Rangkuman Berita Utama Timteng, Jumat 23 Desember 2016

rakyat-suriah-rayakan-kemenanganJakarta, ICMES: Suriah secara resmi mengumumkan bebasnya seluruh bagian kota Aleppo dari pendudukan pemberontak dan teroris.

Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan menyatakan kemenangan ini bukan hanya miliki Suriah, tapi juga negara-negara sekutunya.

Berita selengkapnya;

Suriah Umumkan Pembebasan Aleppo, Rakyat Suriah Bersuka Ria

Pasukan pemerintah Suriah, Kamis (22/12/2016), secara resmi mengumumkan bahwa seluruh bagian kota Aleppo sudah bebas dari pendudukan kubu pemberontak dan teroris, dan kembali ke tangan pemerintah Suriah.

“Berkat darah syuhada mulia, kepahlawanan dan pengorbanan angkatan bersenjata gagah berani kita beserta pasukan pendukung dan sekutu, serta keteguhan tekad bangsa kita, komando umum angkatan bersenjata mengumumkan pulihnya kembali keamanan dan ketentraman kota ini setelah dibebaskan dari para teroris dan keluarnya sisa-sisa mereka dari kota ini,” bunyi pengumuman itu.

Mendengar pengumuman ini, jalanan kota terbesar kedua di Suriah ini Kamis malam sontak berubah menjadi arena sukaria penduduk. Suasana kota ini mendadak diriuhkan oleh suara tepuk tangan dan klakson kendaraan ribuan penduduk yang turun jalan-jalan utama bagian barat Aleppo. Sedangkan bagian timur tetap lengang dan lebih menyerupai kota mati karena puluhan ribu penduduknya sudah mengungsi setelah sekian lama terjebak di tengah pertempuran sengit.

“Kegembiraan kami sangat besar, kami tidak menganggap lima tahun keberadaan para teroris di sini sebagai bagian dari hidup kami, sekarang Aleppo sudah kembali,” ujar seorang warga di Aleppo kepada AFP.

TV Suriah Kamis malam juga menayangkan suasana pesta kegembiraan rakyat Suriah di kota Latakia dan Homs tak lama setelah pengumuman tersebut.

Pengumuman ini disampaikan setelah proses evakuasi kawanan bersenjata pemberontak dan teroris serta warga sipil dari Aleppo timur tuntas.

Rakyat Suriah turun ke jalan-jalan sambil mengibarkan bendera Suriah dan Suriah serta poster Presiden Bashar al-Assad. Sebagian orang mengekspresikan kegembiraannya dengan melepaskan tembakan ke udara.

Bebasnya Aleppo tercatat sebagai kemenangan terbesar pasukan pemerintah dalam krisis pemberontakan dan terorisme yang terjadi sejak tahun 2011 dengan korban tewas lebih dari 310,000 orang. (irna/raialyoum)

Al-Assad: Negara-Negara Musuh Kalah di Aleppo

Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan bahwa bebasnya Aleppo dari cengkraman kawanan pemberontak dan teroris merupakan kemenangan bukan hanya bagi Suriah, melainkan juga bagi negara-negara lain yang selama ini andil besar dalam perang melawan terorisme, terutama Iran dan Rusia, sekaligus kekalahan bagi semua negara musuh Suriah yang telah menjadikan terorisme sebagai senjata untuk melicinkan ambisi mereka.

Hal ini dikatakan al-Assad dalam pertemuan dengan Wakil Menlu Iran urusan Arab dan Afrika Hossein Jaber Ansari dan rombongan delegasi yang menyertainya di Damaskus, ibu kota Suriah, Kamis (22/12/2016).

Kantor kepresidenan Suriah dalam statemennya menyebutkan bahwa pertemuan ini membicarakan perkembangan situasi terkini regional dan global.

Kantor kepresidenan Suriah juga menyatakan bahwa dalam pertemuan al-Assad dengan Ansari telah ditegaskan pentingnya kemenangan pasukan pemerintah Suriah dalam perang di Aleppo. Kemenangan ini dinilai sebagai satu langkah fundamental dalam proses penumpasan terorisme di semua wilayah Suriah dan upaya mewujudkan situasi yang kondusif bagi penyelesaian perang.

Di pihak lain, Ansari menjelaskan kepada al-Assad perkembangan upaya diplomatik yang telah dilakukan untuk membantu penuntasan terorisme yang sudah sekian tahun dipaksakan terhadap bangsa Suriah, terutama terkait pertemuan segi tiga Rusia, Iran dan Turki yang diselenggarakan di Moskow, ibu kota Rusia, Selasa lalu.  (irna/rayalyoum)

ISIS Sebar Video Pembakaran Dua Tentara Turki

Kelompok teroris paling brutal dan kejam di dunia, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kembali memamerkan kebiadabannya di depan mata dunia. Gerombolan ekstrimis takfiri pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi yang mengaku sebagai khalifah bagi umat Islam ini memublikasi rekaman video aksi mereka membakar hidup-hidup dua tentara Turki.

