Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 12 Januari 2024

Jakarta, ICMES. Angkatan Laut Iran mengumumkan penyitaan sebuah kapal tanker minyak di perairan Laut Oman sebagai pembalasan atas penyitaan kapal tanker oleh Amerika Serikat (AS) tahun lalu karena membawa minyak Iran.

Kementerian Intelijen Iran mengumumkan bahwa 35 orang telah ditangkap di enam provinsi sehubungan dengan tragedi peledakan bom Kerman, dan bahwa perburuan telah meluas ke negara-negara lain untuk mencari elemen lainnya.

Militer AS mengatakan bahwa pasukan Yaman menembakkan rudal balistik anti-kapal ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden pada hari Kamis, namun serangan itu tidak menjatuhkan korban atau kerusakan.

Berita Selengkapnya:

AL Iran Sita Sebuah Kapal Tanker AS, Ini Sebabnya

Angkatan Laut Iran mengumumkan penyitaan sebuah kapal tanker minyak di perairan Laut Oman sebagai pembalasan atas penyitaan kapal tanker oleh Amerika Serikat (AS) tahun lalu karena membawa minyak Iran.

Angkatan Laut Iran dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (11/1)  mengatakan bahwa kapal tanker minyak Suez Rajan telah mencuri muatan minyak Iran di bawah bimbingan AS dan memindahkannya ke pelabuhan AS.

Pada bulan April 2023, Washington secara ilegal menyita sebuah kapal yang membawa minyak Iran dengan kedok “operasi penegakan sanksi”. Pada akhir Agustus, Angkatan Laut AS menurunkan kapal tanker berisi minyak curian Iran senilai sekitar $56 juta dari pelabuhan Texas.

Media Iran menyebutkan, “ Ini bukan pertama kalinya AS melakukan tindakan bodoh, mencuri minyak dan secara terang-terangan membual tentang hal tersebut. Bandit dan premanisme khas Amerika telah terlihat dalam banyak kesempatan dalam beberapa tahun terakhir.”

Para pejabat Iran mengecam keras  aksi pembajakan yang dilakukan AS, dan memperingatkan bahwa Teheran tidak akan membiarkan tindakan ilegal tersebut dibiarkan begitu saja. Mereka memperingatkan Washington bahwa “era tabrak lari” telah berakhir, dan menekankan bahwa Teheran tidak akan berdiam diri dalam kaitannya dengan pelanggaran hak-hak bangsa.

Mereka menegaskan bahwa tindakan pelanggaran terhadap kapal tanker yang membawa minyak Iran adalah “contoh nyata pembajakan”. Mereka mengingatkan pihak-pihak yang berencana menyita minyak Iran untuk meninjau sejarah tindakan Teheran dalam kasus serupa.

AL Iran menyatakan bahwa kapal tanker tersebut, yang berganti nama menjadi ST Nicholas, disita pada hari Kamis sesuai  “perintah pengadilan” dan “sebagai pembalasan atas pencurian minyak Iran oleh AS”.

Di pihak lain, Gedung Putih di hari yang sama mengatakan bahwa AS mengutuk penyitaan kapal tanker minyak di lepas pantai Oman oleh Iran dan menyerukan pembebasan segera kapal tersebut dan awaknya.

 “Sama sekali tidak ada pembenaran untuk menyitanya, tidak ada alasan sama sekali.  Mereka harus membiarkannya berlayar,” ungkap Juru bicara Keamanan Nasional AS John Kirby  kepada wartawan.

Perusahaan Yunani Empire Navigation menyatakan bahwa kapal tanker minyak itu milik mereka dan “membawa 18 awak Filipina dan satu Yunani.” Dia menjelaskan bahwa “dalam beberapa hari terakhir, telah memuat kiriman sekitar 145 ribu ton minyak mentah di Basra (Irak), menuju ke Alia (Turki) melalui Terusan Suez.”

“Empat hingga lima orang bersenjata menaiki kapal tanker minyak mentah St. Nicholas yang mengibarkan bendera Kepulauan Marshall saat kapal itu berada sekitar 50 mil laut di sebelah timur negara bagian Sohar, Oman,” kata Perusahaan Keamanan Maritim Embrey.

Dijelaskan bahwa orang-orang bersenjata itu mengenakan “seragam militer hitam dan topeng hitam” dan “menutupi kamera pengintai di atas kapal,” dan bahwa kapal tanker itu sendiri, sebelum berganti nama,  telah dituntut karena mengangkut minyak Iran yang dikenai sanksi dan denda oleh AS. (fna/raialyoum)

Iran Ringkus 25 Terduga Terlibat Peledam Bom Kerman

Kementerian Intelijen Iran mengumumkan bahwa 35 orang telah ditangkap di enam provinsi sehubungan dengan tragedi peledakan bom Kerman, dan bahwa perburuan telah meluas ke negara-negara lain untuk mencari elemen lainnya.

Kementerian intelijen mengeluarkan pernyataan keduanya pada hari Kamis (11/1) mengenai ledakan bom kembar di Kerman, dan mengatakan pasukannya sedang melakukan proses untuk mengidentifikasi pelaku dan dalang bom bunuh diri ganda serta orang-orang yang terkait dengan teroris di dalam dan luar negeri.

