Rangkuman Berita Utama Timteng, Jumat 10 Maret 2017

rudal hormuz 1 iran

Rudal Hormuz 1 milik Iran

Jakarta, ICMES:  Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan tentara Iran ini sukses mengujicoba rudal balistik kelas Hormuz 2. Pasukan elit Iran juga menegaskan bahwa

Hizbullah dan para pemuda revolusioner dapat menyerang Rezim Zionis Israel kapanpun mereka menghendakinya.

Tentara Suriah berhasil membebaskan pangkalan udara al-Jarrah di provinsi Aleppo dari pendudukan kelompok teroris ISIS.

Hizbullah Lebanon menyayangkan sikap sejumlah negara Arab membantu Rezim Zionis Israel yang jelas-jelas musuh bagi bangsa-bangsa Arab dan umat Islam.

Berita selengkapnya;

Tak Gubris Gertakan AS, Iran Ujicoba Rudal Balistik Lagi

Komandan pasukan dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Kamis (9/3/2017), mengumumkan bahwa tentara Iran ini baru saja sukses mengujicoba rudal balistik kelas Hormuz 2.

“Pada beberapa hari lalu kami telah meluncurkan rudal Hormuz 2, dan berhasil menghancurkan sasaran di laut dari jarak 250 km,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa rudal berjarak tempuh 300 km itu dilesatkan dari kawasan pantai Makran, Iran, dan dapat menghantam target berdimensi kecil di Laut Oman.

Teheran menyebut bahwa Hormuz 2 merupakan rudal balistik yang dapat menghancurkan obyek bergerak di atas permukaan laut dengan presisi yang sangat tinggi.

Ujicoba rudal balistik ini merupakan yang kedua kalinya sejak Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat.

Tanggal 1 Maret lalu Iran mengumumkan telah mengujicoba sistem pertahanan udara “Bavar 373” yang mirip dengan S-300.

Senin lalu Menhan Iran Brogejn Hossein Dehgan mengingatkan bahwa militer Iran siap memberi kejutan kepada musuh-musuhnya jika mereka menyerang Iran.

Sabtu pekan lalu perahu-perahu tempur tentara Iran di Selat Hormuz mencegat kapal USNS Invincible milik Angkatan Laut AS yang berpatroli dibarengi tiga kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris hingga kapal-kapal ini terpaksa mengubah haluan.

Terkait dengan ujicoba rudal balistik Iran, D. Trump awal Februari lalu memberikan peringatan keras terhadap Iran dengan menyatakan, “Iran bermain api, mereka tidak menghargai betapa ‘jenis’ Presiden Obama adalah untuk mereka. Bukan saya! “

Berbeda dengan Trump, Kemlu Rusia menyatakan Moskow tidak menganggap ujicoba rudal balistik Iran tidak melanggar perjanjian internasional.

“Dalam kondisi ini Iran sebenarnya tidak melakukan pelanggaran apapun, karena tindakan ini memang tidak dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB maupun JCPOA (perjanjian nuklir Iran) yang bersangkutan hanya dengan program nuklir Iran,” ungkap Kemlu Rusia. (farsnews/upi/independent/interfax)

IRGC: Israel Tak Mungkin Aman

Wakil Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran Brigjen Hossein Salami menyatakan bahwa Hizbullah dan para pemuda revolusioner dapat menyerang Rezim Zionis Israel kapanpun mereka menghendakinya.

Dia menyebut negara-negara Arab Teluk sebagai sebagai pecundang yang tak dapat berbuat tanpa restu kekuatan imperialis dunia.

“Negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan negara-negara yang berlagak Islam tak dapat menempuh langkah apapun tanpa lampu hijau dari imperialis, dan Iran adalah satu-satunya negara yang memikirkan bangsa-bangsa Muslim yang tertindas,’ ungkap Salami.

Dia memastikan bahwa umat Islam pasti menang dan mendapat pertolongan dari Allah jika mereka berani terjun ke medan jihad.

“Kami telah menemukan contohnya yang nyata di era delapan tahun pertahanan suci (perang Iran-Irak).  Negara kami menang atas (kekuatan) dunia meski tak memiliki perlengkapan dan peralatan perang canggih.  Iran juga menjadi sasaran selama hampir empat dekade, dan kini semakin menjadi dari tahun ke tahun.”

