Rangkuman Berita Utama Timteng, Kamis 27 Oktober 2016

kepulan-asap-perang-mosulJakarta, ICMES:  Di hari ke-10 operasi pembebasan Mosul, Irak, sebanyak 1,100  ISIS tewas, lebih dari 80 desa bebas, dan pasukan Irak terus mendekati kota ini. Surat kabar Guardian mengungkap keterlibatan sekira 50 orang Israel dalam serangan kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak selama empat tahun terakhir.

Komandan operasi pasukan sekutu Suriah mengingatkan akan menindak tegas pasukan Turki yang mencoba mendekati garis pertahanan sekutu Suriah di utara dan timur Aleppo.

Gerakan Ansarullah Yaman menyatakan tak ada indikasi bahwa agresi Arab Saudi akan segera berakhir, dan penyelesaian krisis Yaman tak dapat dilimpahkan kepada PBB.

Demikian beberapa berita utama Timteng dengan rangkuman sebagai berikut;

Hari ke-10 Perang Mosul, 1,100 Anggota ISIS Tewas

Operasi militer Irak untuk pembebasan Mosul di bagian utara negara ini Rabu kemarin (26/10/2016) memasuki hari ke-10. Dilaporkan bahwa sekira 10,000 orang telah mengungsi di provinsi Nineveh, lebih dari 1,000 anggota kelompok teroris takfiri ISIS tewas, lebih dari 80 desa telah bebas, dan pasukan Irak terus mendekati Mosul.

Kementerian Pengungsian Irak dalam statemennya menyatakan total jumlah pengungsi selama operasi militer yang dimulai Senin pekan lalu itu hingga kemarin mencapai 9,795 jiwa yang terdiri atas 1,670 keluarga, dan sebagian besar mereka di tempatkan di empat penampungan utama yang tersebar di selatan, timur dan utara Mosul.

Rabu kemarin, dilaporkan bahwa jumlah anggota ISIS yang tewas bertambah menjadi 1,100 orang. Sebanyak 150 upaya serangan bom bunuh diri ISIS terhadap pasukan Irak berhasil digagalkan, dan lebih dari 130 posisi ISIS hancur diterjang serangan udara.

Pasukan Irak semakin mendekati Mosul dengan jarak 4 km dari “dinding pertama” Mosul.

ISIS dalam perlawanan lebih mengandalkan serangan bom bunuh diri, penebaran ranjau di jalanan yang akan dilalui oleh pasukan Irak, dan pembakaran sumur-sumur minyak untuk mencemari udara sehingga banyak penduduk di al-Qayyara mengalami sesak napas.

Abdul Rahim al-Shamri, anggota parlemen Irak, menyatakan aksi serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat juga tak kalah hebatnya dengan ISIS dalam mencemari udara. Koalisi ini telah membom sebuah pabrik sulfur dekat Hammam al-Alil, 20 km selatan Mosul, sehingga udara yang tercemar oleh kepulan asapnya sangat mengganggu gerak maju pasukan Irak.

Guardian: 50 Orang Israel Jadi Anggota ISIS

Surat kabar Guardian terbitan Inggris, Selasa (25/10/2016), mengungkap keterlibatan sekira 50 orang Israel dalam serangan kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak selama empat tahun terakhir, dan sekarang sebagian kecil di antara mereka sudah pulang ke Israel alias Palestina pendudukan.

“Di antara segelintir orang itu adalah Sabareen Zbeidt, 30 tahun, dan suaminya, Wissam, 42 tahun, yang terbang kembali ke bandara Ben Gurion Tel Aviv bulan lalu dengan tiga anak-anak mereka yang berusia antara 3 hingga 8 tahun ,” tulis Guardian sembari menyebutkan bahwa mereka menyadari akan “menghadapi hukuman penjara.”

Disebutkan bahwa mereka berada di Suriah dan Irak selama satu tahun untuk berperang bersama ISIS, dan Wissam yang terluka di bagian kaki akibat pertempuran dengan pasukan Irak telah bersusah payah pulang ke Israel dengan menembus perbatasan Suriah-Turki.  Pada tanggal 22 September mereka terbang kembali ke Israel dan “langsung ditangkap”.

Sabareen dan Wissam berasal dari keluarga berbahasa Ibrani dari kalangan kelas menengah dan sangat jauh dari radikalisme yang didukung ISIS . Dalam pemeriksaan atas keduanya telah didapat keterangan proses keradikalan mereka serta informasi mengenai orang-orang Israel lain yang menjadi anggota ISIS.

Diancam Pasukan Sekutu Suriah, Pasukan Turki Mundur

Komandan operasi pasukan sekutu Suriah mengingatkan pasukan Turki agar tidak mencoba bergerak maju atas nama “Perisai al-Furat” (Dara’ al-Furat/al-Furat Shield) dan lain-lain mendekati garis pertahanan sekutu Suriah di utara dan timur Aleppo, karena pasukan sekutu Suriah menindak tegas mereka.

Pasukan sekutu Suriah menegaskan bahwa mendekati garis pertahanan itu akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap “garis merah” sehingga akan direaksi dengan sangat tegas.

Situasi di Suriah utara semakin meradang ketika Turki menggerakkan pasukan pendukungnya untuk mendekati kota al-Bab sebelum kemudian mencapai daerah-daerah kontak dengan pasukan pemerintah Suriah dan sekutunya.

Pasukan Perisai al-Furat pada Rabu pagi kemarin segera mundur dari sejumlah daerah yang mereka datangi belakangan ini di bagian utara provinsi Aleppo. Selain itu, kawanan teroris ISIS juga terusir dari sana setelah beberapa anggotanya tewas digempur serangan udara pasukan Suriah.

Menhan Amerika Serikat Ash Carter dan sejawatnya dari Inggris Michael Fallon di Brussel, Belgia, menyatakan bahwa serangan untuk pembebasan kota Raqqah, Suriah, dari tangan ISIS akan dimulai pada “beberapa minggu mendatang.”

Ansarullah: Penyelesaian Krisis Yaman Tak Bisa Dipasrahkan Kepada PBB

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayyid Abdel Malik al-Houthi, menyatakan tak ada indikasi bahwa agresi Arab Saudi dan sekutunya terhadap Yaman akan segera berakhir.  Karena itu dia menyerukan kepada rakyat Yaman agar tetap teguh melawan agresi gerombolan negara-negara kaya minyak tersebut.

Dalam sebuah acara keagamaan, Rabu (26/10/2016), al-Houthi menambahkan bahwa penyelesaian krisis Yaman tak dapat dilimpahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia beralasan bahwa PBB sejak awal terbukti meremehkan agresi tersebut dan tak pernah menunjukkan peranan yang penuh rasa tanggungjawab.

Dia juga menegaskan bahwa dinasti al-Saud yang berkuasa di Arab Saudi sengaja memelihara pergerakan kaum takfiri demi melayani kepentingan rezim Zionis Israel yang menduduki Palestina.

Menurutnya, apa yang dilakukan Arab Saudi di Dunia Islam ialah menebar kekacauan sesuai instruksi Amerika Serikat dan merupakan kelanjutan dari “gerakan kemunafikan” yang ada di sepanjang sejarah Islam.

Di hari yang sama, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Udhma Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa Arab Saudi melakukan genosida terhadap rakyat Yaman sehingga menjadi aksi teror dalam bentuknya yang terburuk.

(irna/guardian/raialyoum/afp/alalam)