Rangkuman Berita Timteng Sabtu 10 Maret 2018

pro assad di ghouta timur2Jakarta, ICMES: Sejumlah distrik di provinsi Damaskus diwarnai unjuk rasa rakyat mendukung operasi militer Suriah di Ghouta Timur untuk memulihkan keamanan penduduk di sana dan sekitarnya.

Kelompok militan Jays al-Islam mengumumkan persetujuannya untuk memulai proses pengeluaran kelompok Jabhat al-Nusra dari kawasan Ghouta Timur ke provinsi Idlib di Suriah utara.

Jubir Kemlu Iran Bahram Qassemi menyatakan bahwa polisi Inggris telah menangkap para penyerang Kedubes Iran untuk Inggris di London.

Sumber yang dekat dengan ketua otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Arab Saudi dan Mesir telah menekan Abbas agar menerima prakarsa damai Palestina-Israel yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan nama “Deal of the Century”.

Selengkapnya:

Penduduk Ghouta Timur Berunjuk Rasa Mendukung Tentara Suriah

Sejumlah distrik di provinsi Damaskus diwarnai unjuk rasa rakyat mendukung operasi militer Suriah di Ghouta Timur untuk memulihkan keamanan penduduk di sana dan sekitarnya.

Dalam unjuk rasa di distrik Kfar Batna dan dan Hamuriya yang berada di kedalaman wilayah Ghouta Timur  warga merilis statemen berisikan sambutan baik mereka atas masuknya tentara Suriah demi melindungi mereka.

Mereka juga meminta kepada kelompok-kelompok bersenjata segera keluar dari daerah mereka dan tidak menyerang para pengunjuk rasa.

“Kami menyerukan kepada Jabhat al-Nusra dan semua kelompok agar keluar secepatnya tanpa ditunda lagi dari daerah kami,” bunyi statemen itu.

Penduduk mengingatkan bahwa serangan terhadap para pengunjuk rasa adalah serangan terhadap seluruh penduduk sehingga akan segera mendapat reaksi keras.

Penduduk juga melimpahkan kepada para tokoh yang ada di Damaskus untuk menentukan nasib distrik-distrik di provinsi Damaskus, sementara di Kfar Batna dan Hamuriya penduduk mengibarkan bendera resmi Suriah dan menyambut gembira masuknya tentara Suriah untuk melindungi mereka.

Unjuk rasa serupa juga terjadi di distrik Ghazlaniya, provinsi Damaskus, untuk menandai dukungan penuh mereka kepada operasi militer tentara Suriah di Ghouta Timur demi memulihkan keamanan penduduk. (alalam)

Jabhat Al-Nusra Mulai Keluar Dari Ghouta Timur Menuju Idlib

Kelompok militan Jays al-Islam mengumumkan persetujuannya untuk memulai proses pengeluaran kelompok Jabhat al-Nusra dari kawasan Ghouta Timur, provinsi Damaskus, ke provinsi Idlib di Suriah utara.

Dalam statemennya yang dirilis Jumat (9/3/2018) Jays al-Islam mengaku telah menyetujui tahap pertama relokasi para anggota kelompok Hayat Tahrir Sham alias Jabhat al-Nusra yang ada dalam penjara Jays al-Islam dan yang tertangkap dalam operasi keamanan yang digelar oleh Jays al-Islam pada 28 April 2017.

“Telah disepakati untuk kepergian mereka ke Idlib sesuai keinginan mereka,” bunyi statemen itu.

Jays al-Islam menjelaskan bahwa keputusannya itu diambil melalui perundingan dengan PBB dan sejumlah pihak internasional serta perwakilan masyarakat sipil Ghouta Timur.

Media resmi Suriah Jumat malam melaporkan “keluarnya sejumlah orang bersenjata”  bersama beberapa warga sipil dari Ghouta Timur melalui jalur Kamp al-Wafideen.

Sumber anonim menyatakan, “Sejumlah warga sipil dan orang bersenjata mulai keluar dari Ghouta Timur melalui jalur Kamp al-Wafideen, provinsi Damaskus, menuju Idlib. Proses pengeluaran orang-orang bersenjata dari Ghouta Timur tersebut berakhir hari ini.”

Dia menambahkan bahwa proses yang telah berlangsung tidak mencakup keluarga kawanan bersenjata.