Dia kemudian menyatakan bahwa Israel bukanlah kawasan yang aman meskipun represi oleh kaum Zionis terus dilakukan demi menjamin keamanannya.

“Hizbullah dan para pemuda revolusioner akan menyerang Rezim Zionis kapanpun mereka mengambil keputusan untuk ini,” tegasnya. (tasnim)

Tentara Suriah Rebut Kembali Bandara al-Jarah Dari Tangan ISIS

Pasukan pemerintah Suriah berhasil membebaskan pangkalan udara al-Jarrah di provinsi Aleppo dari pendudukan kelompok teroris ISIS.

Sumber militer Suriah menyatakan kawanan teroris ISIS telah menyingkir dari pangkalan udara al-Jarrah, Kamis (9/3/2017), setelah mendapat gempuran pasukan Suriah untuk merebut kembali pangkalan ini.

“Tentara Suriah dan pasukan sekutunya telah melancarkan serangan masif ke pelabuhan udara hari dan berhasil menguasainya secara penuh setelah para anggira ISIS mundur di bawa gempuran artileri dan serangan udara yang menyebabkan tewas dan lukanya lebih dari 30 anggota ISIS,” ungkap sumber itu kepada DPA.

Belum ada laporan dari sumber resmi mengenai pembebasan pangkalan udara yang diduduki ISIS sejak Oktober 2014 tersebut.

Sumber ini menambahkan bahwa di hari yang sama tentara Suriah juga menguasai beberapa desa di sekitar pangkalan udara al-Jarrah dan memblokir jalur internasional antara Raqqah dan Aleppo, sementara Maskanah yang merupakan kota terbesar di bagian timur provinsi Aleppo secara militer juga berada dalam tekanan tentara Suriah yang hanya tinggal menunggu waktu untuk menguasainya.

Dia juga menjelaskan bahwa tentara Suriah sedang mengepung distrik Dayr Hafir di bagian timur provinsi Aleppo, dan jika mereka nanti dapat menguasai Maskanah dan distrik ini maka terbukalah jalan bagi mereka untuk bergerak menuju kota Tabqa yang merupakan markas pertama ISIS di provinsi Raqqah.

Pangkalan udara al-Jarrah terletak di jalur yang menghubungkan Dayr Hafir dengan Maskanah yang berjarak 60 km dari kota Aleppo. (raialyoum)

Hizbullah: Israel Musuh, Tapi Malah Dibantu Sebagian Negara Arab

Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon Syeikh Naim Qassem menyayangkan sikap sejumlah negara Arab yang, menurutnya, malah membantu Rezim Zionis Israel yang jelas-jelas musuh bagi bangsa-bangsa Arab dan umat Islam.

“Tampaknya kita mulai melupakan bahwa kita memiliki musuh nyata yang bernama Israel. Rezim Zionis ini berusaha mendatangi negara-negara Arab, media dunia, dan Dewan Keamanan PBB sambil membawa propaganda keteraniayaan, dan selalu menyebut Hizbullah, Iran dan para pejuang muqawamah Palestina sebagai pihak yang tidak menghendaki ketentraman Israel. Israel seolah berhak merampas tanah orang lain. Naifnya, sebagian negara, termasuk sejumlah negara Arab, malah membantu Israel,” ungkapnya, Kamis (9/3/2017).

Dia mengingatkan bahwa Israel adalah rezim agresor yang telah mengacaukan perimbangan di kawasan Timteng sejak 30 tahun silam.

“Israel bermain di balik ISIS, al-Nusra, dan penghancuran Suriah. Harus kami katakan bahwa Israellah biang keroknya. Biang keroknya adalah rezim pendudukan, bukan pihak yang membela tanah airnya dan berjuang demi kehormatan dan martabatnya,” lanjut Qassem.

Dia juga menegaskan bahwa seandainya Hizbullah tidak bertindak niscaya Lebanon tidak akan bebas lagi, para teroris takfiri tidak angkat kaki dari Lebanon , dan adu domba bertubi-tubi antara Sunni dan Syiah tak akan berhenti. (alahed)