Jakarta, ICMES: Pemimpin besar kelompok teroris ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dilaporkan tertangkap ketika dalam perjalanan kabur dari Irak dan masuk ke wilayah Suriah.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan 12 tentara Saudi, 4 di antaranya perwira, tewas akibat jatuhnya helikopter Black Hawk yang membawa mereka di Yaman.
Sedikitnya 20 orang meninggal dunia, enam di antaranya anak kecil, terkena serangan pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) di beberapa kawasan yang dikuasai kelompok teroris ISIS di Suriah
PBB mengaku memantau perkembangan kondisi 1,300 tahanan Palestina yang mengadakan aksi mogok makan di penjara Israel.
Berita selengkapnya;
Pemimpin ISIS Abu al-Baghdadi Dikabarkan Tertangkap
Beberapa media Rusia, termasuk harian resmi Rossiyskaya Gazeta, Sputnik, dan TV Live News, Selasa (18/4/2017), mengabarkan pemimpin besar kelompok teroris ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tertangkap ketika dalam perjalanan kabur dari Irak dan masuk ke wilayah Suriah, namun belum ada tanggapan resmi mengenai kabar ini.
Kantor media Sekjen Departemen Keamanan dan Informasi Eropa (Dipartimento Europeo Sicurezza Informazioni/DESI), Haitham Abu Said, mengaku memiliki “informasi akurat” bahwa al-Baghdadi tertangkap di Suriah utara.
Dia menyebutkan bahwa al-Baghdadi tertangkap setelah dipantau oleh intelijen Suriah dan Rusia. Al-Baghdadi dipantau setelah terpaksa meninggalkan Mosul akibat terdesak oleh pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi lalu masuk ke wilayah Suriah pada bulan ini.
Abu Said mengaku telah menghubungi Kepala DESI Luciano Consorti dan dewan eksekutif organisasi ini, dan keduanya sama-sama mengungkapkan kegembiraannya atas penangkapan al-Baghdadi.
DESI mengaku menampung informasi yang masih berdatangan untuk dapat dikonfirmasi.
Media Rusia menyebutkan bahwa al-Baghdadi sekarang meringkuk dalam penjara. Caucasus Today mengutip keterangan beberapa sumber bahwa al-Baghdadi diringkus oleh tentara Rusia dan Suriah.
Sejauh ini pemerintah Suriah mapun Rusia belum berkomentar mengenai kabar nasib gembong teroris buronan nomor wahid tersebut. (alahram/irna)
Helikopter Black Hawk Milik Saudi Tertembak Jatuh Di Yaman, 12 Tentara Tewas
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan 12 tentara Saudi, 4 di antaranya perwira, tewas akibat jatuhnya helikopter Black Hawk yang membawa mereka di provinsi Marib di bagian timur Yaman.
“Pada Selasa pagi satu unit helikoper jenis Black Hawk milik angkatan bersenjata Saudi telah jatuh ketika sedang menjalankan misi operasi di provinsi Marib, mengakibatkan empat perwira dan delapan bintara angkatan bersenjata Saudi gugur… Sedangkan dilakukan penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan ini,” ungkap pasukan koalisi tersebut dalam sebuah statamennya, Selasa (18/4/2017).
Sebelumnya, sumber-sumber militer Yaman pendukung presiden tersingkir Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi menyatakan satu helikopter pasukan koalisi Arab di provinsi Marib.
“Helikopter itu jatuh dekat kamp militer Tadawin di utara kota Marib, akibat kerusakan teknis,” ungkap sumber itu kepada DPA milik Jerman.
Sumber militer yang berafiliasi dengan kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) dalam pernyataannya yang dilansir Kementerian Pertahanan Yaman menegaskan, “Helikopter yang membawa tentara itu telah dijatuhkan di lokasi yang berjarak 5 kilometer dari landasan terbangnya, dan terhempas akibat kesalahan membaca sistem pertahanan udara sehingga helikopter itu hancur sebelum mendarat.”
Seperti diketahui, pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara di Yaman sejak 26 Maret 2015 sampai sekarang dengan dalih demi membela pemerintahan Mansour Hadi yang terjatuh akibat revolusi rakyat di Sanaa, ibu kota Yaman. Revolusi ini digerakkan oleh Ansarullah yang bersekutu dengan tentara Yaman loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh, sementara serangan Saudi tersebut telah menjatuhkan sekira 10,000 korban tewas dan melukai puluhan ribu korban luka, terutama dari kalangan sipil. (rayalyoum)
Puluhan Warga Sipil Suriah Tewas Terkena Serangan Pasukan Koalisi Internasional
Sedikitnya 20 orang meninggal dunia, enam di antaranya anak kecil, terkena serangan pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) di beberapa kawasan yang dikuasai kelompok teroris ISIS di Suriah timur pada Senin (17/4/2017). Demikian dilaporkan lembaga Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR), Selasa (18/4/2017). Bersamaan dengan ini Human Right Wacth (HRW) menyatakan dalam peristiwa lain AS telah menyerang masjid meskipun di dalamnya tidak ada teroris hingga menyebabkan puluhan orang tewas.