Dalam vidoe terlihat terlihat dua pria mengenakan seragam tentara yang tampaknya sudah disiram dengan cairan bahan bakar. Keduanya dikeluarkan dari sangkar besi dan disuruh berjalan merangkak seperti anjing, dituntun oleh dua pria teroris bercambat lebat dan panjang serta berpakaian serba hitam di sebuah gurun. Semua wajah terlihat jelas tanpa mengenakan penutup muka.

Kedua pria yang disebut-sebut sebagai tentara Turki yang tertangkap oleh ISIS di provinsi Aleppo itu kemudian berdiri dengan kaki telanjang dan kondisi leher terlilit tali yang kemudian menjadi sumbu bagi api yang menjalar dan membakar tubuh keduanya dari arah belakang.

Kobaran api membuat keduanya menggelepar kesakitan di tanah. Mereka berusaha memadamkan api yang menjilat tubuhnya, tapi sia-sia karena pakaian mereka sudah disiram bahan bakar. Mereka akhirnya pingsan dan mati.

Setelah kabar perilisian video ini tersiar, pemerintah Turki segera menutup outlet media sosial demi menghentikan warganya melihat aksi kejam yang menimpa dua tentaranya ini.

Turki belakngan terlibat pertempuran hebat melawan ISIS untuk merebut kota al-Bab di bagian timur provinsi Aleppo, Suriah, dari pendudukan ISIS.

Kamis kemarin Kemhan Turki menyatakan 16 tentara Turki tewas terkena serangan bom bunuh diri ISIS sehari sebelumnya, dan dengan demikian total  jumlah tentara Turki yang tewas dalam operasi bersandi Perisai Furat menjadi 37 orang.

Belakangan juga dikabarkan bahwa pasukan Turki telah membunuh sedikitnya 45 teroris ISIS di sekitar kota a-Bab.   (dailymail)

Relawan Tak Boleh Masuk ke Mosul, Perang Jadi Berkepanjangan

Baghdad, LiputanIslam.com –   Sekjen gerakan al-Nujaba, salah satu komponen relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Syeikh Akram al-Kaabi, Kamis (22/12/2016), menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang menjadi penyebab utama keterhambatan operasi militer Irak untuk pembebasan Mosul, ibu kota provinsi Nineveh, Irak utara.

Menurutnya,  operasi pembebasan Mosul semula berjalan lancar, tapi kemudian terhambat oleh berbagai intervensi negatif koalisi internasional pimpinan AS.

Dia menjelaskan bahwa perang Mosul berkepanjangan dan memakan waktu lama karena relawan Irak al-Hashd al-Shaabi tidak diperbolehkan masuk ke kota kedua terbesar di Irak ini, dan tentara AS tidak dienyahkan dari pangkalan al-Qayarah dan dijauhkan dari medan laga.

Dia prihatin karena Mosul seharusnya sudah bisa dibebaskan sebelum akhir tahun 2016, tapi kenyataannya sampai sekarang baru 50 persen wilayah Mosul timur yang berhasil dibebaskan. Kelambanan ini terjadi karena zona udara provinsi Nineveh dikuasai oleh tentara AS. Selain itu, gerak maju pasukan al-Hasdh al-Shaabi di poros barat Mosul juga lamban akibat tekanan AS dan Turki.

“Hanya rezim Zionis serta imperialis Barat, AS dan Inggris, yang diuntungkan oleh ketegangan regional, sedangkan Arab Saudi hanya membuntuti dan menjadi eksekutor rencana-rencana Zionis,” katanya.

Sekjen gerakan al-Nujaba yang sebagian pasukannya dewasa ini ikut berperang melawan teroris di Suriah dengan persetujuan pemerintah Damaskus ini melanjutkan bahwa kebersamaan perang Mosul dan Aleppo telah menjatuhkan mental musuh dan menjadi pukulan besar bagi para pendukung terorisme.

“Keterlibatan para pejuang al-Nujaba dalam pembebasan Aleppo sedemikian aktif sehingga terlihat sekali dari air mata AS di Dewan Keamanan PBB dan tuduhan-tuduhan mereka terhadap al-Nujaba,” ujarnya.

Syeikh Akram al-Kaabi menyebut wakil tetap AS di PBB Samantha Power sebagai pejabat media takfiri di Suriah dan bermaksud mencantumkan nama gerakan al-Nujaba dalam daftar organisasi teroris.

“Kemenangan di Aleppo merupakan kemenangan bukan hanya atas kelompok-kelompok takfiri, melainkan juga atas kejahatan AS, Israel dan Inggris,”tegasnya.

Lebih jauh dia menyebut Republik Islam Iran sebagai satu-satunya negara yang senantiasa berpihak pada poros muqawamah (resistensi) Islam di Irak dan ikut merasakan penderitaan bangsa Irak. (irna)