Rangkuman Berita Utama Timteng, Selasa 18 April 2017

sekjen OKI Yusuf bin Ahmed al-OthaimeenJakarta, ICMES: Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menekankan pentingnya mengangkat persoalan tahanan Palestina di forum-forum internasional.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merayakan kemenangannya dalam referendum mengenai perluasan kewenangannya, sementara kubu oposisi menggugat  hasil perhitungan suara.

Wakil Presiden Irak Ayad Allawi menyatakan ISIS mulai mengadakan pembicaraan dengan al-Qaeda mengenai kemungkinan dijalinnya aliansi antara keduanya.

Rusia menyatakan perilaku negara-negara Barat selama ini tidak konstruktif dalam isu terorisme, dan karena itu Barat bertanggungjawab atas serangan teror mematikan yang terjadi di kawasan al-Rashidin, provinsi Aleppo, Suriah.

Berita selengkapnya;

Ribuan Tahanan Palestina Lancarkan Aksi Mogok, OKI Angkat Bicara

Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Yusuf bin Ahmed al-Othaimeen, Senin (17/4/2017), menekankan pentingnya mengangkat persoalan tahanan Palestina di forum-forum internasional.

Dia menegaskan dukungan OKI kepada tuntutan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, upaya pembebasan mereka, dan penyampaian pesan mereka kepada khalayak dunia.

Dia menyerukan kepada khalayak dunia agar segera bertindak menekan Rezim Zionis Israel agar mengindahkan hukum internasional dan perjanjian Jenewa.

Kepala Komisi Urusan Tahanan Palestina Issa Qaraqe menyatakan sekira 1300 tahanan Palestina telah memulai aksi mogok makan sejak Senin pagi, dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah dalam beberapa hari mendatang.

Ribuan warga Palestina di Tepi Barat di hari yang sama menggelar unjuk rasa untuk menandai solidaritas mereka kepada para tahanan yang melakukan aksi mogok.

Pasukan Zionis Israel berusaha membubarkan unjuk rasa tersebut dengan menggunakan bom-bom kejut dan menembakkan gas air mata hingga menyebabkan beberapa pengunjuk rasa menderita sesak napas dan mata perih. Selain itu, dua pengunjuk rasa juga menderita luka diterjang peluru logam berlapis karet.

Menurut komisi tersebut, jumlah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel 6500 orang, 19 di antaranya dipenjara sejak 1993. Beberapa orang, termasuk Karim Yunus dan Maher Yunus bahkan dijebloskan ke dalam penjara Israel sejak tahun 1983 sehingga menjadi tahanan yang paling lama mendekam.  (alyoum7/irna)

Kubu Oposisi Gugat Hasil Referendum Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merayakan kemenangannya dalam referendum mengenai perluasan kewenangannya, sementara kubu oposisi menggugat  hasil perhitungan suara dan meminta pengawas internasional membuat laporan tentang ini.

Partai Rakyat Republik (CHP) mengatakan akan menggugat hasil referendum yang membuat Erdogan dapat memperluas kekuasaannya.

Partai oposisi utama Turki ini mempertanyakan keabsahan referendum yang selisih hasilnya sangat tipis. Mereka memastikan telah terjadi banyak penyimpangan dalam proses referendum.

Upaya Erdogan untuk memperluas kekuasaan eksekutifnya diumumkan berhasil dengan perolehan lebih dari 51% suara.

CHP menolak hasil kemenangan kubu ‘Ya’ dan menuntut penghitungan ulang dari 60% suara,

Tiga kota terbesar Turki, yaitu Istanbul, Ankara dan Izmir memberikan suara ‘Tidak’ bagi amandemen konstitusi. Pendukung oposisi menggelar unjuk rasa dengan turun ke jalan di Istanbul dengan menabuh panci dan wajan.

Para pendukung Erdogan merayakan kemenangan itu sebagai ‘keputusan bersejarah’ yang bisa membuatnya terus berkuasa hingga tahun 2029.

Dengan 99,97% suara yang sudah dihitung, kampanye ‘Ya’ telah mendapatkan 51,41% suara, sementara ‘Tidak’ memperoleh 48,59%. Tingkat partisipasi dikatakan setinggi 85%.

