Rangkuman Berita Timteng Selasa 18 September 2018

pasukan koalisi di yamanJakarta, ICMES: Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman mengumumkan dimulainya lagi operasi militer untuk merebut kota dan pelabuhan Hudaydah setelah sekira dua setengah bulan dihentikan.

Presiden Rusia Vladimir Putin usai pertemuan dengan sejawatnya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa keduanya telah mencapai kata mufakat untuk penyelesaian masalah provinsi Idlib, Suriah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi menyatakan negaranya tidak akan berpartisipasi dalam operasi militer Pasukan Arab Suriah (SAA) untuk pembebasan provinsi Idlib dari pendudukan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris.

Pasukan pertahanan udara Suriah menangkis beberapa rudal yang dilesatkan dari laut menuju kota Latakia di bagian barat laut negara ini, Senin malam waktu setempat.

Berita selengkapnya;

Pasukan Koalisi Mulai Lagi Operasi Militer Besar-Besaran Untuk Merebut Hudaydah

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman mengumumkan dimulainya lagi operasi militer untuk merebut kota dan pelabuhan Hudaydah setelah sekira dua setengah bulan dihentikan.

Seorang pejabat pasukan koalisi, Senin (17/9/2018), mengatakan kepada AFP bahwa pasukan pendukung presiden tersingkir Yaman Abd Mansour Hadi yang dibantu pasukan koalisi “memulai operasi militer dari beberapa poros untuk pembebasan kota Hudaydah” yang dikuasai oleh kelompok Ansarullah (Houthi).

Komandan pasukan koalisi di pesisir barat Yaman Brigjen al-Tunaiji juga menyebutkan hal tersebut dalam pernyataannya yang dirilis oleh kantor berita Uni Emirat Arab (UEA), negara yang juga terlibat dalam pasukan koalisi dan memimpin operasi militer di bagian barat Yaman.

Para pejabat pemerintahan Hadi mengatakan bahwa jet-jet tempur pasukan koalisi melancarkan serangan intensif ke posisi-posisi Ansarullah di dalam kota Hudaydah, sementara penduduk mengaku mendengar beberapa suara ledakan.

Pasukan loyalis Hadi yang didukung pasukan koalisi pada Juni lalu melancarkan serangan ke pesisir barat dengan tujuan merebut pelabuhan Hudaydah yang dikuasai Ansarullah.  Kemudian, pada awal Juli lalu UEA mengumumkan penangguhan serangan darat ke kota Hudaydah dengan alasan demi memberikan kesempatan bagi media PBB sembari meminta Ansarullah mundur dari kota dan pelabuhan Hudaydah.

Sementara itu, Senin pagi waktu setempat Ansarullah melepaskan rudal balistik jarak dekatnya ke tempat-tempat konsentrasi pasukan koalisi.

Sumber Ansarullah memastikan rudal itu mengena sasaran dengan presisi tinggi setelah Ansarullah meneropong secara cermat pergerakan dan konsentrasi pasukan loyalis Hadi yang didukung pasukan koalisi. (raialyoum/almasirah)

Putin Dan Erdogan Capai Kesepakatan Mengenai Idlib

Presiden Rusia Vladimir Putin usai pertemuan dengan sejawatnya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, di kota Sochi, Rusia, Senin (17/9/2018), menyatakan bahwa keduanya telah mencapai kata mufakat untuk penyelesaian masalah provinsi Idlib, Suriah.

“Dalam pertemuan ini kami telah membahas situasi (di Idlib) ini secara detail. Kami telah memutuskan pengadaan kawasan perlucutan senjata sejauh 15 – 20 kilometer sepanjang garis kontak antara oposisi bersenjata dan pasukan pemerintah sejak 15 Oktober mendatang,” ungkap Putin usai pertemuan tertutup dengan Erdogan selama 1 jam 25 menit.

Menurutnya, pasukan Turki dan polisi militer Rusia akan melakukan patroli bersama di zona de-eskalasi di Idlib.

“Para pemimpin Suriah dalam waktu dekat ini akan mengadakan pembahasan mengenai penyelesaian di Idlib,” imbuhnya.

