Rangkuman Berita Utama Timteng, Rabu 5 Oktober 2016

peringatan-imam-husain-di-pakistanJakarta, ICMES: Adanya aksi teror di tengah hari-hari peringatan syahidnya cucunda Nabi Muhammad saw, Imam Husain ra, warga Sunni kota Gilgit di Pakistan bersedia mengawal prosesi belasungkawa yang biasa digelar terutama oleh warga Syiah. Kesediaan menjadi langkah besar dalam perlawanan terhadap upaya pemecahbelahan Sunni dan Syiah di Pakistan. Di Palestina, pemerintah  otonomi menunda pemilu kota yang semula dijadwalkan pada tanggal 8 Oktober di Tepi Barat.  Terkait perkembangan situasi Suriah, Rusia mengakui telah mengerahkan sistem rudal S-300 permukaan ke udara ke Suriah, sembari menegaskan bahwa sistem misil itu semata-mata demi pertahanan dan bukan untuk mengancam.

Di Lebanon, sesama kelompok teroris ISIS dan Jabhat al-Nusra terlibat pertempuran sengit satu sama lain di wilayah pegunungan di timur dan timur laut Lebanon hingga menjatuhkan beberapa korban tewas dan luka di antara mereka, sementara di Irak Perdana Menteri Irak Haider Abadi menyatakan bahwa operasi pembebasan kota Mosul, Irak utara, dari pendudukan ISIS sudah dekat. Dan terkait kecamuk perang di Aleppo Suriah, Liga Arab meminta segera diadakan gencatan senjata secepatnya dan  menyerukan supaya upaya regional dan internasional digalakkan lagi demi menghidupkan dialog antara oposisi dan pemerintah Suriah.

Berikut ini adalah rangkuman berita utama Timteng tersebut;

Warga Sunni Pakistan Siap Kawal Majlis Duka Imam Husain

Menyusul ancaman bom diri dan aksi teror di hari-hari dukacita untuk Imam Husain as, warga Sunni kota Gilgit menyatakan kesediaan untuk mengawal rombongan belasungkawa Husaini.

Sikap warga Ahlussunnah ini adalah langkah besar dalam melawan upaya pemecahbelahan kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan.

Terkait hal ini, seorang anggota Komunitas Ahlussunnah Gilgit berkata,”Ini adalah hal yang mesti kami lakukan. Insya Allah kami akan melaksanakannya… Kami akan menghadiri majlis duka Imam Husain yang diadakan Syiah. Kami akan melakukan segalanya agar mereka bisa menyelenggarakan acara dengan aman.”

Pemerintah Palestina Tunda Pemilu Kota

Pemerintah Palestina menunda pemilu kota yang sebelumnya direncanakan pada tanggal 8 Oktober di kawasan pendudukan Tepi Barat. Keputusan ini keluar dalam pertemuan mingguan di al-Khalil pada Selasa (4/10/16).

Keputusan penundaan ini dibuat sehari setelah Mahkamah Agung Palestina meminta pemilu kota dilakukan di Tepi Barat saja, karena pemerintahan di Jalur Gaza tidak punya jaminan keamanan untuk menggelar pemilihan suara.

Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, menolak keputusan ini karena bias terhadap gerakan Fatah dan berseberangan dengan keinginan rakyat Palestina. Mereka juga menyatakan Palestina tidak menerima aksi penggelapan dalam pemilu ini.

“Keputusan Mahkamah Agung untuk menggelar pemilu lokal di Tepi Barat saja dan bukan di Jalur Gaza sangat dipolitisasi oleh Fatah,” demikian pernyataan Hamas.

Rusia Akui Kerahkan Sistem Anti Rudal S-300 ke Suriah

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia  Igor Konashenkov mengakui pihaknya telah mengerahkan sistem rudal S-300 permukaan ke udara ke Suriah.

“Memang, Republik Arab Suriah menerima sistem rudal S-300 anti-pesawat. Sistem ini dicanangkan untuk menjamin keamanan pangkalan angkatan laut di kota Tartus (Suriah) dan kapal yang berada di wilayah pesisir, “ungkap Konashenkov dalam statemen yang dirilis Selasa (4/10/2016).

