Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 25 November 2016

bom-mobil-irakJakarta, ICMES: Sekira 70 orang, hampir 60 di antaranya peziarah asal Iran, meninggal dunia akibat ledakan bom di kawasan Hillah, ibu kota provinsi Babil, Irak.

Kairo menepis kabar bahwa Mesir mengirim pasukannya ke Suriah.

Negara-negara pendukung pemberontakan dan terorisme di Suriah dinilai membentur jalan buntu di Suriah.

Delapan tentara Mesir terbunuh terkena ledakan bom mobil di Sinai Utara

Berita selengkapnya:

Bom Mobil Terjang Peziarah Iran di Irak, 70 Orang Terbunuh

Pejabat keamanan provinsi Babil, Irak, menyatakan sekira 70 orang, hampir 60 di antaranya peziarah asal Iran, meninggal dunia akibat ledakan bom di kawasan Hillah, ibu kota provinsi Babil, 100 km selatan Baghdad, Kamis (24/11/2016).

Bom itu ditujukan terhadap para peziarah peringatan Arbain (40 hari kesyahidan cucu Nabi Muhammad saw, Imam Husain ra) yang sedang kembali dari kota Karbala.

Serangan mematikan ini terjadi di sebuah pom bensin dekat sebuah restoran yang dihampiri banyak para peziarah untuk beristirahat.

Ledakan bom menyebabkan enam bus hangus terbakar. Ledakan berasal dari sebuah truk kontainer yang diduga berisi bahan peledak namun ditutupi dengan bahan makanan untuk mengelabui petugas.

Serangan bom mobil ini juga menyebabkan sedikitnya 20 orang menderita luka-luka.

“Sedikitnya 70 orang terbunuh, dan kurang dari 10 di antaranya adalah orang Irak, sedangkan yang lain adalah orang-orang Iran,” ungkap kepala komisi keamanan parlemen daerah Babil, Falah al-Radhi.

Gerombolan teroris paling brutal di dunia ISIS menyatakan bertanggungjawab atas serangan ini.

Dalam statemennya yang dimuat di sebuah situs khusus perang, kelompok takfiri berfaham Salafi/Wahabi ini menyatakan bahwa satu anggotanya yang memiliki julukan “Abu Fahad al-Iraqi berhasil menggerakkan truk berisi bahan peledak dan membawanya ke tengah para peziarah kemudian meledakkannya hingga menjatuhkan korban tewas dan luka sebanyak lebih dari 200 orang.”

Provinsi Babil selama ini relatif aman, namun sesekali terjadi aksi kekerasan yang menarget warga sipil dan petugas.

Mesir Kirim Tentara ke Suriah?

Seiring dengan terjadinya pendekatan antara Mesir dan Suriah, belakangan ini tersiar kabar bahwa Mesir mengirim pasukannya ke Suriah. Namun, Kamis (24/11/2016), Mesir menepis kabar itu, sementara Rusia mengaku tidak memiliki informasi mengenai keterlibatan tentara Mesir dalam perang di barisan pasukan pendukung pemerintah Suriah.

Sumber militer Mesir yang enggan disebutkan namanya karena tak berwenang memberikan keterangan kepada media mengatakan, “Mesir tidak mengirim pasukan ke luar negeri tanpa pengumuman resmi dari Majelis Pertahanan Nasional dan para menteri.”

Dia menilai tidak mungkin negaranya mengirim pasukan ke Suriah karena persyaratan yang berlaku belum terpenuhi.

“Pengiriman pasukan militer ke luar negeri bergantung pada kaidah-kaidah yang tertera dalam konstitusi dan undang-undang Mesir,” terangnya.

Menurut konstitusi Mesir, presiden selaku panglima tertinggi angkatan bersenjata tidak berwenang mengirim pasukan ke luar negeri untuk misi perang.

Bersamaan dengan ini, juru bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov mengaku tidak memiliki informasi mengenai keberadaan tentara Mesir di Suriah.

“Saya tidak memiliki informasi apapun tentang ini,” katanya saat ditanya mengenai dugaan partisipasi militer Mesir dalam penumpasan teroris di Suriah.

Bantahan atas rumor tersebut juga dinyatakan oleh juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmad Abu Zaid.

