Jakarta, ICMES: Polisi Turki memburu pelaku pria bersenjata yang telah melepaskan tembakan secara membabi buta hingga menewaskan 39 orang di sebuah nightclub.
Perdana Menteri Lebanon menilai serangan ini peringatan bagi Turki yang bekerjasama dengan Rusia dalam masalah Suriah.
Tentara Suriah merebut sumber air di desa Ein al-Fijeh di kawasan Wadi Bardi, provinsi Damaskus, setelah menyerbunya dari berbagai arah.
Sedikitnya 27 orang terbunuh akibat dua bom di sebuah pasar di Baghdad
Berita selengkapnya;
Pria Bersenjata Serang Nightclub di Turki, 39 Tewas
Polisi Turki di kota Istanbul, Minggu (1/1/2017), memburu pelaku pria bersenjata yang telah melepaskan tembakan secara membabi buta hingga menewaskan 39 orang, 15 di antaranya warga negara asing, dan menciderai 65 lainnya di sebuah nightclub saat pengunjung sedang berpesta menyambut tahun baru.
Media Turki melaporkan bahwa pria brutal itu datang dengan mengenakan kostum sinterklas ke nightclub tersohor Reina di sisi Selat Bosphorus. Tempat hiburan malam ini berjarak hanya beberapa ratus meter dari lokasi penyelenggaraan resmi acara penyambutan detik-detik tahun baru.
“Operasi perburuan teroris ini masih berlanjut, dan saya berharap dia segera tertangkap,” kata Mendagri Turki Suleyman Soyl, Minggu.
Dia menjelaskan bahwa dari hasil penyelidikan awal diketahui pria itu menyembunyikan senjata di dalam mantel dan kemudian kabur setelah berganti pakaian.
Serangan terjadi pada Minggu dini hari pukul 01,15 waktu setempat ketika sekira 700-800 pengunjung sedang bersuka ria menyambut tahun baru 2017.
Menurut media Turki, saat peristiwa itu terjadi pengunjung panik dan ketakutan sehingga tak sedikit yang melompat ke air Selat Bosphorus, padahal cuaca saat itu sangat dingin.
Para saksi mata mengatakan bahwa pelaku berbicara dengan bahasa Arab. Sebuah penggalan video yang beredar di medsos memperlihatkan seorang pria memberondongkan peluru ke arah para pengunjung yang panik dan ketakutan.
Presiden Turki menegaskan bahwa serangan ini ditujukan untuk “menghancurkan mental dan menebar kekacauan di negara ini.”
Serangan ini mendapat kecaman keras dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Amerika Serikat, Rusia, Perancis, dan Palestina.
Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul menyatakan lima warga negaranya tewas dan 15 lainnya luka akibat serangan teror ini.
Sejak jauh hari sebelumnya, kelompok teroris ISIS berulangkali mengancam akan melancarkan serangan di Turki. Kelompok teroris barfaham Salafi/Wahabi ini juga telah membakar dua tentara Turki hidup-hidup di Suriah.
Turki tercatat sebagai salah satu negara yang sangat berperan di balik badai terorisme yang melanda Suriah dan Irak, namun Turki akhirnya juga terhantam oleh badai terkutuk itu. (afp/alalam)
PM Lebanon: Teror di Nightclub Istanbul, Peringatan Soal Hubungan Turki Dengan Rusia
Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri mengatakan bahwa serangan teror di sebuah nightclub terkenal di sisi Selat Bosphorus, Turki, dini hari Minggu lalu merupakan peringatan bagi Turki, terutama Presiden Tayyip Recep Erdogan, yang bekerjasama dengan Rusia untuk menyudahi pertumpahan darah di Suriah.
Dalam wawancara dengan MTV milik Lebanon, Minggu malam (1/1/2017) dia mengatakan, “Sekarang sudah sepenuhnya jelas, semua negara yang stabil dan semua negara yang berusaha untuk berbuat demi Suriah telah menjadi sasaran terorisme.”
TV Sky News Arab melaporkan bahwa pelaku serangan teror yang menewaskan sekira 40 orang di nightclub Reina itu adalah anggota kelompok Brigade Turkestan yang berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.
