Rangkuman Berita Utama Timteng, Rabu 29 Maret 2017

pasukan arab suriahJakarta, ICMES: pasukan pemerintah Suriah yang didukung pasukan udara Rusia berhasil menghabisi 2,100 kawanan bersenjata di provinsi Hama, Suriah.

Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang merupakan pasukan aliansi Arab-Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) mengusai separuh Bendungan Furat (Eufrat).

Tentara Yaman dan pasukan Komite Rakyat telah menghantam pangkalan udara Arab Saudi dengan tiga rudal balistik.

Pasukan koalisi pimpinan AS akui kemungkinan ikut bertanggungjawab atas jatuhnya banyak korban tewas warga sipil di Mosul barat.

Berita selengkapnya;

Rusia: 10,000 Kawanan Bersenjata Serang Hama, 2,100 Diantaranya Tewas

Kepada Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Sergey Rudskoi menyatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah yang didukung pasukan udara Rusia berhasil menghabisi 2,100 kawanan bersenjata di provinsi Hama, Suriah.

Dalam jumpa pers di Moskow, Selasa (28/3/2017), tanpa menyebutkan rentang waktu kejadian, dia menjelaskan  bahwa  10,000 kawanan bersenjata telah bersama-sama menyerang provinsi Hama, namun mendapat perlawanan hebat dari tentara Suriah. Tentara Suriah bahkan memulai serangan balik dan berhasil mengepung banyak anggota kelompok teroris ISIS di kota Dayr Hafir.

Mengenai situasi di provinsi Damaskus dia mengatakan bahwa operasi militer tentara Suriah di sana bertujuan membuyarkan dan menumpas kawanan teroris.

Dia juga mengatakan bahwa sebanyak 1,900 orang, 644 di antaranya kawanan bersenjata, telah keluar dari Homs, Selasa, sesuai kesepakatan damai, dan di saat yang sama tentara Suriah terus mengembangkan kawasan aman dekat kota kuno Palmyra (Tadmur).

Rudskoi kemudian mengecam serangan udara pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat di provinsi Raqqa  karena, menurutnya, telah menghancurkan empat jembatan sehingga melumpuhkan aktivitas lalu lalang antara bagian utara dan selatan provinsi Raqqa yang dihuni  oleh sekira 200,000 jiwa. (alalam)

SDF Kuasai Separuh Area Bendungan Furat

Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang merupakan pasukan aliansi Arab-Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) mengusai separuh Bendungan Furat (Eufrat) atau yang juga dikenal dengan nama Bendungan Tabqa di provinsi Raqqa, timur laut Suriah, Selasa (28/3/2017).

“Pasukan kami menguasai separuh  area Bendungan Furat yang panjangnya mencapai sekira 4 kilometer, dan bendungan ini mengalami kerusakan permukaan,” ungkap komandan SDF Rojda Felat dalam keterangan persnya.

Dia menambahkan, “Bendungan ini tergolong tempat yang sensitif sehingga pasukan ini sangat berhati-hati, tapi terus bergerak maju dan mencapai separuh jarak bendungan. Boleh dikata separuh bendungan telah dikuasai pasukan kami, tapi kami bergerak dengan penuh hati-hati demi menjaga keutuhan bendungan.”

Sementara itu, kepala pengoperasian Bendungan Furat, Ir. Ahmad al-Husain, dan wakilnya, Hasan al-Khalaf, tewas terkena serangan udara saat akan masuk ke lokasi bendungan untuk menjalankan tugas maintenance bersamaan dengan diumumkannya gencatan senjata oleh SDF.

Selasa kemarin pertempuran berkibar dekat kota Tabqa dan pangkalan udara militernya di bagian barat provinsi Raqqa menyusul terjadinya serangan balik ISIS ke lokasi-lokasi pergerakan maju SDF.

Kota Tabqa yang berada di sisi selatan Sungai Furat dan berjarak sekira 50 kilometer dari kota Raqqa merupakan salah satu sarang ISIS dan markas para komandan terkemukanya.

SDF berusaha mengusir ISIS dari Bendungan Furat yang merupakan waduk terbesar di Suriah.

