Rangkuman Berita Utama Timteng, Rabu 22 Maret 2017

Assad melambaikan tanganJakarta, ICMES: Presiden Suriah menyatakan negaranya berhak menumpas kelompok-kelompok radikal Wahabi.

Ketua fraksi Badar dalam parlemen Irak, Mohammad Naji, mengaku skeptis terhadap janjiPresiden AS Donald Trump dalam perang Irak melawan terorisme.

Gerakan Ansarullah dan Partai Kongres Rakyat Umum di Yaman mendesak aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar menyelidiki senjata NATO yang digunakan oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman.

Militer Zionis Israel mengaku kehilangan satu unit pesawat nirawaknya di kawasan Quneitra, Golan, Suriah selatan.

Media oposisi Suriah menyatakan  beberapa jet tempur Israel telah melancarkan serangan ke sebuah kawasan di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah.

Berita selengkapnya;

Al-Assad: Suriah Berhak Menumpas Semua Kelompok Radikal Wahabi

Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam wawancara dengan harian La Vanguardia terbitan Spanyol mengaku akan mengampanyekan rekonsialisi nasional setelah menang dalam perang melawan terorisme yang, menurutnya, berpangkal pada faham radikal Salafi/Wahabi.

Al-Assad mengatakan bahwa Timteng dewasa ini dapat disimpulkan dalam kalimat “Kamu membunuhku, atau aku membunuhmu.” Dia beralasan bahwa kondisi tragis ini terjadi akibat pengaruh faham Wahabisme yang menolak eksistensi faham-faham lain.

“Wahabisme tidak hanya mencemarkan masyarakat beragama, melainkan juga dapat menyebarluaskan iklim demikian pada banyak bagian masyarakat … Masyarakat ada yang menolaknya dan ada pula yang menerimanya. Dari aspek inlah kami dapat berbicara mengenai perang saudara. Kami sekarang berhak memberantas paradigma ini, menumpas semua kelompok Islamis radikal Wahabis yang memerangi komunitas-komunitas masyarakat lain. Tapi di akhir perang bisa jadi kita akan mendapatkan peta politik yang berbeda,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa budaya kekerasan Wahabisme juga merambah masyarakat Eropa karena para syeikh Wahabi dibiarkan mengembangkan ajaran-ajaran radikalnya, terutama di Perancis sehingga negara ini harus membayar mahal dampak dan akibatnya.

“Banyak pemimpin beringas al-Qaeda, ISIS dan al-Nusra di Suriah berdatangan dari Eropa, bukan dari negara-negara Arab. Memang, para kombatannya banyak yang berasal dari Dunia Arab, tapi sekali lagi saya katakan bahwa para pemimpin mereka umumnya datang dari Eropa,” ungkap al-Assad.

Mengenai kondisi pasca perang, dia mengaku belum memiliki agenda yang jelas karena program yang ada dewasa ini ialah memuluskan dialog intra-Suriah mengenai sistem politik yang mereka kehendaki, apakah presidentil atau parlementer, dan bagaimana bentuk lembaga-lembaga negara yang ada, termasuk angkatan bersenjata.

“Bicara mengenai politik sangatlah penting ketika kita setiap saat terancam terbunuh, prioritas kami pertama ialah menumpas terorisme, setelah itu mengampanyekan rekonsiliasi nasional. Setelah semua ini tercapai baru kita dapat mempelajari persoalan-persoalan lain,” pungkasnya. (irna)

“Kalau AS Konsisten, ISIS Sudah Lama Tamat Riwayatnya di Irak

Ketua fraksi Badar dalam parlemen Irak, Mohammad Naji, Selasa (22/3/2017), mengaku skeptis terhadap janji-janji Presiden AS Donald Trump dalam perang Irak melawan terorisme.

“Seandainya AS konsisten kepada janji-janjinya, riwayat ISIS di Irak sudah lama berakhir,” katanya.

Namun demikian, dia berharap kunjungan Perdana Menteri Irak Haider Abadi ke AS dapat menghasilkan komitmen Washington kepada janjinya.