“Tujuan utama terorisme yang sama sekali tidak beragama itu ialah menciptakan ketakutan. Kita di luar dan di dalam negeri Lebanon harus waspada dan siaga, tapi jangan sampai takut, dan jangan sampai kita membiarkan siapapun memaksa kita mengubah masa depan kita sendiri, kita harus melawan terorisme dengan kekuatan penuh,” lanjutnya.
Menurutnya, di Lebanon juga terdapat kekuatiran akan terjadi serangan teror di malam menjelang tahun baru 2017 sehingga diterapkan sistem keamanan ekstra ketat. (irna)
Tentara Suriah Rebut Sumber Air. Penduduk Damaskus Lega
Tentara Suriah berhasil merebut desa Ein al-Fijeh di kawasan Wadi Bardi, provinsi Damaskus, setelah menyerbunya dari berbagai arah, Minggu malam (1/1/2017).
Tentara Suriah terlibat kontak senjata sengit melawan kawanan teroris dan berusaha memperkuat kekuasaannya atas desa tempat beberapa sumber air yang dibutuhkan oleh banyak penduduk di Damaksus, ibu kota Suriah, dan kawasan sekitarnya itu.
Tentara Suriah memastikan tak ada ranjau atau bahan peledak di sumber air itu, dan sumber militer menyatakan bahwa kemungkinan besar akan segera diumumkan keberhasil tentara Suriah menguasai penuh desa ini beserta sumber air yang ada di dalamnya.
Sudah lebih dari satu minggu penduduk Damaskus dilanda krisis air akibat ulah teroris menguasai sumber-sumber air di desa tersebut. Keberhasilan tentara Suriah menguasai desa itu menandai akan segera berakhirnya krisis tersebut.
Krisis air itu membuat penduduk mengikuti dengan cermat perkembangan operasi militer Suriah untuk merebut desa itu. Karena itu mereka lega setelah tentara Suriah menguasai desa itu dan berharap krisis ini segera selesai. Diperkirakan bahwa suplai air untuk penduduk baru akan pilih setelah beberapa hari karena diperlukan perbaikan kondisi sumber air beserta pompa-pompanya yang hancur diserang teroris.
PBB sempat menyatakan prihatin atas pemutusan suplai air bagi 4 juta penduduk Damaskus dan sekitarnya sejak 22 Desember lalu. (raialyoum)
Dua Bom Bunuh Diri Guncang Pasar Baghdad, 27 Orang Terbunuh
Sedikitnya 27 orang terbunuh terkena dua bom yang meledak secara hampir bersamaan di sebuah pasar yang padat pengunjung di pusat kota Baghdad dini pagi Minggu (1/1/2017).
Serangan teror ini menjadi insiden teror paling mematikan di ibu kota Negeri 1001 Malam ini dalam dua bulan terakhir.
Menurut pernyataan yang disebar oleh akun-akun para ekstrimis di media sosial, kelompok teroris ISIS menyatakan bertanggungjawab atas serangan ini.
Dalam pernyataan ini disebutkan; “Abu Nawaf al-Iraqi dan Abu Abdul Malik al-Iraqi telah melancarkan ‘serangan inghimasi’ (serangan bunuh diri) di tengah sarang kaum Rafidhah (Syiah) di kawasan Sinak di pusat kota Baghdad… menyebabkan lebih dari 100 orang Rafidhi tewas dan luka.”
Seorang perwira Irak berpangkat kolonel mengatakan kepada AFP, “Ada 27 orang tewas, dan 53 lainnya luka-luka.” Jumlah ini dibenarkan oleh seorang petinggi Kemendagri dan sumber kedokteran.
Serangan teror terburuk sebelumnya terjadi di Baghdad pada pertengatahan Oktober lalu yang menewaskan sedikitnya 34 orang di sebuah majelis dukacita yang diselenggarakan oleh warga Syiah.
Pekan lalu, sedikitnya 23 orang juga terbunuh terkena ledakan bom mobil di sebuah pasar di distrik Gokjali di timur kota Mosul yang berhasil dibebaskan oleh pasukan Irak dari cengkraman ISIS pada Nomber lalu. (raialyoum)