Dia mengaku heran mengapa pengerahan sistem itu dipermasalahkan. Sebab, menurutnya, sistem misil itu semata-mata untuk tujuan pertahanan dan sama sekali bukan untuk mengancam.

Statemen ini dirilis beberapa jam setelah Fox News mengutip pernyataan tiga pejabat Amerika Serikat (AS) bahwa Rusia telah mengirimkan sistem S-300 ke Suriah pada akhir pekan lalu, dan bahwa ini merupakan pertama kalinya Rusia  mengerahkan sistem supercanggih itu di luar perbatasannya. Para pejabat AS itu lantas menganggap Rusia bersikeras meningkatkan operasi militernya di Suriah.

ISIS Bertempur Sengit Melawan al-Nusra Wilayah Timur Lebanon

Dua kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Jabhat al-Nusra terlibat pertempuran sengit satu sama lain di wilayah pegunungan di timur dan timur laut Lebanon hingga menjatuhkan beberapa korban tewas dan luka di antara mereka, Selasa (4/10/2016).

ISIS dan Jabhat al-Nusra menduduki beberapa daerah Lebanon, terutama di wilayah pegunungan di bagian perbatasan timur negara ini. Tentara Lebanon tidak dapat membersihkan beberapa daerah itu dari kawanan teroris akibat adanya penentangan dari sejumlah kelompok politik yang didukung Arab Saudi, dengan alasan demi menghindari konflik partisan.

PM Irak Nyatakan Operasi Pembebasan Mosul Sudah Dekat

Perdana Menteri Irak Haider Abadi menyatakan bahwa operasi pembebasan kota Mosul, Irak utara, “dari kezaliman kelompok teroris ISIS” sudah dekat, “dan sebagaimana dalam beberapa hari terakhir ini bendera nasional Irak telah dikibarkan di Shurkat dan Qayarah, bendera ini juga akan segera dikibarkan di jantung kota Mosul.”

Pernyataan ini ditujukan Abadi terutama kepada penduduk Mosul, dan disampaikan langsung dalam kata sambutannya pada acara peresmian radio “Suara Republik Irak di Mosul”, Selasa (4/10/2016).

Dua hari sebelumnya, stasiun Radio ISIS di Mosul dihantam serangan udara dan kemudian dioperasikan radio baru milik pemerintah Irak dengan nama tersebut.

Perdana Menteri Irak selaku panglima tertinggi angkatan bersenjata Irak meminta penduduk Mosul bekerjasama sepenuhnya dengan pasukan Irak dalam proses operasi pembebasan Mosul.

Dia tidak menyebutkan secara persis kapan operasi pembebasan itu akan dimulai, namun salah seorang pemimpin suku Arab lokal yang meminta identitasnya dirahasiakan memperkirakan bahwa operasi pembebasan Mosul akan dimulai pertengahan bulan ini.

Liga Arab Serukan Gencatan Senjata di Aleppo

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmet Aboul Gheit meminta segera diadakan gencatan senjata secepatnya di kota Aleppo, Suriah, demi penyaluran bantuan kemanusiaan, serta menyerukan supaya upaya regional dan internasional digalakkan lagi demi menghidupkan dialog antara oposisi dan pemerintah Suriah.

“Apa yang terjadi sekarang adalah pembantaian dalam arti yang sesungguhnya, dan gencatan senjata harus diterapkan,” ujarnya dalam sidang darurat Liga Arab tingkat delegasi 22 negara anggotanya di Kairo, Mesir, Selasa (4/10/2016) untuk membahas situasi kemanusiaan di Aleppo.

Dia menyerukan supaya masyarakat Arab berperan dalam penyelesaian krisis Suriah dan meminta Kelompok Sahabat Suriah (Syrian Support Group/SSG) untuk setidaknya mengupayakan gencatan senjata di Aleppo.

(abna /presstv/RT/ina/irna/RT/AFP)