Jakarta, ICMES: ISIS dilaporkan telah menggunakan senjata kimia terhadap pasukan Irak yang memerangi ISIS dalam operasi pembebasan kota Mosul, Irak utara. ISIS juga telah mengeksekusi delapan petugas keamanannya sendiri karena dianggap telah membocorkan informasi kepada pasukan Irak.
Presiden Tukri Recep Tayyop Erdogan menyerukan kepada berbagai negara dan lembaga di dunia agar menghormati hasil referendum amandemen konstitusi Turki.
Tentara Suriah dan pasukan sekutunya berhasil merebut distrik Suran di bagian utara distrik Hama setelah bertempur sengit melawan kelompok bersenjata,
Sedikitnya 126 orang yang sebagian besar di antaranya penduduk Fu’ah dan Kefraya yang berpihak kepada pemerintah Suriah
Berita selengkapnya;
ISIS Serang Pasukan Irak Dengan Senjata Kimia
Kawanan teroris takfiri ISIS dilaporkan telah menggunakan senjata kimia terhadap pasukan Irak yang terus bergerak memerangi ISIS dalam operasi pembebasan kota Mosul, Irak utara.
Pasukan Irak menyatakan ISIS telah berulangkali menggunakan senjata kimia, namun jumlah korban dan dampaknya terhadap operasi militer itu “terbatas.”
“Gerombolan-gerombolan teroris ISIS berusaha menghambat gerak maju pasukan kami melalui penggunaan roket-roket yang dibungkus bahan-bahan kimia beracun, tapi dampak terbatas,” bunyi pernyataan komando gabungan pasukan Irak di halaman Facebook-nya, Minggu (16/4/2017).
Dijelaskan pula bahwa serangan-serangan senjata kimia ISIS yang terjadi Sabtu lalu tidak menimbulkan korban tewas, melainkan “korban luka terbatas yang telah dievakuasi dan disembuhkan secara total,” dan pula tidak mempengaruhi pergerakan maju pasukan Irak dalam operasi pembebasan Mosul barat.
Sementara itu, Pasukan Kontra-Terorisme Irak berhasil menguasai beberapa kawasan dan titik lokasi penting di distrik al-Tanak serta menghancurkan kubu pertahanan pertama kelompok teroris takfiri ISIS di distrik al-Thaura, Mosul barat, Minggu (16/4/2017).
Sami al-Aridi, salah seorang komandan pasukan yang bernaung di bawah Kemhan Irak tersebut mengatakan bahwa pasukan Kontra-Terorisme terus bergerak maju di distrik al-Tanak, Mosul barat, dan menguasai pasar al-Maasy yang tergolong terbesar di provinsi Nineveh. Mereka menguasai pasar ini melalui distrik al-Tanak kemudian stasiun listrik dan di situ terjadi pertempuran hebat mereka melawan ISIS.
Komandan lain bernama Maan Abdul Jabbar al-Hashimi mengatakan, “Dengan dukungan langsung pasukan udara koalisi kami dapat menghancurkan tujuh kubu pertahanan para kombatan ISIS di pinggiran distrik al-Thaura, Mosul barat.”
Dia juga menyebutkan bahwa pasukan itu telah meledakkan satu unit mobil yang dikemudikan oleh anggota ISIS pembawa misi serangan bunuh diri, dan empat mobil lain yang dilengkapi senjata otomatis. Beberapa posisi ISIS hancur merupakan garis pertama kubu pertahanan ISIS, dan dengan demikian maka operasi pembebasan akan “sangat mudah.” (rayalyoum/anadolu)
ISIS Eksekusi Delapan Petugas Keamanannya Sendiri
Sumber lokal Mosul, Minggu (16/4/2017), mengatakan ISIS telah mengeksekusi delapan petugas keamanannya sendiri karena dianggap telah membocorkan informasi kepada pasukan Irak. Menurut sumber anonim ini, delapan anggota ISIS itu dihabisi dengan berondongan peluru, satu di antaranya Abu Abdurrahman al-Hayali, komandan datasemen keamanan ISIS di Mosul barat.
“Mereka dituduh demikian setelah terjadi serangan udara terhadap sekelompok komandan ISIS di sebuah rumah di bagian kanan (barat) Mosul. Apa yang disebut mahkamah syariat ISIS telah mengeluarkan vonis hukuman mati terhadap mereka dengan tuduhan pengkhianatan. ISIS lantas mengeksekusi mereka di hadapan semua anggotanya agar mereka semua takut,” terangnya.
Mosul merupakan kota kedua terbesar di Irak. Kota yang terbelah oleh Sungai Tigris menjadi bagian timur dan barat ini dikuasai ISIS pada musim panas 2014. Pada Oktober 2016 pasukan Irak berhasil membebaskan bagian timur, dan pada 19 Februari 2017 mereka memulai lagi operasi militer untuk pembebasan Mosul barat. (rayalyoum)
Turki Umumkan Kemenangan Sementara Pendukung Erdogan Dalam Referendum
Presiden Tukri Recep Tayyop Erdogan, Minggu (16/4/2017), menyerukan kepada berbagai negara dan lembaga di dunia agar menghormati hasil referendum amandemen konstitusi yang memberikan kewenangan lebih besar kepada presiden. Seruan ini dikemukakan Erdogan setelah kampanye yang diwarnai ketegangan dalam hubungan Turki dengan negara-negara Eropa.