TV pemerintah Suriah menayangkan gambar kawanan bersenjata berada di dalam satu unit bus, tanpa menyebutkan jumlah dan kelompok asal mereka, di jalur aman yang telah ditetapkan pemerintah Suriah untuk evakuasi warga sipil dari Ghouta Timur. (rayalyoum)

Ekstremis Syiah Serang Kedubes Iran di Inggris

Jubir Kemlu Iran Bahram Qassemi menyatakan bahwa polisi Inggris telah menangkap para penyerang Kedubes Iran untuk Inggris di London, Jumat (9/3/2018).

Qassemi mengatakan bahwa Dubes Inggris untuk Iran menyampaikan permintaan maaf negaranya atas insiden tersebut dan mengatakan bahwa polisi anti-huru hara hadir di kompleks Kedubes Iran dan mengendalikan situasi.

Dia menekankan bahwa semua tindakan yang diperlukan telah dilakukan untuk melindungi para diplomat Iran dan mencegah masuknya penyerang ke gedung kedubes.

Wakil Menlu Iran Urusan Politik, Abbas Araqchi, menyampaikan protesnya kepada Dubes Inggris untuk Iran di Teheran atas peristiwa itu dan meminta otoritas Inggris menerapkan pengamaan secara ketat dan menindak tegas para pelaku.

Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan bahwa sejumlah orang telah memanjat dinding Kedubes Iran tersebut dan menurunkan bendera Iran, sementara polisi Inggris tidak melakukan tindakan apapun untuk melindungi kompleks tersebut selama aksi itu berlangsung.

Dubes Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad di halaman resmi Twitter-nya  mengkonfirmasi adanya serangan itu, dan menyebutkan bahwa pelaku bahkan membawa pisau dan tongkat serta meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah Iran.

Bahram Qassemi mengatakan bahwa para penyerang yang naik ke balkon Kedubes Iran itu sudah ditangkap. Dia mendesak supaya para pelaku diadili dan dihukum.

Para pelaku adalah para ekstremis Syiah pendukung Sadeq Shirazi. Mereka beraksi bukan hanya dengan mengutuk pemerintah Iran, melainkan juga menghujat Khulafa Rasyidin dan istri Rasulullah SAW, Sayyidah Aisyah RA.

Kelompok Sadeq Shirazi adalah kelompok ekstremis Syiah yang menentang persatuan Islam sehingga memusuhi pemerintahan Iran, terutama figur Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, yang memperjuangkan persatuan Islam. (alalam/presstv)

El-Sisi dan Bin Salman Tekan Mahmoud Abbas Agar Terima Prakarsa Damai Trump

Sumber yang dekat dengan ketua otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa dua negara Arab penting telah menekan Abbas agar menerima prakarsa damai Palestina-Israel yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan nama “Deal of the Century”.

Seperti dilaporkan situs Israel, i24NEWS, dua pejabat Palestina itu menjelaskan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohamad bin Salman (MbS) dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan kepada Abbas bahwa “tak ada pilihan baginya kecuali secara pragmatis menerima Deal of the Century yang diajukan Trump dan berisi antara lain  kesediaan para pengungsi Palestina menanggalkan haknya untuk kembali ke kampung halaman serta hak bangsa Palestina menjadikan al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota untuk negara merdeka Palestina mendatang.”

Disebutkan bahwa Mbs dan el-Sisi berusaha membujuk Abbas supaya “tidak bersikukuh pada sikapnya di depan AS dan Israel” karena prakarsa Trump itu, menurut Mbs dan el-Sisi, justru merupakan kesempatan untuk mewujudkan perdamaian sehingga nanti dia akan menyesal (jika tetap menolaknya).

Dijelaskan pula Saudi dan Mesir hanyalah bagian dari sejumlah negara Arab yang “menekan Abbas agar bersedia mengendurkan sikapnya terkait hak-hak sah bangsa Palestina, antara lain dengan mengabaikan hak atas al-Quds dan menerima Abu Dis sebagai gantinya untuk ibu kota Palestina, mengabaikan hak para pengungsi Palestina untuk pulang dan menerima penempatan mereka di negara-negara yang mereka tempati selama ini, dan menerima kedaulatan penuh Israel atas semua tempat suci di kota al-Quds lama.”

Namun demikian, petinggi gerakan Fatah Palestina Hazem Abu Shanab membantah laporan situs Israel itu dengan menegaskan bahwa Mesir dan Saudi dalam komunikasi intensifnya dengan Abbas selalu menegaskan bahwa keduanya tidak akan menerima apapun yang tidak diterima oleh bangsa Palestina. (rayalyoum)