Jakarta, ICMES: Irak meminta Liga Arab segera memulihkan status Suriah sebagai anggota organisasi negara-negara Arab ini.
Serangan udara pasukan koalisi telah menjatuhkan puluhan korban tewas dan luka dari kalangan perempuan kelompok teroris ISIS di Raqqah, Suriah.
Militer Irak mengaku pihaknya sudah mengenal dan menjajal senjata-senjata mutakhir buatan Iran dalam perang melawan teroris.
Liga Arab mengingatkan bahwa pemindahan Kedubes Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis berbahaya bagi perdamaian di Timteng.
Berita selengkapnya;
Irak Minta Suriah Dikembalikan ke Liga Arab
Menlu Irak Ibrahim Jaafari meminta Liga Arab segera mengupayakan kembalinya Suriah ke kursinya yang kosong di organisai negara-negara Arab ini, sementara Sekjen Liga Arab Aboul Gheit menyayangkan absennya Arab dalam penyelesaian krisis Suriah.
“Setiap bangsa Arab, termasuk Suriah dengan semua sejarah dan kepahlawanannya, harus memiliki perwakilan di Liga Arab, terlepas dari perselisihan yang ada. Kita tak dapat mengaku sebagai umat Arab jika masih ada bangsa Arab yang tidak terwakili,” katanya dalam sidang para menlu Liga Arab di Kairo, Mesir, Selasa (7/3/2017).
Dia menambahkan, “Kita harus meninggalkan krisis ini, ranah yang menjadi tempat bagi kita harus meluas bagi semua kalangan Arab. Kita harus memperdengarkan suara kita kepada mereka, dan merekapun mendengar suara mereka sendiri.”
Jaafari meminta Liga Arab meninjau ulang pembekuan partisipasi Suriah dalam Liga Arab.”
“Suriah harus menjadi bagian dari saudara-saudara kita,” lanjutnya.
Akibat tekanan Arab Saudi dan sekutunya, Liga Arab telah membekukan keanggotaan Suriah dalam lembaga ini sejak Suriah dilanda krisis pemberontakan dan terorisme.
Sementara itu, Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit pada forum yang sama menyatakan prihatin atas absennya Arab secara nyaris total dalam proses penyelesaian krisis Suriah. Padahal, lanjutnya, dalam kasus Yaman dan Libya masih ada sebentuk komunikasi dengan pihak-pihak Arab untuk penyelesaian krisis.
Dia juga menegaskan bahwa konflik Palestina-Israel tetap menjadi pusat kepedulian bangsa-bangsa Arab, dan bahwa pemerintah Israel terpasung pada para ekstrimis kanan negara Zionis ini. (alsumarianews/alalam)
Puluhan Perempuan ISIS Tewas Terkena Serangan Udara
Serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) terhadap sebuah kawasan di kota Raqqah, Suriah, telah menjatuhkan puluhan korban tewas dan luka dari kalangan perempuan kelompok teroris takfiri ISIS.
Sumber lokal kota Raqqah, Selasa (7/3/2017), mengatakan kepada DPA, “Jet-jet tempur koalisi kemarin malam melancarkan beberapa kali serangan yang antara lain menarget sebuah villa -di belakang rumah sakit al-Ahli di gerbang selatan kota Raqqah- yang digunakan oleh kaum perempuan ISIS sebagai tempat penginapan tamu, dan sebagian besar perempuan itu adalah anggota al-Hisbah (polisi agama ISIS).”
Sumber itu menambahkan bahwa sedikitnya 25 perempuan ISIS tewas dan 15 lainnya menderita luka-luka akibat serangan ini. Selain itu, beberapa pengemudi mobil ambulan dan anggota tim penyelamat ISIS juga tewas terkena serangan udara ketika mereka bergerak menuju villa yang hancur tersebut.
Sementara itu, tentara Suriah dan sekutunya Selasa sore berhasil menguasai distrik Khasfa dan bandara al-Jarah di bagian timur provinsi Aleppo.
“Tentara Suriah sore hari ini berhasil menguasai kota Khasfa dan stasiun penyaluran air di Sungai Furat yang menyuplai kota Aleppo, dan juga menguasai bandara al-Jarah,” ungkap sumber militer Suriah.
Dia menjelaskan bahwa kota ini secara militer telah jatuh ke tangan tentara Suriah setelah mereka menguasai beberapa distrik melalui kontak senjata dengan pasukan teroris ISIS. (raialyoum)
Irak Puas Gunakan Senjata Buatan Iran Dalam Perang Melawan Teroris
Kepala staf angkatan bersenjata Irak Letjen Othman al-Ghanimi menyatakan pihaknya sudah mengenal senjata-senjata mutakhir buatan Iran karena pasukan Irak menggunakan sebagian diantaranya dalam penumpasan kelompok teroris ISIS.
