Rangkuman Berita Timteng Kamis 16 Agutus 2018

tentara dan polisi afghanistanJakarta, ICMES:  44 polisi dan tentara Afghanistan tewas akibat serangan Taliban yang menyasar sebuah pos militer, sementara ledakan bunuh diri terpisah di Kabul, ibu kota negara ini, menewaskan sedikitnya 48 orang.

Seorang jenderal purnawirawan Israel menyatakan bahwa problema negara Zionis ini terletak bukan di Jalur Gaza, melainkan pada membesarnya pasukan Iran di Suriah.

Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa sejawatnya di Amerika Serikat (AS) Donald Trump harus membangun kembali jembatan yang telah dihancurkan oleh Trump.

Kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman mengaku telah melesatkan rudal balistiknya ke arah kamp militer di bagian selatan Arab Saudi.

Ketua Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyatakan pihaknya akan menempuh berbagai tindakan untuk melawan prakarsa Deal  of The Century.

Berita selengkapnya;

Gelombang Serangan Di Afghanistan Tewaskan 90-an Orang

Gelombang kekerasan kembali melanda Afghanistan dengan jumlah korban besar.  44 polisi dan tentara Afghanistan tewas akibat serangan Taliban yang menyasar sebuah pos militer, sementara ledakan bunuh diri terpisah di Kabul, ibu kota negara ini, menewaskan sedikitnya 48 orang, Rabu (15/8/2018).

Pejabat lokal di provinsi utara Baghlan mengatakan setidaknya sembilan polisi dan 35 tentara tewas dalam serangan Taliban pada Rabu pagi.

Selanjutnya di hari yang sama Kabul diguncang ledakan bom bunuh diri yang menyasar sebuah pusat pendidikan di barat ibukota Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 48 orang dan melukai 67 orang lainnya.

Tak ada pihak yang segera mengaku bertanggung jawab atas ledakan di Kabul, namun serangan itu memperlihatkan ciri khas kelompok teroris ISIS yang telah melakukan banyak serangan sebelumnya. Sedangkan Taliban menyatakan pihaknya tidak terlibat dalam peledakan bom tersebut. (thenews)

Jenderal Israel: Problema Bukan Di Gaza, Melainkan Pada Keberadaan Iran Di Suriah

Seorang jenderal purnawirawan Israel menyatakan bahwa problema negara Zionis ini terletak bukan di Jalur Gaza, melainkan pada membesarnya pasukan Iran di Suriah.

Sebagaimana dilansir laman Jdn milik Israel, Rabu (15/8/2018), Mayjen purnawirawan Yaakov Admiror yang pernah menjabat sebagai penasehat keamanan nasional Israel menjelaskan bahwa masalah yang dihadapi Israel ialah bahwa gencatan senjata tidaklah membendung aksi setiap pihak yag memusuhi Israel, dan meskipun tentara Israel gagal dalam perang melawan Hizbullah pada musim panas tahun 2006 namun telah tercipta ketenangan di front utara Israel yang berhadapan dengan Lebanon dan Suriah.

Dia menilai pendudukan Israel atas Jalur Gaza merupakan tindakan “bodoh” karena berarti Israel memikul tanggungjawab atas dua juta orang Palestina, sementara Israel tak dapat memikulnya.

Admiror kemudian mengingatkan kepada kelompok-kelompok pejuang Palestina, terutama Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), agar tidak mencoba menyeret Israel kepada perang terhadap Gaza karena, menurutnya, reaksi Israel akan sangat telak bagi mereka.

Sementara itu, pusat media perang Hizbullah, kelompok pejuang Lebanon yang bersekutu dengan Iran, melalui halaman Twitternya pada Selasa lalu memublikasi foto-foto yang diambil oleh satuan pasukan pemantau Hizbullah dan memperlihatkan tank-tank Israel yang dikerahkan dalam latihan perang di Dataran Tinggi Golan milik Suriah yang diduduki Israel.

Sebelumnya Israel telah mengumumkan latihan perang tersebut di dekat perbatasan utaranya dengan Suriah di wilayah pedudukan Golan.

