Rangkuman Berita Utama Timteng, Jumat 27 Januari 2017

suasana di wadi barada suriahJakarta, ICMES: Aktivitas sehari-hari penduduk kawasan  Wadi Barada di bagian barat Provinsi Damaskus  sudah pulih, sementara lebih dari 2600 militan telah menyerahkan senjata mereka.

Sejumlah kombatan ISIS menyusup ke daerah yang telah dibebaskan di Mosul timur, tapi sebagian besar mereka akhirnya tewas diserang pasukan Irak.

Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan Turki memisahkan diri dari koalisi pimpinan Arab Saudi dan masuk ke aliansi Rusia-Iran.

Pasukan Mesir berhasil menghabisi seorang gembong takfiri berbahaya di Semenanjung Sinai.

Berita selengkapnya;

Rusia: 2600-an Militan Suriah Letakkan Senjata Di Wadi Barada

Aktivitas sehari-hari penduduk kawasan  Wadi Barada di bagian barat Provinsi Damaskus  sudah pulih, sementara lebih dari 2600 militan telah menyerahkan senjata mereka. Demikian dinyatakan Juru bicara Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah, Kol. Alexander Blinkov, Kamis (26/1/2017).

Dia menjelaskan bahwa militan yang menolak penyerahan senjata dan pemulihan status mereka akan dikirim oleh pihak berwenang ke kota Idlib bersama keluarga mereka.

“Penduduk kawasan Sungai Wadi Bardi sudah hidup normal lagi. Tahap awal rencana rekonsiliasi kompleks sekarang sudah diimplementasikan.  Sejauh ini lebih dari 2600 orang sudah dipulihkan statusnya. Militan yang menolak meletakkan senjata dipindah ke provinsi Idlib bersama keluarga mereka di bawah pengawasan otoritas Suriah,” ungkapya kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa di saat yang sama, militan lain yang menolak gencatan senjata memilih berlindung di kawasan pegunungan sembari sesekali melancarkan serangan ke daerah-daerah pedesaan di sekitar pegunungan.

Suplai air bersih untuk Damaskus, ibu kota Suriah, sebagian besar berasal dari sumber-sumber air yang ada di lembah Wadi Barada. Suplai ini sempat beberapa lama tersabotase oleh aksi pendudukan militan terhadap sumber-sumber itu sejak 22 Desember 2016. Belakangan, Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya berhasil mengatasi ulah mereka. Setelah terkepung total, militan itu bersedia melakukan gencata dengan berbagai konsekuensinya.

Sementara itu,  SAA berhasil merebut kembali posisi-posisi Garda Presiden dari pendudukan kawanan teroris ISIS di kawasan pemakaman di poros selatan kota Deir el-Zor, Suriah timur.

SAA berhasil merebut kembali posisi-posisi itu setelah bertempur hebat melawan ISIS dengan menggunakan senjata ringan dan barat hingga menimpa banyak kerugian pada ISIS. Namun demikian, pertempuran di kawasan itu masih berlangsung sengit, dan beberapa jet tempur Rusia dan Suriah ikut menghajar kawanan ISIS di sekitar area pemakaman.

Kota dan pangkalan udara Deir ez-Zor sejak beberapa lalu dilaporkan hampir jatuh ke tangan ISIS, tapi belakangan ini pasukan Suriah tampak berhasil memperkuat posisi mereka. (sputnik/fna/alalam)

Menyebrang ke Mosul Timur, Sembilan Anggota ISIS Temui Ajal

Sejumlah kombatan kelompok teroris ISIS mencoba melancarkan serangan ke daerah yang telah dibebaskan di Mosul timur, Kamis (26/1/2017), tapi sebagian besar mereka malah  bergelimpangan disambar maut.

Dilaporkan bahwa penyerang itu berjumlah 14 orang,  sembilan di antaranya tewas, satu tertangkap, dan tiga lain berhasil kabur.

“Dengan memanfaatkan cuaca buruk, kawanan ISIS itu mencoba menyerang perbatasan distrik al-Baath dan al-Dhabat yang bersebelahan dengan Sungai Tigris di bagian timur Mosul,” ungkap Brigjen Kamal Sa’di al-Khatuni dari kesatuan Pasukan Kontra-Terorisme yang bernaung di bawah angkatan bersenjata Irak.