“Senjata-senjata buatan Iran bagi kami sudah tak asing lagi. Kami mengenal dan menggunakan senjata-senjata yang sangat canggih ini dalam perang secara jantan melawan ISIS,” katanya saat meninjau stand Iran dalam pameran senjata di Baghdad, ibu kota Irak.
Dia mengatakan bahwa karena sudah mengenal persenjataan Iran itu maka Irak akan berusaha meneken kontrak pembelian senjata dari Iran sesegera mungkin untuk digunakan pula dalam operasi penumpasan ISIS.
Mengenai pameran senjata itu dia mengatakan bahwa tujuannya ialah bertukar pengalaman, memenuhi kebutuhan pasukan Irak dalam penumpasan teroris serta menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Irak sekarang sudah memiliki kemampuan menjaga keamanan dan perbatasan, dan riwayat ISIS sekarang sudah hampir tamat berkat kemampuan ini.
Dia mengaku bahwa senjata buatan Iran yang paling menarik baginya dalam pameran ini ialah sistem drone dan rudal, karena sangat pintar, terkendali dan terprogram dengan baik, serba otomatis, dan efektif dalam operasi penumpasan teroris.
Pameran industri pertahanan dan militer ke-6 digelar di Irak sejak Minggu hingga Selasa (5-6/3/2017) dengan melibatkan 80 perusahaan dari 21 negara dunia, termasuk Iran.
Sementara itu, dinas intelijen militer Irak dalam statemennya melaporkan bahwa Ahmad Obeid al-Mimari alias Abu Omar, salah satu komandan ISIS, tewas dalam pertempuran di kawasan Dawasah, Mosul barat.
Sebelumnya, komando operasi pembebasan Mosul mengumumkan bahwa kawasan al-Dandan dan al-Dawasah di wilayah itu berhasil dibebaskan oleh pasukan Irak.
Senin malam lalu, jet-jet tempur Irak yang mendukung gerak maju pasukan kepolisian ferederal Irak telah menggempur ISIS hingga menyebabkan 64 anggota kelompok teroris takfiri ini tewas dan beberapa perlengkapan tempur mereka hancur. (irna/alsumarianews)
Liga Arab: Pemindahan Kedubes AS Ke al-Quds Mengancam Perdamaian
Para menlu Arab di akhir sidang Liga Arab di Kairo, Mesir, Selasa (7/3/2017) menegaskan bahwa pemindahan Kedubes Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke al-Quds (Baitul Maqdis/Yerussalem) dan pengakuannya atas kota ini sebagai ibu kota Israel merupakan tindakan yang mengancam perdamaian di Timteng.
Liga Arab dalam resolusinya menyerukan kepada negara-negara dunia supaya konsisten kepada resolusi-resolusi internasional yang tidak membenarkan pemindahan misi diplomatik ke Baitul Maqdis.
“Seluruh negara harus konsisten kepada resolusi, 476 dan 478 tahun 1980 dan kepada prinsip-prinsip hukum internasional,” bunyi resolusi Liga Arab, sebagaimana dikutip IRNA dari Sky News.
Organisasi yang beranggotakan 22 negara Arab ini mengecam keras keputusan parlemen Israel, Knesset, menjadikan al-Quds sebagai bagian dari wilayah Israel serta berupaya memindahkan kedubes negara-negara sahabat Israel ke al-Quds agar kota suci ini dapat diakui sebagai ibu kota Israel.
Liga Arab mengingatkan bahwa pengadaan pusat-pusat diplomatik di al-Quds atau pemindahan kedubes ke sana merupakan pelanggaran secara terbuka terhadap hak bangsa Palestina sekaligus hak seluruh umat Islam dan Kristen.
Liga Arab menambahkan, “Ini merupakan pelanggaran terbuka terhadap undang-undang internasional, perjanjian Jenewa, dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB, serta berbahaya dan menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di kawasan.”
Menurut liga Arab, pemindahan kedubes ke Al-Quds akan melenyapkan Solusi Dua Negara (pembentukan negara Palestina di sisi Israel) serta memicu radikalisme dan kekerasan.
Presiden AS Donald Trump pada kampanye pilpres AS menyatakan akan memindah kedubes AS untuk Israel dari Tel Aviv ke al-Quds jika dirinya terpilih sebagai presiden, dan akan mengakui al-Quds sebagai ibu kota Israel.
Kemudian, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu 15 Februari 2017 Trump dilaporkan telah memberikan isyarat bahwa Washington tidak akan berkomitmen pada Solusi Dua Negara.
Solusi Dua Negara mengemuka setelah Arab kalah dalam perang melawan Israel pada tahun 1967. Solusi ini kemudian dikukuhkan dalam Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB pada 1967. (irna)