Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 18 Juni 2021

pemilu iranJakarta, ICMES. Republik Islam Iran hari ini dijadwalkan menggelar pemungutan suara untuk pemilihan presiden ke-8, yang akan dimulai pada jam 07.00 sampai jam 24.00 waktu setempat.

Rezim Zionis Israel melancarkan serangan udara ke dua posisi faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza pada Kamis malam.

Petinggi gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) Khalid Al-Batsh menyatakan bahwa lima pemimpin penting di kawasan Timur Tengah telah menyatakan kesiapan mereka membela kota Quds (Baitul Maqdis/Yerussalem) dan Masjid Al-Aqsa.

Angkatan Bersenjata Yaman yang bersekutu dengan kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) mengumumkan pihaknya telah melancarkan serangan ke Bandara Internasional Abha di wilayah Arab Saudi.

Berita Selengkapnya:

Iran Hari ini Selenggarakan Pilpres Ke-8

Republik Islam Iran hari ini, Jumat (18/6), dijadwalkan menggelar pemungutan suara untuk pemilihan presiden ke-8, yang akan dimulai pada jam 07.00 sampai jam 24.00 waktu setempat.

Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli, Kamis (17/7), mengumumkan hal tersebut sembari menyebutkan bahwa pemungutan suara masih bisa diperpanjang sampai dini Sabtu (19/6) jam 02.00 jika kondisinya dirasa mendesak.

Pilpres Iran diselenggarakan secara serempak di dalam dan di luar negeri Iran dengan menampilkan empat orang kandidat, yaitu Ebrahim Raeisi, Mohsen Rezaei, Amirhossein Ghazizadeh Hashemi dan Abdol-Nasser Hemmati setelah tiga kandidat lain mundur, yaitu Mohsen Mehr-Alizadeh, Saeed Jalili dan Alireza Zakani.

Rencananya, Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei akan memberikan suaranya pada Jumat pagi jam 07.00 di Husainiyah Imam Khomaini di Teheran, ibu kota Iran.

Kamis kemarin dia mengatakan bahwa partisipasi rakyat Iran dalam pilpres merupakan peristiwa determinan untuk semua persoalan ekonomi dan non-ekonomi negaranya.

Presiden Iran Hassan Rouhani di hari yang sama menyerukan partisipasi tinggi rakyat dalam pilpres dan menyebutnya sebagai kewajiban yang sangat penting bukan hanya bagi Iran, melainkan juga dunia.

“Agar seorang presiden dapat menangani masalah domestik dan internasional dengan kuat, suara rakyat dan kehadiran mereka akan berdampak menentukan,” kata Rouhani.

Dia menambahkan, “Musuh dan penjahat di seluruh dunia ingin antrian pemilu kosong.”  Karena itu, dia juga mengimbau partiasipasi tinggi rakyat Iran demi menghancurkan keinginan tersebut.

Pemilih Iran akan mendatangi kotak-kotak pemungutan suara guna memilih presiden untuk masa jabatan empat tahun ke depan meski negara ini masih bergulat dengan wabah COVID-19 di mana kasus terbaru dilaporkan mencapai lebih dari 10,000.

Sebagaimana diatur dalam Konstitusi Iran, presiden dipilih untuk masa jabatan empat tahun melalui pemungutan suara langsung, yang hanya diperbolehkan untuk dua periode berturut-turut  dan dapat mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan ketiga yang tidak berturut-turut. (alalam/mna)

Israel Serang Dua Posisi Pejuang Palestina di Jalur Gaza, Ini Tanggapan Hamas

Rezim Zionis Israel melancarkan serangan udara ke dua posisi faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza pada Kamis malam (17/6).

Reporter RT melaporkan bahwa jet-jet tempur Israel telah menembakkan beberapa rudal ke sebuah posisi para pejuang Palestina di distrik Beit Lahia di Jalur Gaza utara, dan posisi lain di kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.

Rekaman video beredar terkait dengan peristiwa tersebut, sementara Departemen Kesehatan Palestina sejauh ini tidak mengumumkan adanya korban akibat serangan itu, dan pihak militer Israel juga tidak segera membuat pernyataan ataupun komentar.

Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum menyebut serangan itu sebagai aksi unjuk kekuatan pemerintah baru Israel dengan tujuan memulihkan mental pasukan Zionis “yang runtuh di depan keteguhan dan gempuran kubu resistensi dalam Perang Pedang Quds”.

“Segala tindakan bodoh rezim pendudukan (Israel) terhadap bangsa, resistensi dan kesucian kami dipantau oleh kubu resistensi, terutama Brigade Al-Qassam, sebagai pembelaan atas orang-orang, bangsa dan kesucian kami,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Ini merupakan kewajiban nasional, agama dan moral, dan mereka (kubu resistensi) bertekad untuk menunaikannya dan meraih hak bangsa Palestina dengan harga seberat apapun.”