Bendungan ini berhenti beroperasi sejak Minggu lalu menyusul  kerusakan yang terjadi pada bagian pusat kelistrikannya akibat pertempuran sehingga ketinggian air meningkat.  Kondisi ini dan pertempuran yang berkecamuk sempat dikabarkan dapat membuat bendungan jebol atau menimbulkan luapan yang bisa menimbulkan banjir di semua wilayah Raqqa hingga Deir al-Zor di bagian timur Suriah, namun belakangan ditegaskan bahwa bendungan ini tidak mengalami kerusakan serius. (rayalyoum)

Pasukan Yaman Hantam Pangkalan Udara Dengan Tiga Rudal Balistik

Tentara Yaman dan pasukan Komite Rakyat telah menghantam pangkalan udara Arab Saudi dengan tiga rudal balistik.

Sumber militer Yaman, Selasa (28/3/2017), mengatakan bahwa pasukan komando misil Yaman telah merudal Pangkalan Udara King Khalid dekat kota Khamis Mushait di bagian barat daya Arab Saudi.

Dia menambahkan bahwa tiga rudal berhasil menerjang beberapa target, termasuk markas, hangar dan tempat domisili para pilot di pangkalan tersebut, dan ini merupakan pertama kalinya tentara Yaman melesatkan tiga rudal balistik secara bersamaan.

Disebutkan bahwa serangan rudal ini dilakukan sebagai balasan atas berlanjutnya pembantaian warga sipil dan perusakan fasilitas infrastruktur Yaman oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Selama ini pasukan Yaman telah menyerang berbagai posisi pasukan Saudi dengan rudal-rudal buatan Yaman sendiri, termasuk Qaher 1 yang berjarak tempur 500 kilometer, dan “Burkan 1.”

Sejak 25 Maret 2015 sampai sekarang, Saudi dan sekutunya melancarkan serangan udara terhadap gerakan Ansarullah (Houthi) dengan tujuan memulihkan presiden pelarian Abd Rabuh Mansour Hadi yang bersekutu dengan Saudi.

Lembaga Pusat Hukum dan Pembangunan Yaman Sabtu lalu menyatakan bahwa serangan udara Saudi dan ke sekutunya ke Yaman yang baru memasuki tahun ketiga telah menyebabkan 12,000 terbunuh dan lebih dari 20,000 lainnya luka-luka. (tasnim)

Ratusan Warga Sipil Mosul Tewas, Pasukan Koalisi Akui Terlibat

Petinggi militer Amerika Serikat (AS) Letjen Stephen Townsend mengakui tidak tertutup kemungkinan pasukan koalisi pimpinan AS ikut bertanggungjawab atas jatuhnya banyak korban tewas pada warga sipil di Mosul barat.

“Kami mungkin memiliki peran pada (jatuhnya) para korban itu,” katanya kepada wartawan, Selasa (28/3/2017).

Dia beralasan bahwa korban di kalangan sipil banyak jauh karena ISIS melakukan “praktik menjijikkan” menggunakan warga sipil sebagai tameng.

“Jika orang-orang tak berdosa tewas, itu adalah kecelakaan perang yang tak disengaja,” katanya

Channel TV Rudaw berbahasa Kurdi pada 17 Maret lalu melaporkan bahwa 237 warga sipil terbunuh akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS terhadap kawasan yang ditempati ISIS di Mosul barat.

Selasa kemarin Juru bicara PBB Ravina Shamdasani menyatakan lebih dari 300 warga sipil terbunuh di Mosul barat  akibat serangan udara pasukan koalisi anti ISIS sejak 17 Februari lalu.

Kepala kantor HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein menyerukan kepada pasukan Irak dan pasukan koalisi pimpinan AS untuk melakukan kajian taktik mendesak demi menekan jumlah korban warga sipil seminimal mungkin.

Dia mengatakan bahwa jika data terbaru terkonfirmasi maka total jumlah korban sipil di Mosul bisa jadi mencapai lebih dari 400 orang.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haeder Abadi mengecam upaya menyudutkan pasukan Irak dalam masalah ini.

“Mereka yang melontarkan tuduhan kepada pasukan keamanan Irak itu adalah orang-orang yang membela ISIS,” katanya, tanpa menyebutkan nama.

Dia juga memastikan ISIS menggunakan warga sipil sebagai perisai dan bahkan sengaja membunuh mereka.

Seperti diketahui, pasukan Irak yang didukung serangan udara pasukan koalisi internasional sejak beberapa waktu lalu menjalani pertempuran hebat melawan ISIS untuk membebaskan Mosul barat.

Kawanan teroris ISIS bertahan di kota lama Mosul yang padat penduduk dan sarat bangunan dengan kondisi jalanannya yang kecil sehingga pasukan Irak kesulitan bergerak maju. (dailymail/afp/irna)