Dia menjelaskan bahwa mereka menyebrang Sungai Tigris dari Mosul barat ke Mosul timur dengan menggunakan dua perahu. Mereka berhasil mendarat tapi kemudian diserang oleh pasukan Irak, lalu mereka bertahan di sebuah pusat perdagangan dan rumah-rumah penduduk.

Kontak senjata terjadi dan berlangsung lebih dari tiga jam karena para teroris itu menyandera warga sipil yang ada dalam rumah, tapi mereka kemudian tumbang, sementara tiga teroris yang lolos masih diburu oleh pasukan Irak.

Pasukan Irak Selasa lalu secara resmi mengumumkan bebasnya Mosul timur dari pendudukan ISIS setelah berkobar pertempuran selama lebih dari tiga bulan.  (raialyoum/sputnik)

IRGC: Turki Keluar Dari Koalisi Saudi dan Bergabung Dengan Aliansi Iran

Penasehat Bidang Kebudayaan dan Media Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Hamid Reza Moghaddam Far menyatakan Turki memisahkan diri dari koalisi pimpinan Arab Saudi dan masuk ke aliansi Iran, sementara Amerika Serikat (AS) tak dapat ikut dalam perundingan damai Suriah di Astana, Kazakhstan, berkat penolakan Iran.

“Turki lepas dari koalisi Saudi dan bergabung dengan ke (aliansi) Rusia dan Iran,” kata Moghaddam Far dalam komentarnya mengenai perundingan Astana, Rabu (26/1/2017).

Namun demikian, dia juga menyebut Turki sebagai pemelihara teroris.

“Kehadiran Rusia dan Iran dalam pertemuan ini, terlebih Turki, sangatlah penting, mengingat Turki memelihara pra teroris. Meskipun berselisih dengan ISIS, tapi Turki menyokong Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok teroris takfiri lainnya di Suriah,” ujarnya.

Menurutnya, ketika Turki belakangan ini bergabung dengan aliansi Suriah, Iran, dan Rusia dalam penyelesaian kemelut politik maka Turki telah keluar dari kubuArab Saudi, Uni Emirat Arab, dan AS.

Dia juga mengatakan bahwa Turki dan Rusia semula menyetujui partisipasi AS dalam perundingan Astana, “tapi resistensi Republik Islam (Iran) dan syarat partisipasinya berupa ketidak hadiran AS telah membuat AS tersisih dari perundingan ini.”

“Eksistensi Iran dan keberhasilan strategi dan gagasan kami sebagai pemain besar dan utama kini terbukti bagi semua kekuatan besar,” imbuhnya.

Mengenai Saudi dia mengatakan, “Dana Saudi untuk para teroris sangat besar, tapi tak menghasilkan apapun… Iran sekarang berada dalam posisi yang dapat memaksa pihak lain agar menerima usulan-usulannya.”

Dia juga menegaskan bahwa era terorisme sudah berakhir di Irak dan Suriah, meskipun mereka masih menduduki sebagian wilayah Suriah dan Irak. (mehrnews)

Militer Mesir: Gembong Takfiri Berbahaya Tewas

Pasukan Mesir berhasil menghabisi seseorang yang disebutnya sebagai salah satu gembong takfiri berbahaya serta menangkap satu orang lainnya dan menghancurkan tiga terowongan para teroris di Rafah, Sinai Utara.

Saat mengabarkan hal ini, Kamis (26/1/2017), jubir militer Mesir di halaman facebook-nya menyebutkan bahwa dari ekstrimis takfiri itu telah disita barang bukti antara lain satu pucuk senjata api, 125 granat, dan satu pesawat walkie talkie.

Dia menambahkan bahwa bekerjasama dengan para insinyur militer, tentara Mesir berhasil menghancurkan tiga terowongan baru di bawah tanah di garis perbatasan Rafah dengan Gaza serta dua lemari berkas yang digunakan para teroris untuk memenuhi kebutuhan adimistratifnya.

Menurutnya, tentara Mesir terus melanjutkan operasi keamanan di bagian tengah Sinai dengan memblokir lokasi-lokasi yang dicurigai tersusupi oleh teroris.

Dia menjelaskan bahwa operasi ini telah menghasilkan “penangkapan terhadap satu gembong takfiri yang sangat berbahaya, terlukanya satu orang lain, hancurnya satu gudang bahan peledak, dua mobil, dan dua motor yang digunakan oleh para teroris dalam serangan ke berbagai titik dan sentra keamanan, dan hancurnya enam markas yang digunakan sebagai pangkalan untuk melancarkan operasi teror.” (raialyoum)