diliburkan, dan APD telah dikenakan semaksimal mungkin pada semua tim yang bekerja di semua instansi,” terangnya.

Dia juga mengatakan, “Tindakan-tindakan penting lain yang telah kami ambil sejak awal ialah memanfaatkan fasilitas Angkatan Bersenjata yang telah terjun ke lapangan dan menempatkan 4000 ranjang opname dari berbagai rumah sakit mereka untuk menampung pasien corona. Beruntung, ranjang-ranjang itu sejauh ini masih tetap kosong, dan ini tak terjadi di sejumlah negara.” (alalam)

Pandemi Covid-19, Sejumlah Doktor Muslim Jadi Korban Meninggal Pertama di Inggris

Sebanyak empat dokter pria Muslim telah menjadi korban pertama dari kalangan tenaga medis di Inggris dalam menjalankan tugas di barisan terdepan melawan keganasan wabah virus corona baru alias COVID-19.

Keempat dokter itu adalah Alfa Sa’adu, Diamandemen el-Hawrani, Adil El-Tayar dan Habib Zaidi , yang semuanya adalah keturunan asing, termasuk Afrika, Asia dan Timur Tengah.

Dr Salman Waqar, Sekjen Asosiasi Medis Islam Inggris, mengatakan kontribusi para dokter ini “tak terukur”.

“Mereka adalah pria keluarga yang berbakti, dokter senior yang berkomitmen, dan layanan berdedikasi selama puluhan tahun bagi komunitas dan pasien mereka,” katanya.

“Mereka memberikan pengorbanan tertinggi saat melawan penyakit ini. Kami mendesak semua orang untuk melakukan bagian mereka dan menghentikan kematian lebih lanjut, tinggal di rumah, melindungi NHS (Layanan Kesehatan Nasional Inggris – red.), menyelamatkan hidup,” imbuhnya.

Inggris khawatir kekurangan staf medis di tengah pandemi  COVID-19 yang sejauh ini telah menewaskan 2.352 orang dan menginfeksi 29.474 , menurut angka resmi. Karena itu, meninggalnya para dokter Muslim itu membuat kontribusi vital tenaga medis berlatar belakang minoritas kepada NHS mendapat perhatian tersendiri.

NHS adalah perusahaan terbesar staf Black and Minority Ethnic (BME) di Inggris dengan 40,1 persen pekerja medis dari latar belakang BME.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, Selasa lalu (30/3/2020), mengumumkan bahwa sekitar 2.800 staf medis yang visanya kedaluwarsa sebelum 1 Oktober, akan memperpanjang visa mereka selama satu tahun secara “gratis”. (aljazeera)

Teheran Bantah Klaim di Yaman Terdapat Penasehat Militer Iran

Pemerintah Iran membantah klaim pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi bahwa di Yaman terdapat para penasehat militer Iran, dan meminta koalisi itu agar menerima realitas hebatnya perlawanan rakyat Yaman terhadap agresi militer mereka maupun realitas penolakan masyarakat internasional terhadap agresi itu.

“Saudi semula merasa yakin akan menang di Yaman dalam tempo sekian minggu, tapi sekarang setelah lima tahun berlalu Saudi masih saja keliru membuat perhitungan, padahal sudah jelas tak dapat menuai apapun dari agresi itu kecuali kehancuran di Yaman dan keterbantaian rakyatnya,” ungkap juru bicara resmi Iran Abbas Mousavi, Rabu (1/4/2020).

Dia kemudian menepis keras klaim juru bicara pasukan koalisi pimpinan Saudi Kol. Turki al-Maliki bahwa di Yaman terdapat para penasehat militer Iran.

“Kami menyarankan kepada negara-negara agresor pimpinan Saudi untuk menjauhi ilusi dan pembuatan cerita-cerita fiktif serta mengakui realitas yang ada ihwal resistensi rakyat Yaman terhadap agresi dan kebencian masyarakat internasional kepada Saudi,” pinta Mousavi.

“Saudi hendaknya mengerti bahwa permainan kata dan asal tuding kepada pihak lain tak akan membuat Saudi dapat mengatasi kekalahan yang dialaminya secara politik dan militer,” lanjutnya.

Mousavi lantas mengimbau Saudi dan sekutunya menyimak usulan PBB untuk penerapan gencatan senjata demi pemberantasan pandemi COVID-19 serta berkomitmen kepada Perjanjian Stockholm dan menghentikan perangnya yang membabi buta terhadap Yaman. (alalam)