Lembaga yang berbasis di London, Inggris, ini merinci korban tewas 13 warga sipil, termasuk lima anak kecil, pada Senin malam akibat serangan pasukan koalisi di kota Abu Kamal, provinsi Deir el-Zor, Suriah timur. Serangan ini juga menewaskan tiga anggota ISIS berkewarganegaraan Irak.
SOHR menambahkan bahwa di hari yang sama pasukan koalisi juga membom beberapa kawasan lain, termasuk desa al-Husayniya di bagian barat provinsi Deir el-Zor, mengakibat tujuh warga sipil tewas, satu di antaranya anak kecil.
ISIS menguasai provinsi tersebut, kecuali ibu kota dan pangkalan udara militernya yang juga menggunakan nama yang sama, sejak 2014.
Pasukan koalisi sering kali membantah telah menyerang warga sipil, namun bulan lalu mereka mengakui bahwa sebanyak 220 warga sipil terbunuh sejak pasukan ini memulai serangan udara di Irak dan Suriah. Para pengamat memastikan jumlah korban sipil akibat serangan pasukan koalisi lebih besar daripada angka tersebut.
Sementara itu, Human Right Watch (HRW), Selasa, menyatakan pasukan koalisi internasional tidak mengambil “langkah hati-hati yang memadai” untuk menghindari jatuhnya korban sipil hingga sebanyak 20 warga sipil terbunuh akibat serangan mereka pada 16 Maret lalu terhadap Masjid Umar bin Khattab di desa al-Jinah, provinsi Idlib, Suriah utara, ketika masjid itu sedang dipenuhi jamaah.
SOHR menyatakan bahwa dalam serangan ke desa al-Jinah itu korban sipil yang tewas bahkan mencapai 49 orang, dan lebih dari 100 lainnya luka-luka.
HRW dalam laporannya yang bersandar pada hasil wawancara telefon dengan 14 orang saksi mata menyatakan AS menyerang mesjid padahal tak ada indikasi apapun yang menunjukkan keberadaan para teroris di dalam masjid yang saat itu dipenuhi jamaah dalam sebuah acara pengajian menjelang shalat tersebut. (rayalyoum/alalam)
PBB Pantau Aksi Mogok Makan Ribuan Tahanan Palestina
Juru bicara PBB Stephane Dujarric, Selasa (18/4/2017), menyatakan pihaknya memantau secara cermat perkembangan kondisi 1,300 tahanan Palestina yang mengadakan aksi mogok makan di penjara-penjara Israel.
“Kami jelas menyadari situasi dan mengikuti perkembangan dari dekat,” ungkapnya.
Dujarric menyatakan demikian sementara organisasi terbesar di dunia ini tidak melakukan tindakan berarti untuk menekan Rezim Zionis Israel terkait dengan kekejamannya terhadap para tahanan Palestina.
Menyinggung aksi unjuk warga Palestina rasa di Tepi Barat untuk menyatakan solidaritas mereka kepada tahanan Palestina, Dujarric menyerukan kepada segenap pihak terkait agar “menahan diri secara maksimal.”
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan bersumpah bahwa otoritas Israel tidak akan bernegosiasi dengan para tahanan Palestina. Dia juga mengatakan tokoh tahanan Palestina Marwan Barghouti telah dipindah ke sel isolasi di penjara lain.
Dujarric mengatakan, “Sebagai persoalan prinsipal, di manapun berada, kami selalu menyerukan tahanan harus diperlakukan dengan cara yang manusiawi.”
Ribuan tahanan Palestina tersebut mengadakan aksi mogok makan tanpa batas waktu sejak Senin pagi (17/4/2017). Mereka menuntut Israel agar mengindahkan kondisi kesehatan mereka, memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan membiarkan keluarga membesuk mereka.
Otoritas Israel telah memindah enam tokoh penyelenggara aksi dari penjara Hadarim ke penjara Jalame dan meletakkan mereka di sel isolasi.
Aksi mogok ini mengundang perhatian dunia dan memancing kecaman khalayak internasional terhadap ketidak pedulian Israel terhadap tuntutan para tahanan Palestina.
Dewan Keamanan PBB Kamis mendatang agar membahas upaya damai Palestina-Israel. (irna/un)