“Kami menginginkan negara-negara dan lembaga-lembaga lain menghormati keputusan rakyat,” harapnya. Dia meminta kepada negara-negara sekutu Baratnya agar memahami “sensibilitas” Turki dalam “perang melawan teroris.”
Perdana Menteri Turki Binali Yelderim di hari yang sama mengumumkan kemenangan sementara pendukung perluasan kewenangan Presiden Erdogan, meskipun pihak oposisi mempersoalkan kejujuran hasil referendum.
“Warga negaraku yang mulia, hasil-hasil informal menunjukkan bahwa referendum untuk penerapan sistem kepresidenan telah mendapat anugerah kemenangan… Dengan pemberian suara ini maka telah terbuka lembaran baru dalam demokrasi kita. Tak ada yang rugi dalam referendum ini. Yang beruntung adalah Turki… Sekarang tiba saat untuk solidaritas dan persatuan, dan untuk kita semua menjadi bangsa Turki,” ungkapnya.
Amandemen konstitusi yang direferendumkan pada hari Minggu kemarin ini mencanangkan pelimpahan otoritas eksekutif kepada presiden dan penghapusan jabatan perdana menteri, serta memungkinkan Erdogan untuk tetap berkuasa sampai tahun 2029.
Sebelumnya di hari yang sama dua partai oposisi Turki menyatakan pemerintah Turki bermain-main dengan hasil referedum. (rayalyoum)
Tentara Suriah Rebut Distrik Suran, 25 Teroris al-Nusra Temui Ajal
Tentara Suriah dan pasukan sekutunya berhasil merebut distrik Suran di bagian utara distrik Hama setelah bertempur sengit melawan kelompok bersenjata, Minggu (16/4/2017). Demikian dinyatakan narasumber militer Suriah.
“Lebih dari 25 mayat kawanan bersenjata Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok sekutunya bergelimpangan di jalan-jalan dan di antara rumah-rumah di distrik Suran, dan tentara kini bergerak menuju distrik Khalfaya yang merupakan salah satu sarang utama kawanan bersenjata oposisi di bagian utara provinsi Hama,” ungkap sumber itu kepada kantor berita Jerman, DPA.
Di pihak lain, seorang komandan pasukan teroris al-Nusra mengatakan pihaknya telah menggempur lanud militer Hama dengan puluhan roket Grad hingga terdengar beberapa ledakan dan terlihat kepulan asap di dalam lanud yang terletak di pinggiran kota Hama tersebut.
Dia mengklaim satu pesawat tempur Suriah jenis Mig-23 hancur, dan beberapa gudang amunisi serta bangunan yang ditempati para perwira Iran juga terkena serangan. (rayalyoum)
Tragis, Korban Serangan Terhadap Penduduk Fu’ah dan Kefraya 126 Orang
Sedikitnya 126 orang yang sebagian besar di antaranya penduduk Fu’ah dan Kefraya yang berpihak kepada pemerintah Suriah, termasuk 68 anak kecil, terbunuh akibat ledakan bom bunuh diri yang menyasar beberapa bus yang mengevakuasi mereka dari dua kota tersebut setelah dua tahun dikepung oleh pasukan pemberontak dan teroris.
Serangan mematikan yang terjadi Sabtu lalu (15/4/2017) ini terjadi menyusul proses evakuasi 7000 orang dari empat daerah di Suriah, yaitu Fu’ah dan Kefriya, provinsi Idlib, serta Madaya dan Zabadani dekat Damaskus, sesuai kesepakatan pemerintah Suriah dan kubu oposisi dengan prakarsa Iran sebagai pendukung pemerintah Damaskus dan Qatar sebagai pendukung oposisi.
Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR), Minggu (16/4/2017), menyatakan jumlah korban tewas 126 orang, 109 di antaranya penduduk Fu’ah dan Kefriya akibat serangan yang dilakukan dengan menggunakan truk berbahan peledak.
Serangan ini ditujukan terhadap 75 bus pengangkut penduduk yang sedang berhenti di kawasan al-Rashidin yang berada di bawah kekuasaan kubu operasi di barat kota Aleppo. Iring-iringan bus berhenti untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Aleppo.
SOHR sebelumnya melaporkan jumlah korban tewas 112 orang. Direktur Eksekutif SOHR Rami Abdulrahman mengatakan bahwa di antara para korban itu terdapat 68 anak kecil, beberapa petugas evakuasi, dan anggota kubu oposisi.
Menurutnya, jumlah korban berpotensi meningkat lagi karena ada “ratusan korban luka.” (rayalyoum)