“Gunjingan mengenai pengiriman pasukan militer Mesir ke Suriah sama sekali tidak benar. Tak ada pasukan Mesir di Suriah dengan alasan apapun.”

Menurutnya, Mesir tidak berpihak kepada siapapun dalam konflik di Suriah.

“Mesir menegaskan pendiriannya yang solid mengenai perang Suriah, yaitu bahwa tak ada solusi kecuali solusi diplomatik, dan bahwa dialog adalah satu-satunya jalan untuk menyudahi krisis ini,” katanya.

Beberapa sumber media menyebutkan bahwa di Suriah juga terdapat dua pilot Mauritania dan dua pilot Aljazair . Mereka bersama pasukan pemerintah Suriah dalam sebuah misi pelatihan.

Koran al-Safir terbitan Lebanon menyebutkan sebanyak 18 pilot Mesir belakangan ini bergabung di pangkalan udara Hama, Suriah, tapi tidak jelas apakah mereka berpartisipasi dalam operasi militer. Selain itu, dua jenderal Mesir juga sudah satu bulan bertugas di markas staf angkatan bersenjata Suriah di Damaskus, ibu kota Suriah.

Al-Safir juga mengutip keterangan beberapa sumber bahwa Mesir berjanji mengirim pasukan ke Suriah.

Kabar ini beredar bersamaan dengan heboh pertanyaan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dalam wawancara dengan TV RPT milik Portugal Selasa lalu bahwa dia mendukung pasukan pemerintah Suriah.  “Yang utama bagi Mesir ialah menyokong tentara nasional di Libya, demikian pula di Suriah dan Irak, demi pulihnya keamanan di negara-negara ini,” katanya.

Al-Watan: Para Pendukung Terorisme Tabrak Jalan Buntu di Suriah

Negara-negara pendukung pemberontakan dan terorisme di Suriah membentur jalan buntu dan kandas di Suriah. Demikian dinyatakan surat kabar al-Watan terbitan Muscat, Oman, Kamis (24/11/2016).

“Agenda, konspirasi, dan propaganda anti pemerintah Suriah dan negara-negara sekutunya oleh sejumlah negara pendukung teroris sudah kandas, dan semua orang mengetahui bahwa investasi politik mereka telah menimbulkan fenomena terorisme,” tulis al-Watan dalam editorialnya.

Al-Watan menyebutkan bahwa statemen Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura tak ubahnya dengan rekomendasi untuk kontinyuitas konspirasi musuh-musuh Suriah, terutama Turki, Israel, dan Amerika Serikat yang selama ini mengagresi Suriah dan getol menyokong para teroris dengan tujuan mengoyak integritas Suriah.

Koran berbahasa Arab ini menyayang sikap de Mistura, karena alih-alih membawa agenda pembasmian terorisme, dia malah bermaksud memberikan anugerah kepada para teroris. Dia yang sekian lama bungkam tiba-tiba turun ke pentas dengan bekal ide disintegrasi Suriah, dan datang ke Damaskus, ibu kota Suriah, semata-mata demi menyelamatkan Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok teroris lain.

Dalam rangka ini, lanjut al-Watan, de Mistura sengaja berdalih ingin menyelamatkan warga sipil di Aleppo timur.

Bom Mobil Tewaskan 8 Tentara Mesir

Militer Mesir menyatakan delapan anggotanya terbunuh terkena ledakan bom mobil yang ditujukan terhadap sebuah pos keamanan di Sinai Utara, Kamis (24/11/2016).

Dilaporkan bahwa kawanan bersenjata telah melancarkan serangan dengan menggunakan mobil yang membawa banyak bahan peledak.

Serangan ini disusul dengan kontak senjata yang menewaskan tiga teroris dan melukai beberapa leainnya.

Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan ini, tapi dalam berbagai peristiwa serangan serupa yang terjadi selama ini di Mesir kelompok teroris cabang ISIS yang menamakan dirinya Wilayat Sinai menyatakan bertanggungjawab.

Serangan yang terjadi kali ini adalah yang paling mematikan pasca serangan teroris terhadap pos tentara di kawasan Beir al-Abd pada 14 Oktober lalu yang menewaskan 12 tentara Mesir. (mm/alalam/afp/anadolu/rayalyoum/alwatan/afp)