Publikasi foto-foto tersebut disertai catatan: “Lensa media perang (Hizbullah) di  front Lebanon memantau pengerahan musuh, Zionis, yang terlibat dalam latihan perang di wilayah pendudukan Golan dekat Sanir.” (raialyoum/alalam)

Rouhani: Trump Harus Membangun Lagi Jembatan Yang Telah Dia Hancurkan

Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa sejawatnya di Amerika Serikat (AS) Donald Trump harus membangun kembali jembatan yang telah dihancurkan oleh Trump jika dia memang ingin mengadakan pertemuan langsung dengan Rouhani.

Dalam sebuah rapat pemerintah Iran, Rabu (15/8/2018), Rouhani mengatakan bahwa “jembatan komunikasi” Iran dengan berbagai kekuatan besar dunia yang semula tersedia melalui perjanjian nuklir yang diteken pada tahun 2015 telah hancur akibat keputusan Trump keluar dari perjanjian nuklir Iran yang dinamai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

“Pembicaraan dengan AS semula berjalan baik, tapi sejak itu AS telah menghancurkan sendiri jembatan tersebut,” ungkap Rouhani.

Seperti diketahui, pada Mei lalu Trump mengumumkan negaranya keluar dari JCPOA hingga kemudian pada pekan lalu AS kembali menerapkan sebagian embargonya terhadap Iran.

Pada bulan lalu Trump menyatakan kesiapannya mengadakan pertemuan langsung dan tanpa syarat dengan para pejabat senior Iran, termasuk Presiden Rouhani, kapanpun mereka bersedia. (raialyoum)

Ansarullah Yaman Lesatkan Rudal Balistik “Badr 1” Ke Saudi

Kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman, Rabu malam (15/8/2018), mengaku telah melesatkan rudal balistiknya ke arah kamp militer di bagian selatan Arab Saudi.

Saluran al-Masirah milik Ansarullah melapokran bahwa pasukan rudal kelompok ini telah meluncurkan rudal balistik ke kamp militer pasukan Saudi di kota Najran. Tanpa memberi keterangan lebih lanjut, al-Masirah menyebutkan rudal yang dilesatkan kali ini adalah jenis “Badr 1”.

Belum ada keterangan dari pihak Saudi mengenai peluncuran rudal Yaman oleh Ansarullah tersebut, namun biasanya Saudi mengaku berhasil mencegat rudal Ansarullah dengan sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat.

Sebelumnya, Ansarullah telah beberapa kali mengancam akan meningkatkan serangan rudal balistik ke wilayah Saudi sebagai reaksi atas berlanjutnya agresi pasukan koalisi pimpinan Saudi terhadap Yaman.

Seperti diketahui pasukan koalisi itu sudah tiga tahun melakukan intervensi militer ke Yaman dengan dalih meminta permintaan mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi agar mereka membantu memulihkan pemerintahannya melawan kelompok Ansarullah yang telah menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, dan beberapa provinsi di Yaman sejak akhir tahun 2014. (raialyoum)

Abbas Nyatakan Akan Terus Melawan Deal of The Century

Ketua Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyatakan pihaknya akan menempuh berbagai tindakan untuk melawan prakarsa Deal  of The Century yang dicanangkan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan kemelut Palestina-Israel.

Hal ini dia nyatakan dalam pidato rapat pembukaan periode ke-29 Dewan Pusat Palestina, Rabu (15/8/2018), sembari menilai bahwa faksi pejuang Hamas tidak memiliki iktikad baik untuk rekonsiliasi internal Palestina.

Sementara itu, Ketua Dewan Pusat Palestina Salim Zanoun pada rapat yang sama menegaskan bahwa sudah tiba saatnya untuk menerapkan keputusan penundaan pengakuan atas Israel sampai rezim Zionis ini mengakui eksistesi negara Palestina.

Zanoun menambahkan bahwa otoritas Palestina juga harus menghentikan koordinasi keamanan serta hubungan politik dan ekonominya dengan Israel. Dia menilai pemerintah Amerika Serikat cenderung menyesuaikan diri dengan tekanan dan provokasi Israel terhadap rakyat dan para pemimpin Palestina. (raialyoum)