Rangkuman Berita Timteng Sabtu 18 Agutus 2018

suriah dan turkiJakarta, ICMES: Pemerintah Turki kembali menyatakan penolakannya terhadap operasi militer Pasukan Arab Suriah (SAA) di provinsi Idlib di bagian barat laut Suriah.

Pemerintah Arab Saudi menyatakan telah memberi kontribusi sebesar US$ 100 juta untuk “proyek pemulihan jalan kehidupan dan layanan pokok” yang dijalankan pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) di bagian timur laut Suriah.

Tiga orang Palestina gugur syahid, dua di antaranya akibat kekerasan pasukan Zionis Israel terhadap massa Palestina yang menggelar aksi Great March of Riturn di wilayah perbatasan Jalur Gaza-Israel.

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi mengaku telah merontokkan rudal balistik Badr 1 yang ditembakkan oleh pasukan Ansarullah Yaman ke arah kamp militer modern di Najran, bagian selatan Arab Saudi.

Berita selengkapnya;

Turki Mengaku Tidak Membiarkan Tentara Suriah Menyerang Idlib

Pemerintah Turki kembali menyatakan penolakannya terhadap operasi militer Pasukan Arab Suriah (SAA) di provinsi Idlib di bagian barat laut Suriah yang berbatasan dengan Turki dan dihuni oleh sekira tiga juta penduduk.

“Tentara Suriah tak dapat membom warga sipil dengan dalih adanya organisasi teroris, dan Turkipun tak dapat diam atas ini,” ungkap Penasehat Presiden Turki Yasin Aktay seperti dilansir koran Turki Yeni Safak, Jumat (17/8/2018).

Ditanya mengenai bagaimana jika SAA melancarkan operasi militer di Idlib, dia mengatakan, “Turki tidak akan membiarkan hal ini. Ada jutaan warga sipil di Idlib, dan tak ada jalan keluar bagi mereka kecuali Turki. Siapapun tak dapat membayangkan betapa besar jumlah orang yang akan bergerak menuju Turki ketika itu… Turki mengetahui bagaimana harus berbuat jika Presiden Assad bertindak bodoh seperti ini.”

Di pihak lain, pemerintah Suriah tampak tidak menggubris ancaman Turki ini sehingga terus memperkuat pasukan dan logistik di sekitar Idlib serta menggempur markas-markas berbagai kelompok bersenjata di provinsi Idlib.

Sehari sebelumnya telah dilakukan pertemuan para perwira militer Turki dengan para tokoh daerah Idlib dan wilayah utara provinsi Hama untuk penjelasan pandangan Turki terkait dengan zona de-eskalasi di Idlib. Para perwira Turki mengungkap bahwa berbagai titik pantau militer Turki di kawasan dalam waktu dekat ini akan dilengkapi dengan sistem anti pesawat tempur untuk mengantisipasi serangan mendadak.

Turki sempat meminta kepada Rusia kesempatan untuk mengatur situasi di Idlib yang sekiranya tidak menjurus kepada solusi militer, namun Rusia tidak atau belum terlihat menyetujui permintaan itu, sementara tiga negara Rusia, Turki, dan Iran akan menggelar pertemuan segi tiga lagi yang kali ini akan diadakan di Teheran, ibu kota Iran, pada awal September mendatang. (raialyoum)

Saudi Beri Kontribusi US$ 100 Juta Untuk Proyek Di Timur Laut Suriah, Damaskus Menentangnya

Pemerintah Arab Saudi menyatakan telah memberi kontribusi sebesar US$ 100 juta untuk “proyek pemulihan jalan kehidupan dan layanan pokok” yang dijalankan pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) di bagian timur laut Suriah.

Saudi menyatakan kontribusi itu merupakan yang terbesar selama ini untuk kawasan timur laut Suriah yang masih dikuasai oleh Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang didukung oleh AS.

Saudi menjelaskan bahwa kontribusi itu merupakan tindak lanjut atas janji yang telah ia kemukakan dalam konferensi para menteri pasuan koalisi internasional di Brussel pada 12 Juli 2018.

Menurut Riyadh, dana tersebut akan digunakan untuk memulihkan aktivitas masyarakat setempat, termasuk di kota Raqqah, di berbagai bidang kesehatan, pertanian, kelistrikan, pengairan, pendidikan, jalur transportasi, dan pembersihan reruntuhan akibat perang.

Di pihak lain, pemerintah Suriah menentang kontribusi itu dan menyebutnya “tak dapat diterima secara moral.”

