Rangkuman Berita Timteng Sabtu 28 Juli 2018

iran IRGCJakarta, ICMES:  Komandan Umum Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Mohammad Ali Jafari menyatakan bahwa ancaman militer Amerika Serikat (AS) terhadap Iran hanyalah gertak sambal belaka.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull membantah laporan bahwa negaranya berharap akan ada serangan AS ke situs-situs nuklir Iran pada bulan depan.

Dua warga Palestina, satu di antaranya anak kecil, gugur syahid, dan 246 lainnya cidera akibat serangan pasukan Zionis Israel terhadap warga Palestina yang menggelar aksi unjuk rasa di dekat perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel.

Presiden Suriah Basyar al-Assad menyatakan bahwa keberadaan pasukan Rusia di Suriah sangat diperlukan untuk pemerataan perdamaian dan stabilitas politik di Suriah sekaligus untuk penciptaan keseimbangan di kawasan Timteng.

Berita selengkapnya;

IRGC: Ancaman Musuh Hanyalah Gertak Sambal

Komandan Umum Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Mohammad Ali Jafari menyatakan bahwa ancaman militer Amerika Serikat (AS) terhadap Iran hanyalah gertak sambal belaka.

Dalam sebuah pertemuan dengan sekelompok mahasiswa, Jumat (27/7/2018), dia mengatakan, “Bahkan sejak 10 tahun silam IRGC memiliki arahan keamanan dan militer, tapi melalui suatu tindakan yang diambil oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam (Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei), IRGC juga merambah bidang-bidang perang lunak dan perang kebudayaan.”

Lebih lanjut Mayjen Ali Jafari menilai ancaman AS terhadap Iran hanyalah gertakan belaka.

“Ancaman militer asing yang dilontarkan musuh sama sekali tidak serius, dan kitapun mampu menghadapinya…  Masa empat dekade sejak kemenangan revolusi Islam telah berlalu, dan ancaman dan sanksi dari musuh telah mencapai puncaknya. Ancaman satu-satunya yang dapat mereka terapkan ialah ancaman militer, tapi jika mereka hendak melakukannya maka mereka akan membayarnya dengan harga yang sangat mahal, dan juga akan mengacaukan perang lunak mereka,” tegas Jafari.

Dia menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir musuh-musuh Iran juga berusaha mengacaukan Iran dengan ancaman keamanan sebagaimana terlihat dalam peristiwa kerusuhan 2013, tapi semuanya berakhir gagal. (alalam)

Australia Bantah Siap Bantu AS Perangi Iran

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull membantah laporan saluran ABC, Australia, yang mengutip pernyataan sejumlah petinggi Negeri Kanguru ini  bahwa para menteri terkemuka dalam pemerintahan Malcolm berharap Presiden Amerika Serikat (AS) mengeluarkan instruksi serangan ke situs-situs nuklir Iran pada bulan depan.

Turnbull  menilai laporan itu asumsi belaka karena, menurutnya, tak ada alasan untuk berkeyakinan bahwa Trump bersiap untuk melakukan konfrontasi militer dengan Iran.

Sebagaimana dilansir harian Guardian, dia menjelaskan bahwa laporan ABC pada Jumat 27/7/2018) itu mengacu pada sumber-sumber anonim, dan penyusun laporan tidak menghubungi kantor perdana menteri atau kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri Australia untuk mendapat komentar resmi.

Dilaporkan oleh ABC bahwa seorang petinggi keamanan Autralia mengatakan bahwa pos-pos rahasia militer Australia bisa jadi akan digunakan untuk AS menghimpun informasi intelijen dan menentukan target serangan militer AS mendatang terhadap Iran, dan ini dilakukan dengan kerjasama badan intelijen Inggris.