Putin menilai pembicaraannya dengan Erdogan konstruktif dan obyektif.

Menjelang pertemuan ini, Erdogan menyatakan bahwa statamen bersamanya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan dikeluarkan usai pertemuan akan “sangat penting” dan “memberikan harapan baru bagi kawasan.

Saya kira, seluruh dunia, bukan hanya kawasan saja, menyorot pertemuan hari ini, dan pernyataan-pernyataan yang akan kami sampaikan di sini setelah pertemuan ini akan memberikan harapan bagi kawasan,” tuturnya. (raialyoum/alalam)

Iran Mengaku Tidak Akan Terlibat Dalam Operasi Pembebasan Idlib

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi menyatakan negaranya tidak akan berpartisipasi dalam operasi militer Pasukan Arab Suriah (SAA) untuk pembebasan provinsi Idlib dari pendudukan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris.

“Kami berkeputusan bahwa masalah Idlib hendaknya diselesaikan dengan cara yang tidak berbahaya bagi bangsa Suriah. Kami telah mengajukan beberapa usulan dalam komunikasi kami dengan Turki dan Rusia. Telah kami nyatakan berulang kali bahwa keberadaan kami di Suriah hanya sebatas memberikan dukungan asistensi, dan tidak akan ikut serta dalam operasi apapun,” ungkap Qasemi kepada wartawan di Teheran, Senin (17/9/2018).

Dia menambahkan, “Sekarang sedang dikerahkan upaya-upaya kemanusiaan di Idlib, dan kami berharap ini dapat membuahkan hasil karena memang sangat penting.”

Qasemi kembali menekankan dukungan Iran kepada integritas Suriah.

“Kami berharap negara ini segera dapat dibersihkan dari nista kelompok-kelompok teroris,” harapnya.

Presiden Suriah Bashar al-Assad berulang kali menegaskan bahwa pembebasan Idlib yang menjadi sarang terakhir kawanan bersenjata di Suriah merupakan prioritas bagi SAA dalam operasi militer selanjutnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengingatkan potensi terjadinya tragedi kemanusiaan akibat perang yang akan terjadi di Idlib, mengingat wilayah ini dihuni oleh sekira tiga juta penduduk, termasuk 1 juta anak kecil, dan separuhnya adalah pengungsi. (alalam/raialyoum)

Suriah Tangkis Serangan Rudal Dari Arah Laut Ke Latakia

Pasukan pertahanan udara Suriah menangkis beberapa rudal yang dilesatkan dari laut menuju kota Latakia di bagian barat laut negara ini, Senin malam waktu setempat (17/9/201), sebagaimana dinyatakan sumber militer yang dikutip kantor berita Suriah, SANA.

“Pertahanan udara kami telah menghadapi rudal-rudal penyerang yang datang dari laut menuju kota Latakia, dan mencegat beberapa di antaranya sebelum mencapai sasaran,” ungkap sumber itu.

Saluran TV resmi Suriah menayangkan video pencegatan rudal tersebut dengan durasi beberapa menit, sementara SANA melaporkan bahwa serangan itu ditujukan ke fasilitas industri di Latakia tanpa menyebutkan pihak mana pelakunya.

Serangan ini terjadi dua hari setelah Israel melancarkan serangan rudal dengan sasaran Bandara Internasional Damaskus pada Sabtu malam lalu.

Pada tanggal 4 September lalu Israel juga dilaporkan telah menyerang beberapa kawasan di provinsi Hama dan Tartus.

Belum lama ini pula Israel untuk pertama kalinya secara terbuka mengaku telah melancarkan 200 serangan ke Suriah selama 18 bulan terakhir dengan sasaran yang sebagian besar aset dan pasukan Iran.

Selama Suriah dilanda krisis sejak 2011 Israel telah berulangkali menyerang sasaran-sasaran militer Suriah, Iran, dan Hizbullah. Israel diduga masih akan terus melancarkan serangan dengan dalih melawan keberadaan militer Iran di Suriah. (raialyoum)