Rangkuman Berita Utama Timteng, Rabu 2 November 2016

peta-mosulJakarta, ICMES:  Pasukan operasi gabungan Irak, Selasa (1/11/2016) secara resmi mengumumkan pihaknya sudah memasuki kawasan pertama permukiman Mosul dan berhasil membebaskan stasiun TV kota ini dari pendudukan ISIS.

Reporter TV al-Alam melaporkan kan sebanyak 170 teroris tewas, 20 di antaranya berstatus komandan, di Aleppo, Suriah.

Turki mengerahkan banyak tank dan kendaraan lapis bajanya serta satu batalion pasukan ke wilayah perbatasannya dengan Irak.

Empat tentara Arab Saudi tewas dan satu pesawat nirawaknya rontok diserang pasukan Yaman.

Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennet, meminta lagi penuntasan penguasaan Tepi Barat sebagai sebuah “respon Zionis” dalam mengatasi resolusi anti-Israel yang akan dirancang Dewan Keamanan PBB.

Berikut ini rangkuman berita selengkapnya;

Masuk ke Mosul, Pasukan Irak Bebaskan Stasiun TV

Pasukan operasi gabungan Irak, Selasa (1/11/2016) secara resmi mengumumkan pihaknya sudah memasuki kawasan pertama permukiman Mosul, 400 km utara Baghdad, di bagian tenggara kota yang diduduki kelompok teroris takfiri ISIS sejak dua tahun lalu ini.

Pasukan Irak menjelaskan keberhasilannya “membersihkan kawasan Tawilah dan Shahrzad serta masuk ke kawasan baru al-Mufti.”

Komandan operasi bersandi “Qadimun ya Nainawa” (Kami Datang, Wahai Nainawa), Letjen Abdul Amir Rashid Yarallah mengatakan bahwa pasukan kontra-terorisme Irak menguasai kawasan Gogjali dan stasiun TV Mosul setelah menimpakan banyak kerugian jiwa dan materi pada gerombolan teroris ISIS.

“Pergerakan maju masih berlanjut,” katanya kepada War Media Cell.

Dilaporkan bahwa pertempuran sengit masih berlanjut yang sebagian di antaranya terjadi dari rumah ke rumah antara pasukan Irak dan kawanan ISIS yang masih tersisa di Mosul.

Saat memasuki  kawasan Gogjali, pasukan Irak juga dikabarkan telah membebaskan tiga perempuan sekte Yazidi dan dua anak kecil yang sudah sekian lama diperbudak oleh kawanan ISIS. Para wanita malang itu lantas dikirim ke kawasan Kurdistan Irak untuk mencari keluarganya.

War Media Cell melaporkan sebanyak 67 teroris yang berasal dari berbagai negara tewas terkena gempuran jet tempur F-16 milik Irak terhadap tempat perkumpulan kawanan ISIS di Hotel Oberoi Nineveh. Dalam peristiwa itu jet tempur Irak juga telah menghancurkan secara total pos pertahanan udara ISIS.

Hasan Tahsin, seorang komandan Pasukan Kontra-Terorisme Irak mengaku mendapat laporan bahwa ISIS telah memasang bom pada jembatan terbesar Mosul di Sungai Tigris untuk diledakkan apabila mereka kalah dalam perang kota.

170 Teroris Tewas di Aleppo

Hossein Murtadha, reporter TV al-Alam yang berbasis di Iran dalam laporan langsungnya dari lokasi perang di kota Aleppo, Suriah utara, Selasa (1/11/2016), menyebutkan sebanyak 170 teroris tewas, 20 di antaranya berstatus komandan.

Dia membantah klaim kelompok-kelompok bersenjata bahwa mereka berhasil menguasai akademi militer yang terletak Jl. 3000, Aleppo.

Dia menjelaskan, “Serangan besar bersandi “Perang Besar Aleppo” sekarang sudah tak ada artinya. Kelompok-kelompok bersenjata mengaku telah menguasai kawasan ini (al-Assad). Tapi nyatanya, inilah Akademi Militer al-Assad yang diklaim oleh kawanan bersenjata bahwa mereka telah memasukinya dan terjadi pertempuran di dalamnya. “

Hossein Murtadha juga mengatakan, “Sesuai pengakuan kawanan bersenjata sendiri, sebanyak 20 komandan Jaish al-Fateh terbunuh… Dan mereka di luar 150 petempur yang terbunuh…. Hanya saja mereka kemarin (Senin) mengklaim bahwa para anggota mereka itu tewas akibat kecelakaan lalu lintas, demi meringankan ketidak nyamanan kawanan bersenjata.”