Konstitusi baru hasil referendum mengatur beberapa hal antara lain sebagai berikut:

  • Rancangan konstitusi menetapkan pemilihan parlemen dan presiden mendatang akan digelar pada 3 November 2019.
  • Presiden memiliki masa jabatan lima tahun dengan maksimal dua periode.
  • Presiden akan bisa menunjuk langsung para pejabat tinggi, termasuk para menteri kabinet.
  • Presiden juga akan bisa menunjuk satu atau beberapa wakil presiden.
  • Jabatan perdana menteri, yang saat ini dipegang Binali Yildirim, akan dihapus.
  • Presiden memiliki wewenang untuk campur tangan dalam peradilan, yang menurut Presiden Erdogan dipengaruhi oleh Fethullah Gulen, ulama yang tinggal di Amerika Serikat yang dituduh berada di belakang kudeta yang gagal Juli 2016 lalu.
  • Presiden akan dapat menetapkan keadaan darurat atau tidak.

Di bagian lain, pemerintah Turki mengecam keras kritikan para pengawas internasional yang telah mengawasai jalannya referendum.

Para pengawas dari Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa dan Majelis Parlemen Dewan Eropa menyatakan referendum itu memenuhi standar internasional. Menanggapi penilaian ini Kemlu Turki menyebutnya “tak bisa diterima.” (mm/bbc/rayalyoum)

Dekati Ajalnya, ISIS Ingin Jalin Aliansi Dengan al-Qaeda

Wakil Presiden Irak Ayad Allawi menyatakan ISIS mulai mengadakan pembicaraan dengan al-Qaeda mengenai kemungkinan dijalinnya aliansi antara keduanya, sementara pasukan terus menekan ISIS dalam operasi pembebasan Mosul barat.

Alawi mengaku mendapatkan informasi mengenai hal tersebut dari berbagai sumber Irak dan sumber regional lain yang memantau situasi di Irak.

“Perdebatan antara kedua organisasi ini dimulai dan berlangsung dialog antara perwakilan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dan perwakilan pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri,” katanya dalam sebuah wawancara, Senin (17/4/2017).

ISIS menguasai banyak kawasan Irak pada tahun 2014, dan saat itu al-Baghdadi mendeklarasikan negara “kekhlaifahan” di semua wilayah yang dikuasainya di Irak dan Suriah. Pendeklarasian ini menjadi salah satu perselisihan utama antara ISIS dan a-Qaeda.

ISIS semula merupakan anggota al-Qaeda, namun memisahkan diri dari al-Qaeda setelah ISIS memilih cara-cara yang sangat kejam dan brutal untuk memaksakan kehendaknya.

Sementara itu, Hasbullah al-Qafqazi, salah satu orang dekat al-Baghdadi yang berasal dari kawasan Kaukasus tewas ditembak kawanan tak dikenal di kawasan Tal Afar di barat Mosul, Irak utara.

Aksi penembakan ini segera disusul ISIS dengan upaya masif ISIS untuk mengejar para pelaku penembakan. (reuters/segodnya)

Rusia Nyatakan Barat Bertanggungjawab Atas Serangan Teror Bus Warga Sipil Suriah

Rusia menyatakan perilaku negara-negara Barat selama ini tidak konstruktif dalam isu terorisme, dan karena itu Barat bertanggungjawab atas serangan teror mematikan yang terjadi di kawasan al-Rashidin, provinsi Aleppo, Suriah, Sabtu lalu (15/4/2017).

Seperti pernah diberitakan, sedikitnya 126 orang yang sebagian besar di antaranya penduduk Fu’ah dan Kefraya yang berpihak kepada pemerintah Suriah terbunuh akibat ledakan bom bunuh diri yang menyasar beberapa bus yang mengevakuasi mereka dari dua kota tersebut menuju Aleppo setelah dua tahun dikepung oleh pasukan pemberontak dan teroris.

Dalam sebuah statemen yang dirilis Senin (17/4/2017) Kemlu Rusia mengutuk serangan ini dan menyerukan kepada masyarakat dunia supaya turut mengutuknya.

“Tak syak lagi peristiwa buruk ini terjadi akibat perilaku tidak konstruktif negara-negara Barat dalam masalah penumpasan terorisme trans-nasional di Suriah… Agresi rudal AS belum lama ini terhadap negara merdeka Suriah merupakan salah satu manifestasi standar ganda, dan dalam kondisi demikian para teroris menemukan spirit dan merasa tidak akan mendapatkan hukuman,” ungkap Kemlu Rusia.

Statemen ini menambahkan, “Pada gilirannya, Moskow melanjutkan perang melawan fenomena terorisme di Suriah…. Rusia akan membantu semua pihak yang bersedia menutup mata dari ambisi politik masing-masing demi menemukan solusi melalui perundingan dan perlawanan terhadap para teroris ISIS, Jabhat al-Nusra, dan semua kelompok teroris yang aktif.”

Dilaporkan bahwa ledakan besar tersebut berasal dari sebuah truk yang membawa hampir satu ton bahan peledak. Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan brutal ini, namun diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata yang sudah terorganisir rapi, bukan oleh perorangan. (irna)