Barhoum menegaskan bahwa kubu resistensi Palestinalah yang kini menentukan aturan main dan karakteristik pertempuran.

“Perang Pedang Quds belum lama berlalu, kita bahkan masih terbayangi olehnya, dan saat itu telah kita kukuhkan perimbangan Quds di jantung konfrontasi, dan musuh tak akan mendapatkan apapun dari resistensi kami kecuali apa yang menyakitkannya,” lanjut Barhoum.

Senada dengan ini, juru bicara Komite Resistensi Palestina Mohammad Al-Barim Abu Mujahid menegaskan bahwa kubu pejuang Palestina tak akan pernah membiarkan Israel memaksakan perimbangan baru, dan bahwa apa yang terjadi pada Kamis malam merupakan unjuk kekuatan yang akan terungkap setelahnya. (/rt/raialyoum)

Perang Mendatang Mengenai Quds akan Berskala Regional, Ini Sebabnya

Petinggi gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) Khalid Al-Batsh menyatakan bahwa lima pemimpin penting di kawasan Timur Tengah telah menyatakan kesiapan mereka membela kota Quds (Baitul Maqdis/Yerussalem) dan Masjid Al-Aqsa.

Karena itu, seperti dikutip Fars, Kamis (17/6) Al-Batsh dalam wawancara dengan saluran Al-Mayadeen yang berbasis di Libanon, mengatakan, “Perang mendatang mengenai Quds akan menjadi perang regional.”

Dia menambahkan, “Kekuatan-kekuatan (dari beberapa negara regional) akan sanggup memasuki perang melawan rezim Zionis, dan memegang komando perang demi Quds.”

Sementara itu, juru bicara Hamas Hazim Qasem menegaskan bahwa intifada para pemuda revolusioner di Tepi Barat akan bermuara pada pembebasan Palestina.

“Intifada para pemuda ini adalah satu-satunya jalan untuk mengusir rezim Zionis dari tanah Palestina,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, “Darah suci para pemuda revolusioner akan mengubah perang melawan Zionis pada keadaan yang menguntungkan bangsa Palestina dan hak-haknya.”

Sebelumnya, Brigade Hizbullah Irak yang didukung Iran merilis sebuah pernyataan yang merespon pernyataan Sekjen Hizbullah Libanon, Sayid Hassan Nasrallah, bahwa penistaan kaum Zionis Israel terhadap apa yang disucikan oleh umat Islam di Quds dapat memicu perang berskala regional.

Brigade Hizbullah Irak menegaskan kesiapannya untuk turut berjuang membela Quds dan Masjid Al-Aqsa. (fna)

Pasukan Yaman Gempur Bandara Abha Milik Saudi

Angkatan Bersenjata Yaman yang bersekutu dengan kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) mengumumkan pihaknya telah melancarkan serangan ke Bandara Internasional Abha di wilayah Arab Saudi, Kamis (17/6).

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree mengumumkan serangan terbaru itu sembari menyebutkan penggunaan dua unit drone jenis Qasif K2 dalam serangan tersebut dan memastikannya tepat mengena sasaran berupa posisi-posisi militer di dalam area Bandara.

Pasukan Yaman telah berulang kali menyerang bandara itu selama konfrontasinya dengan Arab Saudi dan sekutunya dengan alasan bahwa bandara sipil itu dipakai Saudi untuk melancarkan serangan udara di Yaman.

“Serangan ini datang sebagai balasan alami atas kejahatan agresi dan blokade yang berkelanjutan terhadap Yaman,” lanjut  Saree.

Serangan ini dilancarkan beberapa hari setelah serangan serupa dilakukan oleh pasukan Yaman ke bandara yang sama dengan menggunakan drone dari jenis yang sama.

Pada Maret lalu pasukan Yaman pernah melancarkan tiga kali serangan dalam satu minggu ke Bandara Abha, dan yang terakhir dari tiga serangan itu terjadi bersamaan dengan keberhasilan mereka menembak jatuh drone canggih Saudi di angkasa Provinsi Ma’rib, Yaman.

Selanjutnya, pada bulan April Yahya Saree mengumumkan serangan ke sebuah posisi penting dalam bandara itu, sembari menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman sedang menghitung waktu untuk melancarkan operasi militer khusus bersandi “Syahid Salih Al-Samad”.

Yaman dilanda perang antara pasukan loyalis presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi dan pasukan gerakan Ansarullah, yang menguasai Sanaa dan beberapa provinsi sejak 2014.

Sejak Maret 2015, koalisi militer Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi, melancarkan invasi militer ke Yaman dengan dalih membela pemerintahan Mansour Hadi melawan Ansarullah yang didukung oleh Iran.

Perang ini menjatuhkan banyak korban jiwa dan luka serta menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di mana 80 persen penduduk Yaman membutuhkan bantuan, sementara semua sektor negara ini nyaris hancur total, termasuk sektor kesehatan di tengah pandemi Corona. (alalam)

Â