Kabar ini mengemuka di saat ketegangan antara Teheran-Washington mengalami peningkatan drastis di mana kedua pihak terlibat aksi saling mengancam untuk menggunakan opsi militer (alalam)

2 Orang Palestina Gugur, 1 Di Antaranya Anak Kecil, Diserang Israel

Dua warga Palestina, satu di antaranya anak kecil, gugur syahid, dan 246 lainnya cidera akibat serangan pasukan Zionis Israel terhadap warga Palestina yang menggelar aksi unjuk rasa di dekat perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel (Palestina pendudukan 1948), Jumat (27/7/2018).

Departemen Kesehatan Palestina di Gaza menjelaskan bawa satu anak bocah Palestina berusia 14 tahun yang identitasnya masih belum diketahui telah gugur diterjang peluru pasukan Zionis di bagian kepala di timur kota Rafah, Jalur Gaza selatan.  Dan sebelum itu, seorang pria Palestina bernama Ghazi Abu Mustafa, 43 tahun, juga gugur terkena peluru pasukan Zionis di bagian kepala di perbatasan timur kota Khan Yunis, Jalur Gaza selatan.

Departemen Kesehatan Palestina menambahkan bahwa sebanyak 246 warga Palestina menderita luka diserang Israel dengan kondisi 11 di antaranya luka parah. Disebutkan pula 90 orang di antara para korban luka itu terkena tembakan peluru tajam, sedangkan sisanya terkena tembakan gas air mata.

Di antara para korban  luka terdapat  19 anak kecil, 10 perempuan, 4 anggota tim ambulan, dan 1 wartawan.

Dalam peristiwa itu pasukan Israel menyerang gelombang massa Palestina yang berdatangan ke lokasi sekitar tenda-tenda al-Awdah yang didirikan di kawasan dekat pagar perbatasan Jalur Gaza-Israel untuk menggelar aksi Great March of Riturn.

Dalam aksi yang sudah memasuki minggu ke-18 ini warga Palestina di Jalur Gaza meneriakkan hak seluruh Palestina untuk kembali ke kampung halaman masing-masing, termasuk di wilayah Israel. Selain itu mereka juga menutut diakhirnya blokade Israel terhadap Jalur Gaza. (raialyoum/alalam)

Assad Nilai Pasukan Rusia Diperlukan Untuk Keseimbangan Di Timteng

Presiden Suriah Basyar al-Assad menyatakan bahwa keberadaan pasukan Rusia di Suriah sangat diperlukan untuk pemerataan perdamaian dan stabilitas politik di Suriah sekaligus untuk penciptaan keseimbangan di kawasan Timteng.

“Masa perjanjian antara Suriah dan Rusia mengenai pangkalan militer di Hmeimim mengindikasikan rencana-rencana jangka panjang untuk kerjasama kedua negara,” katanya dalam wawancara dengan media Rusia, seperti dikutip al-Alam, Jumat (27/7/2018).

Dia juga mengatakan, “Rusia bukanlah negara kecil, melainkan sebuah kekuatan besar. Karena itu, Rusia memiliki kewajiban dan tanggungjawab atas dunia secara keseluruhan, dan salah satu tanggungjawab ini adalah eksistensi politik dan militernya di berbagai kawasan apabila diperlukan…Mungkin mereka tak berminat dalam partisipasi militer, tapi fakta dunia sekarang terkadang memaksa Anda untuk bergerak pada arah-arah tertentu, ” terangnya.

Dia kemudian menyebutkan bahwa pasukan Rusia berperan menciptakan keseimbangan di kawasan Timteng.

“Angkatan Bersenjata Rusia penting untuk mewujudkan keseimbangan di kawasan kami, setidaknya di Timteng, sampai terjadi perubahan keseimbangan politik di dunia. Mungkin ini tidak akan pernah terjadi dan kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Karena itu keberadaan Rusia adalah sesuatu yang urgen,” ujarnya.

Al-Assad menambahkan bahwa Damaskus dan Moskow mendiskusikan kemungkinan untuk memfasilitasi kepulangan para pengungsi ke Suriah. (alalam)