Dalam pertemuan dengan Abadi, Trump berjanji akan membantu perjuangan Irak untuk segera menamatkan riwayat ISIS dan melakukan rekonstruksi berbagai kota dan daerahnya yang hancur akibat perang.

Haider Abadi dalam pidatonya di United States Institute of Peace, Washington, AS, menyatakan bahwa bantuan dana kepada kelompok teroris ISIS masih mengalir, meskipun jumlahnya sudah berkurang.

Tanpa menyebutkan nama negara sponsor terorisme dia mengatakan, “Sebagian negara regional mendapat keuntungan dari kelompok-kelompok teroris dalam konflik regional.”   (irna)

Yaman Serukan Penyelidikan Rudal NATO Dalam Serangan Saudi Ke Pelayat

Gerakan Ansarullah (Houthi) dan Partai Kongres Rakyat Umum di Yaman mendesak aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar menyelidiki senjata yang digunakan oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman.

Kedua kelompok besar di Yaman ini dalam statemen bersamanya, Selasa (22/3/2017), menegaskan, “Berbagai laporan teknis visual membuktikan dan mengonfirmasi bahwa rudal yang digunakan oleh pasukan koalisi (Arab) dalam pemboman majelis dukacita di rumah al-Kan’i di distrik Arhab pada tanggal 16 Februari 2017 bernomor serial arsenal milik NATO.”

Statemen ini menyerukan kepada negara-negara Eropa dan Amerika Serikat anggota NATO supaya menyelidiki teka-teki penggunaan senjata NATO dalam pemboman warga sipil dan kejahatan perang di Yaman.

Berbagai laporan menyebutkan bahwa pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi pada Februari lalu telah membom para pelayat di sebuah rumah duka hingga menjatuhkan 17 korban tewas dan luka perempuan dan anak kecil. (rt)

Tentara Israel Akui Kehilangan Nirawaknya

Militer Zionis Israel Senin malam lalu (20/3/2017) mengaku kehilangan satu unit pesawat nirawaknya di kawasan Quneitra, Golan, Suriah selatan.

Sebagaimana dilaporkan beberapa media Israel, termasuk dua TV swasta channel 2 dan 10, militer Israel menyatakan bahwa pesawat nirawak “Sky Rider” milik Angkatan Udara yang dioperasikan untuk misi pengintaian telah hilang dalam sebuah misi militer.

Tanpa ada keterangan lebih lanjut, dilaporkan bahwa militer Israel sedang menyelidiki sebab hilangnya nirawak tersebut.

Sebelumnya, media Israel juga mengutip laporan TV al-Manar milik Hizbullah Lebanon bahwa tentara Suriah telah menembak jatuh pesawat Israel di Quneitra.

Disebutkan pula bahwa dengan hilangnya nirawak ini maka Israel sudah kehilangan empat nirawaknya sejak awal tahun ini.  Tiga nirawak sebelumnya masing-masing hilang di Gaza, Nablus (Tepi Barat), dan perbatasan Lebanon. (raialyoum)

Jet Tempur Israel Dikabarkan Serang Suriah Lagi

Media oposisi Suriah, Rabu (22/3/2017), melaporkan beberapa jet tempur Israel telah melancarkan serangan ke sebuah kawasan di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah.

Disebutkan bahwa jet-jet tempur itu menarget sejumlah posisi dan radar sistem anti serangan udara Suriah di Gunung Qasioun.

Belum ada pernyataan dari sumber-sumber resmi pemerintah Suriah mengenai laporan ini, sementara media Israel juga masih bungkam.

Jumat pekan lalu empat jet tempur Israel melancarkan serangan ke kota Palmyra, Suriah, dan segera direaksi keras oleh pasukan anti serangan udara Suriah.

Menurut militer Suriah, satu di antara empat jet tempur Israel itu terkena tembakan rudal anti serangan udara Suriah lalu terjatuh di kawasan Suriah yang diduduki Israel, namun Israel membantah pesawatnya tertembak jatuh.

Penembakan rudal Suriah itu juga telah menyebabkan berbunyinya sirine Israel dan aktifnya sistem pertahanan udara Arrow milik negara ilegal Zionis ini. (farsnews/raialyoum)