“Sejauh ini, 35 orang telah ditahan di provinsi Kerman, Sistan dan Baluchestan, Khorasan Razavi, Esfahan, Teheran dan Azarbaijan Barat,” jelasnya.

Kementerian itu menambahkan bahwa sejumlah penjahat yang terlibat dalam ledakan juga telah diidentifikasi di luar negeri dan perburuan serius sedang dilakukan untuk mengejar mereka.

Ditekankan bahwa tujuan utama para teroris adalah meledakkan makam Jenderal Qassem Soleimani tetapi mereka mengubah rencana mereka setelah menyaksikan langkah-langkah keamanan yang kuat dan berlapis serta pengerahan pasukan dan peralatan polisi.

Mereka kemudian mengambil keputusan untuk melaksanakan rencana jahat mereka di tempat yang relatif jauh.

Setidaknya 93 orang terbunuh dan lebih dari 280 orang terluka akibat dua ledakan pada momen peringatan empat tahun gugurnya Jenderal Soleimani.

Para pejabat Iran menyebutkan insiden tersebut sebagai aksi teror, dan bersumpah bahwa mereka yang memerintahkan dan melakukan dua ledakan teror tersebut pasti akan menghadapi hukuman yang setimpal.

Kementerian Intelijen menyatakan bahwa berdasarkan hasil yang diperoleh sejauh ini, dalang dan pendukung utama operasi kriminal yang dimaksud adalah orang Tajik dengan nama samaran Abdullah Tajiki.

Dia secara ilegal memasuki Iran melalui perbatasan Tenggara, bersama dengan seorang wanita dan seorang anak, pada 19 Desember dan dipindahkan ke Kerman, bunyi pernyataan itu.

Disebutkan, selain mengarahkan operasi, Tajiki juga ahli membuat bom rakitan. Setelah menggabungkan berbagai bahan peledak dan detonator listrik serta memproduksi bom, dia meninggalkan Iran dua hari sebelum kejadian tragis tersebut.

Kementerian Intelijen Iran mengidentifikasi tersangka teroris Kerman kedua adalah seorang warga Israel berusia 24 tahun dengan kewarganegaraan Tajik, bernama Bazirov. Dia bergabung dengan ISIS bentukan AS setelah mengenal kelompok teroris tersebut melalui platform Telegram.

Kementerian itu juga menyebutkan bahwa telah ditemukan petunjuk penting tentang identitas tersangka kedua yang akan terungkap setelah keterangannya selesai dibuat. (fna)

Pasukan Yaman Serang Kapal di Teluk Aden, UE Pelajari Kemungkinan Lancarkan Operasi di Laut Merah

Militer AS mengatakan bahwa pasukan Yaman menembakkan rudal balistik anti-kapal ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden pada hari Kamis, namun serangan itu tidak menjatuhkan korban atau kerusakan.

Komando Pusat AS mengatakan rudal tersebut terlihat menghantam air di samping kapal komersial, dan ini  merupakan serangan ke-27 yang dilancarkan oleh pasukan Yaman yang bersekutu dengan Iran di jalur pelayaran internasional sejak 19 November.

Bloomberg mengungkapkan bahwa negara-negara Uni Eropa sedang mempelajari kemungkinan melancarkan operasi maritim dengan tujuan memulihkan keamanan dan kebebasan navigasi di Laut Merah, seiring dengan berlanjutnya serangan Yaman terhadap kapal-kapal di jalur air penting tersebut, meskipun ada peringatan dari AS dan sekutunya.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak bertemu dengan pemerintahannya pada Kamis malam untuk membahas situasi di Laut Merah dan kemungkinan mengarahkan serangan militer terhadap Houthi Yaman, menurut laporan media.

Sementara itu, Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi,  memperingatkan akan adanya respons “besar” terhadap AS dan sekutunya jika mereka melancarkan serangan militer terhadap Yaman.

Houthi mengatakan dalam pidatonya di televisi pada hari Kamis (11/1) bahwa tanggapan seperti itu akan lebih besar daripada serangan yang terjadi belakangan ini di mana drone dan rudal Yaman menyasar kapal-kapal AS dan Inggris.

“Kami akan menghadapi agresi Amerika. Setiap serangan Amerika tidak akan luput dari hukuman,” tegasnya Sayid Al-Houthi dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada hari Kamis.

“Setiap serangan Amerika tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan. Responsnya akan lebih besar dibandingkan serangan yang dilakukan dengan dua puluh drone dan sejumlah rudal,” sambungnya.

Yaman telah bersumpah akan melakukan pembalasan setelah terbunuhnya 10 personel Angkatan Laut Yaman pada akhir Desember, ketika Angkatan Laut AS menenggelamkan tiga kapal cepat Ansarullah.

Pemimpin Ansarullah juga mengatakan, “Kami lebih bertekad untuk menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel, dan kami tidak akan mundur.”

Dia menjelaskan bahwa semua kapal lain kecuali yang menuju wilayah pendudukan Palestina aman selama negara mereka tidak menjadi bagian atau berencana untuk bergabung dengan koalisi anti-Yaman pimpinan AS. (raialyoum/presstv)