Menurutnya, kawanan bersenjata banyak mengandalkan pasukan bom bunuh diri bangsa Uighur asal Turkestan Cina.

Turki Kerahkan Pasukan di Perbatasan Irak

Pemerintah Turki menyatakan bahwa militer negara ini telah mengerahkan banyak tank dan kendaraan lapis bajanya serta satu batalion pasukan ke wilayah perbatasannya dengan Irak.

NTV Selasa (1/11/2016) melaporkan bahwa pasukan dan kendaraan tempur itu dikerahkan di kota Silopi, provinsi Sirnak, di tenggara Turki yang berbatasan dengan Irak.

Para pejabat Turki menyebutkan adanya konvoi yang terdiri atas 30 kendaraan pengangkut tank dan peralatan artileri.

Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengatakan bahwa pengerahan pasukan ini dilakukan menyusul adanya “perkembangan krusial” di kawasan sekitar sehingga Turki perlu bersiaga mengantisipasi segala kemungkinan.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku ingin meningkatkan keberadaan pasukan militernya di wilayah perbatasan “sebagai persiapan untuk bereaksi apabila milisi Syiah (relawan al-Hashd al-Shaabi) melakukan aksi-aksi teror di kota Tal Afar, Irak, yang mayoritas penduduknya bersuku Turkmen.”

Ankara bersikeras untuk berpartisipasi dalam operasi pembebasan Mosul, tapi ditolak oleh Baghdad.

Empat Tentara Saudi Tewas Diserang Pasukan Yaman

Sebuah sumber di Yaman memastikan sejumlah tentara Arab Saudi tewas dalam kelanjutan operasi serangan tentara Yaman bersama komite-komite rakyat negara ini di kawasan Asir di selatan Saudi, Selasa (1/11/2016).

Dijelaskan bahwa pasukan Yaman itu telah menghancurkan peralatan lapis baja tentara Saudi di pos militer al-Majazah, Asir, dalam sebuah serangan yang juga menewaskan tiga tentara Saudi.

Di kawasan yang sama, pasukan Yaman menyerang pos militer Riqabah al-Sailah dan menghancurkan menara pengawas yang ada di sana.

Satu tentara Saudi lain juga tewas ditembak oleh sniper pasukan Yaman terhadap sebuah pos Faridhah di kawasan Jizan, di barat daya Saudi, yang berbatasan dengan Yaman.

Sumber lain menyebutkan bahwa pasukan Yaman juga telah merontokkan pesawat nirawak arab Saudi.

“Ini bukan pertama kalinya tentara Yaman dan komite rakyat berhasil menjatuhkan pesawat udara Saudi. Pada Oktober lalu pesawat udara pengintai Saudi yang sedang berpatroli juga telah dirontokkan di pangkalan Ghawiyah, Jizan,” ungkap sumber itu.

Cegah Resolusi UNSC, Menteri Israel Minta Berlakukan ‘Respon Zionis’

Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennet, sekali lagi meminta penuntasan penguasaan Tepi Barat sebagai sebuah “respon Zionis” dalam mengatasi resolusi anti-Israel yang akan dirancang Dewan Keamanan PBB.

“Akan ada diskusi dalam beberapa bulan ke depan di mana Dewan Keamanan PBB akan memaksakan sebuah resolusi kepada Israel. Jika itu terjadi, kita harus memberlakukan ‘respon Zionis’—yaitu penguasaan Judea dan Samaria,” kata Bennett.

Meskipun begitu, Amerika, anggota permanen Dewan Keamanan PBB dan sekutu dekat Israel, kelihatannya tidak akan memveto resolusi tersebut.

Lebih dari setengah juta orang Israel tinggal di lebih dari  230 pemukiman yang dibuat sejak tahun 1967 di Tepi Barat dan Yerusalem. PBB dan banyak negara telah menyatakan pemukiman tersebut ilegal.

(raialyoum/irna/alsumarianews/alalam/almasirah/presstv)