“Dukungan dinasti al-Saud kepada pasukan koalisi internasional serta teroris dan siapapun yang andil dalam pembunuhan bangsa Suriah dan penghancuran fasilitas infrastruktur merupakan perkara yang secara moral tak dapat diterima,” ungkap pemerintah Suriah, seperti dilansir kantor berita SANA, Jumat (17/8/2018).

Damaskus menuding Riyadh sebagai salah satu negara yang mensponsori gerakan teroris dalam perang yang melanda Suriah sejak tahun 2011. (raialyoum)

Tiga Warga Palestina Gugur Di Tangan Pasukan Zionis Israel

Tiga orang Palestina gugur syahid, dua di antaranya akibat kekerasan pasukan Zionis Israel terhadap massa Palestina yang menggelar aksi Great March of Riturn dengan tema “Jumat Revolusi Demi al-Quds dan al-Aqsa” di wilayah perbatasan Jalur Gaza-Israel, Jumat (17/8/2018).

Departemen Kesehatan Palestina menyatakan bahwa dua orang Palestina di Jalur Gaza yang gugur ketika aksi itu berlangsung adalah Karim Abu Fatayir, 30 tahun, warga Deir al-Balah dan Saadi Akram Moammar, 26 tahun, warga Rafah.

Dilaporkan pula bahwa dalam peristiwa itu lebih dari 100 orang Palestina juga menderita luka-luka, 26 di antaranya terkena peluru tajam, termasuk empat paramedis.

Aksi itu diikuti oleh puluhan ribu warga Palestina untuk menegaskan hak seluruh pengungsi Palestina ke kampung halamannya, dan menuntut penghentian blokade Israel terhadap Jalur Gaza.

Sementara itu, pasukan Zionis Jumat malam menyatakan bahwa satu pemuda Palestina meninggal akibat luka tembak yang dideritanya. Menurut pasukan ini, pemuda itu ditembak karena hendak menikam seorang polisi Israel di kota al-Quds (Yerussalem).

Palestina Information Center melaporkan bahwa pemuda itu telah menikam seorang tentara Israel di dekat Gerbang al-Majlis, salah satu gerbang komplek Masjid al-Aqsa, sehingga kemudian ditembak.

Para saksi mata mengatakan bahwa pasukan Zionis menutup empat gerbang Masjid al-Aqsa dan kawasan Gerbang al-Amud menyusul insiden penikaman tersebut.

Juru bicara kepolisian Israel menyatakan pihaknya telah mengirim pasukan ke lokasi peristiwa untuk melakukan penyelidikan. (alalam)

Yaman Lesatkan Rudal “Badr 1” Ke Kamp Militer Saudi

Pasukan Yaman telah menembakkan rudal balistik Badr 1 ke arah kamp militer modern di Najran, bagian selatan Arab Saudi, Jumat (17/8/2018). Bersamaan dengan ini rakyat Yaman menggelar unjuk rasa akbar anti Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.

Kantor berita Saudi, SPA, mengutip pernyataan jubir pasukan koalisi pimpinan Saudi, Turki al-Maliki, bahwa rudal itu ditembakkan dari provinsi Amran, Yaman utara, dengan sasaran kota Najran, namun berhasil dicegat dan dihancurkan di angkasa sebuah kawasan gurun oleh sistem pertahanan udara pasukan koalisi.

Dalam pernyataan itu Al-Maliki kembali menuduh Iran menyokong kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) dengan tujuan mengacaukan keamanan regional dan global.

SPA menyebutkan bahwa sejauh ini jumlah rudal yang telah ditembakkan oleh Ansarullah ke arah Saudi mencapai 176 buah.

Arab Saudi sejak tahun 2015 memimpin pasukan koalisi Arab yang melancarkan invasi militer ke Yaman dengan dalih membantu kubu mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi menumpas Ansarullah yang menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, dan sejumlah provinsi sejak tahun 2014.

Sementara itu, rakyat Yaman di hari yang sama menggelar unjuk rasa akbar di kota Sanaa dan sekitarnya untuk mengancam Amerika Serikat dan Arab Saudi yang mereka sebut sebagai penyebab kenaikan harga barang dan mahalnya mata uang Dolar AS di Yaman.

Sebelumnya, Ketua Dewan Tinggi Revolusi Yaman Mohammad Ali al-Houthi menyerukan kepada rakyat negara ini agar menggelar unjuk rasa mengutuk tekanan ekonomi AS dan sekutunya terhadap Yaman yang telah menyebabkan kenaikan harga, kemiskinan, dan kelaparan. (alalam/raialyoum)